Sekolah ✔️

45.1K 3.6K 57
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
Juicy Luicy : Lantas

Aya terbangun dengan mata yang sangat berat. Hari ini ia akan bersekolah, jadi ia akan bangun lebih awal daripada biasanya. Kepala Aya sedikit pusing, mungkin karena kurang tidur, tadi malam ia bangun dan makan bersama Vino. Bercanda dan bercerita bersama abang tertuanya itu memanglah menyenangkan.

Bahkan, Vino tak henti-hentinya tersenyum dan tertawa menanggapi cerita Aya. Perilaku yang belum pernah diperlihatkan Vino kepada siapapun.

Semalam, Vino memandang Aya dengan tatapan yang lembut, dan sesekali membelai kepala Aya, mengusap rambutnya, bahkan dengan gemas mencubit pipi Aya hingga tertawa Aya meledak.

Mereka bercerita tidak sadar akan jam yang sudah menunjukkan pukul 3 subuh, barulah Vino mengajak Aya untuk tidur bersamanya.

Dan sekarang sudah menunjukkan pukul setengah 6 pagi, Aya menggeliat dan merasakan tangan besar yang merangkul pinggang rampingnya.

Aya yang membelakangi Vino pun langsung menghadap ke arah dada bidang Vino. Ia melihat rahang tegas abang nya ini. Dengan mata Vino yang terpejam rapat.

Aya langsung teringat kejadian saat ia mengusap wajah Deven yang tertidur, yang ternyata ketahuan. Jadi, Aya malu jika sekarang ia memegang wajah Vino, mana tau nanti ketahuan juga.

Akhirnya, Aya hanya sekedar memandang wajah tampan Vino, dengan senyuman yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Aya menyadari, bahwa Vino orang yang sangat baik, hangat dan perhatian. Walaupun semua itu tertutup oleh wajah dingin datar dari Vino.

Aya pun perlahan melepaskan pelukannya dari Vino, dan terduduk di tepi ranjang. Menetralkan pusing yang menyerbu kepalanya pagi ini.

Aya mengambil air putih diatas meja nakas Vino dan meminumnya. Tadi malam, Aya sengaja membawa air karena Aya memang terbiasa minum air putih ketika baru bangun tidur.

Setelah meletakkan gelas kembali ke nakas. Arah pandang Aya terhenti ke sebuah foto berbingkai yang tergeletak disana. Ia mengambil foto itu dan mengagumi ketampanan abang tertuanya. Foto Vino dengan aura nya yang khas.

Aya pun tersenyum dan meletakkan kembali foto abangnya itu ke atas nakas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aya pun tersenyum dan meletakkan kembali foto abangnya itu ke atas nakas. Aya sendiri tidak sadar jika dari tadi Vino memperhatikan semua gerak geriknya.

Kalaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang