Pacar Bengek Aing

Cupang Pembawa Masalah

"Law....plis....aaa..aaah,"

Ah udah lah, udah lah. Law didiemin emang makin ngelunjak ah! Kesel juga gua jadi author.

"Law, tolong lepasin gua..." kata kamu sambil menggeliat di tubuhnya Law.

"Bentar dong, sayang....aku belum selesai,"

Si jamur laknat ini nggak habis-habisnya mengigiti leher kamu. Pelukannya sungguh erat sekali. Satu tangannya di perut kamu, satu lagi di pundak kamu sambil megangin wajahmu. Terlihat Bepo makin ngeri aja liat kapten bengeknya itu makin ganas.

Sedangkan Shachi dan Penguin cuma ketawa licik. Kamu sih kayaknya pasrah aja sama perlakuan Law. Kalo gua mah auto pingsan. Eh tapi jangan deh, entar dia makin jadi nanti.

"HUAAAA! KAPTEN....KAPTEN...."

"Hmmmmp.....," Law lalu menyerang bibirmu lagi, tapi lebih ganas dari yang tadi sih.

Tak lama dia melepas tautannya. Muka kamu asli memerah. Merah banget njir. Nggak kuat lagi aku.

Law yang kayaknya udah puas menaruh kepalanya di pundak kamu. Shachi dan Penguin menunjukan seringainya. Puas sekali dengan rencana cemerlangnya berhasil (Hah? Gimana? Apanya yang cemerlang?).

"Udah ya sayang, aku dah kenyang nih,"

Kenyang apaan, Law!

"Kapten, udah ya.... jangan dibaperin lagi,"

"Lah sampe mbekas lho! Shachi liat tuh!"

Shachi ngeliat ada bekas biru keunguan di leher kamu. Kamu pun panik mendengar ucapan Penguin. Lah bentar diapain kamu sama Ace. Nggak deng, Law deh yang bakalan diapain.

Law mengecup leher kamu yang ada bekasnya. Dia juga mengusapnya dengan tangan kirinya yang tadi ada di perut kamu.

"Mulai sekarang kita jadian. Maafin aku yah kalo tadi aku agak kasar sama kamu," bisik Law bikin kamu merinding.

Dia mulai melepas pelukannya kecuali tangan kanannya yang masih megang kepala kamu. Kini kamu empat mata dengan Law. Dahi kamu masih panas gara-gara jamur bengek ini. Law mulai melepas topinya, sehingga menampakan penampilannya yang ganas.

(Before)