##
"Ya Tuhan, apa aku sudah keterlaluan?" Dengan ekpresi tak percayanya, ia terus mengulangi pertanyaan yang sama di dalam mobil.
Kaivan yang tengah menyetir tak mampu menahan senyumnya menyaksikan kepanikan yang Davira rasakan.
"Ya, dan kamu melakukannya dengan baik!" ucapnya.
Davira tidak tahu itu sebuah pujian ataukah Kaivan sebenarnya sedang mengoloknya. Tapi sungguh tindakan spontannya saat di pesta tadi membuatnya merasa malu dan juga tak enak hati. Dia tidak menyangka kalau reaksi Melody akan sangat berlebihan seperti tadi.
"Maaf ya Kak atas kejadian tadi. Vira benar-benar nggak nyangka kalah reaksi dia akan seperti itu," kata Davira sungguh-sungguh.
Dia hanya merasa tidak suka dengan Melody, karena sudah sejak dulu wanita itu selalu mengganggu rumah tangga Kakaknya. Meski mereka tidak pernah bertemu sebelumnya, tapi sedikit banyak di masa lalu Davina sering menceritakan tentang Melody padanya. Sungguh, wanita itu benar-benar tidak tahu malu, padahal dulu dia sendiri yang sudah menyelingkuhi Kaivan hingga Kaivan memutuskan hubungan mereka--sebelum bertemu dengan Davina. Tapi disaat Kaivan sudah hidup bahagia bersama Davina, Melody seolah tidak rela hingga ia tidak berhenti mengejarnya. Bahkan setahu Davira, wanita itu juga sampai mengerjar Kaivan ke Amerika. Tapi untungnya Kaivan yang sudah terlanjur ilfeel padanya, tidak sedikitpun berniat untuk kembali pada Melody.
Kaivan menoleh sebelum mengulurkan tangan untuk mengusap kepalanya. "Untuk apa meminta maaf? Kakak malah senang, kamu sudah mau membantu Kakak. Tapi yah ... seharusnya kamu tidak perlu mengatakan itu!" ucapnya sambil mengulum senyum.
Jawaban Kaivan tersebut semakin membuat Davira merasa tidak enak hati. Ia menunduk dengan wajah murung, menyesali ketololan yang sudah terlanjur di buatnya.
"Yang Vira lakukan tadi sangat keterlaluan ya Kak? Kak Ivan pasti sangat kecewa ya sama Vira?" gumamnya pelan.
"Bukan kecewa, Kakak hanya sedang mengkhawatirkanmu! Setelah ini, Melody pasti akan mencari tahu semua tentang kamu! Atau mungkin bisa lebih parah dari itu!"
Davira mendongak dan ketidakpercayaan terpatri di wajahnya. "Apa akan semenakutkan itu?"
Kaivan menoleh lagi, tidak ada ekpresi diwajahnya. Sedangkan Davira yang menunggu jawaban darinya, menatapnya dengan penuh kecemasan.
"Tidak!" Kaivan kemudian tersenyum di detik berikutnya. "Percayalah, Kakak tidak akan membiarkan itu terjadi!" lanjutnya.
Davira menghembuskan nafas, tapi entah mengapa meski sudah mendapatkan jaminan dari Kaivan, Davira tetap merasa khawatir. Ia tahu kini musuhnya bertambah satu. Selama ini ia sudah di kelilingi oleh wanita-wanita yang menganggap dirinya itu musuh karena sudah menjadi orang terdekat Kiano. Dan ternyata hal yang sama ia alami saat berada di dekat Kaivan.
Bodoh, jelas-jelas mereka itu sama! Tampang rupawan dengan kekayaan yang melimpah, wanita mana yang tidak mengidolakan Fernandez bersaudara itu? Dan kamu malah cari mati dengan berada di dekat keduanya! Davira dengan reflek menepuk kepalanya.
"Ada apa?" tanya Kaivan dengan wajah cemasnya.
Davira menghela nafasnya berat. "Nggak apa-apa, Vira hanya menyesal sudah mau membantu Kakak hari ini!"
Kaivan menoleh sambil menahan senyum.
Sementara Davira melipat kedua lengannya dengan wajah muramnya. "Musuh Vira tambah satu! Astaga ... gadis-gadis gila yang mengejar adikmu saja, Vira masih kewalahan menghadapinya! Sekarang di tambah lagi dengan mantan kekasihmu!"
Mau tak mau ucapan itu mengundang tawa Kaivan. Ekspresi Davira yang penuh penderitaan saat menuturkan itu, anehnya di lihat lucu oleh Kaivan.
"Ko' ketawa? Kak Ivan seneng ya lihat Vira menderita begini?" Davira memberengut kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIRA (My Beloved Ex Brother in Law)
Romance21+ dede gemes di larang membaca cerita ini yes😉 Budayakan memfollow sebelum membaca!! ---------------------------------- Kisah tentang Davira yang terperangkap dalam pesona sang mantan kakak ipar. Ia melupakan fakta bahwa Kaivan selama ini mengang...