Kasih tahu jika ada typo ya🙏
Makasih."Ada yang kamu mau lagi?" tanya Kenzo setelah meletakkan gelas bekas minum Ana.
Anandhi menggeleng pelan.
"Mau makan?" tanya Kenzo kembali.
Lagi, Anandhi hanya menggeleng pelan.
"Mau pulang," ucap Ana dengan suara pelan. Dengab burasaha beranjak dari kasur.
"Engggak! Lu gak lihat tangan lu terpasang infus, muka lu pucat, badan luyu begitu. Masih mau pulang hm!?" tanya Kenzo menatap marah Anandhi.
Anandhi hanya diam. Jika Kenzo mengelurkan kata lu bukan kamu itu tandanya dia marah, Ana tahu bukan karena Ana sudah mengenal diri Kenzo. Namun, itu akan terjadi pada perubahan kata panggil jika orang yang peduli kepada kita sedang marah atau kecewa.
"Gak usah sok peduli!" kekeuh Anandhi dengan melepas paksa infus yang terpasang di lengannya membuat sedikit darah keluar.
"Aw," rintih Ana pelan.
Kenzo semakin menatap nyalang atas apa yang dilakukan Anandhi.
"Sudah puas? Sekarang tiduran kembali. Gue udah capek-capek bawa lu ke rumah sakit dan ngisi formulir biar lu dirawat di sini setidaknya satu atau dua hari!" ucap Kenzo penuh ketegasan.
"Apaan sih, gak usah ngatur-ngatur hidup gue. Ingat lu itu bukan siapa-siapanya gue!" Anandhi berucap penuh dengan penekanan.
"Kalo lu masih gak nurut gue bakal telepon orang tua lu," ucap Kenzo berniat mengancam Anandhi.
"Hahaha ... mau nelpon orang tua gue? Lu bercanda?" tanya Ana dengan tertawa menyakitnya. Dia tidak sepenuhnya menertawakan omongan Kenzo melain menertawakan kemirisan hidupnya.
"Telepon aja kalo dia angkat, kalaupun diangkat paling jawabannya tak sesuai ekspetasi lu! Udah ya gue capek mau istirahat pulang ke rumah." Anandhi bersikukuh turun dari kasur rumah sakit.
Sedangkan Kenzo yang mendengar hal itu menatap Anandhi semakin intens.
'Apa lagi yang tidak aku ketahui tentang dirimu, An?' tanya batin Kenzo.
Saat Anandhi sudah meraih kenop pintu rumah sakit dengan segera Kenzo berdiri mendekat ke arahnya.
"Okay, kita pulang. Dengan satu syarat gue yang nganterin lu!" ucap Kenzo tegas tak terbantahkan.
"Terserah." Ana hanya menjawab pasrah saja karena dirinya benar-benar lelah untuk saat ini.
Kenzo mengambil sapu tangan di dalam kantung celana SMA-nya. Jarang anak SMA seperti dia yang membawa sapu tangan, tetapi inilah kebiasaakn Kenzo. Hidupnya dididik penuh kebersihan terlebih yang utama dia anak kesayangan Ibunya. Itulah sebabnya Kenzo terlihat rapi ketimbang Kenzie adik kembarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Langit (On Going)
RomanceTakdir hidup ini layaknya daun. Apabila sudah sampai waktunya maka dia akan gugur. Begitu pula dengan datang dan perginya cinta. Jika sudah ditentukan di mana hati memilih di situlah tujuan untuk menetap. "Kau tahu, Langit?!" "Mencintaimu sama seper...