Votenya dong☺
"Lepas!" Ana menarik paksa tangannya dari genggaman Kenzo setelah mereka pergi jauh dari keromonan di koridor depan kelas tadi.
Akhirnya Kenzo melepaskan tangan Ana sambil menatapnya dengan lembut.
"Ayo duduk," ucap Kenzo yang sekarang langsung mendudukkan bokongnya di kursi taman belakang sekolah.
"Apaan sih, ogah!" tolak Ana mentah-mentah sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Duduk dulu." Kenzo lansung menarik kuat tangan Ana sehingga tubuhnnya jatuh dengan sedikit menimpa tubuh Kenzo.
"KEN–"
Kenzo langsung menyumpal mulut Ana dengan cokelat yang entah sejak kapan dibuka olehnya.
"Kaurang ausyem!" umpat Ana sambil mengoyah cokelat yang berada di mulutnya. Mau dimuntahin sayang ya dimakan aja, karena sudah basah kenapa gak nyebur sekalian?
"Udah gak usaha banyak ngomong, makan yang bener!" Kenzo berucap dengan suara seperti memerintah saja.
Mendengar hal itu Anandhi langsung menunjukkan kepalan tangan kanannya tepat di depan wajah Kenzo. Dan Kenzo dengan lembut menggenggam kepalan tangan Ana.
"Kalo masih kecil jangan diperlihatin, kepalan kecil gitu aja ditunjukkin!" ejek Kenzo menaik-turunkan alisnya.
Kenzo merangkul bahu Ana yang sejak tadi menimpanya tanpa ada niatan untuk memperbaiki posisi mereka.
"Kurang ajar lu, lepasin gue!" teriak Ana menggebu-gebu.
"Kenapa sih?" tanya Kenzo tanpa merasa bersalah.
Tanpa menjawab Ana langsung melepas secara paksa tangan Kenzo yang berada di bahunya. Ana berdiri sambil menatap permusuhan ke arah Kenzo.
"Ayo pacaran," ucap Kenzo tiba-tiba membuat Ana yang tadinya ingin mengeluarkan perkataan menjadi terkaku dengan mulut sedikit membuka.
"Mingkem, Na." Kenzo menatap Ana geli karena melihat ekspresi Ana yang menurutnya lucu.
"Lu gila, ya!" ucap Ana setelah tersadar dari keterpakuannya.
"Iya, gila karena cinta sama lu," ucap Kenzo dengan senyumnya.
"Gak waras! Gue itu cintanya sama Langit bukan elu! Nyadar diri dong!" ucap Ana menatap tajam Kenzo.
Kenzo justru makin melebarkan senyumnya setelah mendengar perkataan Ana yang termasuk kejam.
Sakit? Tentu saja hati Kenzo sakit terlebih Ana dengan terang-terangan menyatakan bahwa dia mencinta Langit, sahabat Kenzo sendiri.
Mungkin ini yang dinamakan bodoh karena cinta. Kenzo tidak bisa marah karena Ana tetap mencintai Langit meski kali perkataan Ana menggoreskan luka pertama di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Langit (On Going)
RomanceTakdir hidup ini layaknya daun. Apabila sudah sampai waktunya maka dia akan gugur. Begitu pula dengan datang dan perginya cinta. Jika sudah ditentukan di mana hati memilih di situlah tujuan untuk menetap. "Kau tahu, Langit?!" "Mencintaimu sama seper...