Adrian sontak terkekeh pelan. "Sorry Sorry, aku kelepasan! Melihat mereka yang masih malu-malu mengingatkanku pada masa lalu kita dulu."
Davira dengan reflek menoleh kearah Kaivan yang juga ternyata sedang menatap dirinya. Pria itu terlihat tidak terganggu dengan obrolan itu, berbeda dengan dirinya yang ingin segera menghilang dari tempat itu.
##
Sepanjang pesta berlangsung, Davira hanya bercengkerama dengan Naya dan juga anak-anaknya, wanita berusia 40 tahun itu selalu menemaninya di saat semua orang sibuk dengan tamu-tamu mereka. Tapi ada kalanya Davira sendirian saat Naya di ajak oleh suaminya yang merupakan anak tertua dari keluarga Fernandez untuk membaur dengan para relasinya di pesta itu. Sesekali Kiano mendatanginya, namun tak berlangsung lama karena pria itu akan langsung di tarik-tarik kembali oleh Stella. Gadis itu seakan tak membiarkan Kiano berada di dekatnya.
Bukan. Davira bukannya sedang merasa cemburu melihat hal itu. Dia hanya kesal, karena setelah ditinggal tidur oleh Sharon, kini ia merasa sendirian disana. Kaivan, orang terdekatnya di keluarga itu sekarang sibuk dengan kekasih barunya hingga tak sekalipun ia mendatanginya untuk mengajaknya bicara, terakhir saat ia mengantarkan Sharon padanya, dan berakhir dengan dirinya yang merasa tak nyaman mana kala status mereka di perbincangkan oleh orang-orang terdekat keluarga Fernandez.
Tak lama, Kiano pamit padanya untuk mengantarkan Stella yang tengah mabuk pulang kerumahnya. Entah bagaimana caranya gadis itu bisa mabuk, mengingat tidak ada satupun minuman beralkohol yang tersedia disana. Davira heran dengan Stella, gadis itu memiliki segalanya yang tidak di miliki oleh dirinya sejak lama, keluarga lengkap dengan latar belakang yang sempurna, apa yang di inginkan, ia hanya tinggal meminta pada kedua orang tuanya, maka bimsalabim dalam hitungan detik saja semua keinginannya langsung terpenuhi.
Tapi bagi Davira, semua hal yang di miliki itu akan percuma jika tidak punya harga diri. Sikap Stella yang pantang menyerah dalam mengejar Kiano, entah mengapa Davira merasa malu sendiri sebagai sesama wanita. Gadis itu bahkan masih berusia 19 tahun, kuliah saja belum lulus tapi rela menggadaikan harga dirinya demi mengemis cinta Kiano yang bahkan hanya menganggapnya seorang bocah.
Tapi terserahlah, Davira tidak mau ikut campur. Itu pilihannya untuk menjadi seperti itu. Davira sesungguhnya tidak peduli dengan apapun itu yang berhubungan dengan Stella. Hanya saja Davira merasa di rugikan dengan sikapnya itu yang kerap melampiaskan kemarahan padanya-tiap kali ia mendapatkan penolakan dari Kiano. Seakan dirinya adalah penghalang bagi Stella dalam mendapatkan cinta Kiano, maka itulah sikap Stella padanya tidak pernah baik.
Pukul 9 malam, Davira memutuskan untuk pulang. Ia berpamitan pada Alea dan Dava, lalu keduanya menyarankan untuk menunggu Kiano, namun Davira menolak dan memaksa tetap pulang dengan alasan ia sudah sangat mengantuk. Akhirnya Davira yang sudah sangat lelah tak mendebat lagi saat Alea menyarankannya untuk pulang dengan di antarkan supir mereka.
Davira menunggu mobil yang akan mengantarnya pulang di undakan teras, ia hendak melangkah menuju mobil yang berhenti di hadapannya, namun tertegun saat melihat Kaivanlah orang yang berada di balik kemudi itu.
Davira melengos, saat kesadaran sudah mengusainya. Dia mencari-cari mobil yang di tujukan untuknya, namun ia tak menemukan tanda-tanda adanya mesin mobil yang menyala di antara deretan mobil-mobil mewah yang terparkir di sana.
"Ayo naik!"
Perintah itu mengejutkan Davira. Ia membalas tatapan Kaivan yang tenang dengan perasaan yang berkecamuk.
"Nggak usah Kak, aku pulang dengan Pak Diman," balas Davira sambil menyebutkan nama sang supir.
"Mang Diman udah Kakak suruh buat istirahat!" ucap Kaivan tegas, ia masih menatap Davira dalam dengan wajah tenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIRA (My Beloved Ex Brother in Law)
Romance21+ dede gemes di larang membaca cerita ini yes😉 Budayakan memfollow sebelum membaca!! ---------------------------------- Kisah tentang Davira yang terperangkap dalam pesona sang mantan kakak ipar. Ia melupakan fakta bahwa Kaivan selama ini mengang...