1. Dia dibalik kisah ini

355 253 208
                                    

∆∆∆∆∆

  Sesi foto sekelas hingga satu angkatan telah selesai, kali ini waktunya mereka para murid yang sudah lulus dari masa SMK nya melakukan apapun yang mereka inginnya. Contahnya ketiga perempuan itu yang berfoto bersama dengan meminta bantuan orang lain.

  "Akhirnya kita lulus." Ketiga perempuan itu berpelukan.

  "Jangan lupain gua yah." Salah satu perempuan itu berujar. Mereka sangat senang dengan kelulusan mereka, tapi mereka juga sedih harus berpisah dengan teman-teman sekelas.

  "Engga akan, kita harus sering-sering ketemu." Ujar perempuan satunya lagi. Mereka bertiga menganggukkan kepalanya setuju.

  "Yaudah gua mau kekeluarga gua dulu, kalian juga, keluarga kalian pasti nunggu." Ujar perempuan satunya.

  Mereka berpencar, dan berjalan mendekati keluarga mereka masing-masing. Keyladia berjalan mendekati sepasang suami istri yang terlihat tersenyum bangga kearahnya dari kejauhan, dengan sedikit berlari ia langsung memeluk keduannya.

  "Selamat Keyla, Ayah bangga sama kamu." Ujar laki-laki yang tak lain adalah ayahanda Keyladia. Keduannya membalas pelukan Keyladia dan menepuk-nepuk bahu perempuan itu.

  "Ibu juga, walaupun jalan kamu masih jauh. Sejauh ini, ibu bangga sama kamu." Ujar Ibu Keyladia, wanita itu meneteskan air matanya dipelukan sang putri. Keyladia melepaskan pelukannya, lalu menatap kedua orang yang sangat ia sayang bergantian.

  "Ibu ga boleh nangis, hari ini harus jadi hari yang membahagiakan. Piala ini Keyla sembahkan untuk Ibu, dan sertifikat ini Keyla sembahkan pada Ayah." Keyladia memberikan dua benda yang saat ini menjadi bukti hasil dari usaha ia dalam tiga tahun kebelakang.

  Masuk kedalam lima besar dalam murid berprestasi, itu menjadi kebahagian bagi dirinya, dan tentunya untuk membahagiakan orang yang ia sayang.

  Ibu Keyladia menghapus air matanya, menerima piala dari sang putri dan mencium kedua pipi Keyladia, begitu pun dengan Ayah Keyladia.

  "Putri Ayah memang hebat." Ujar Ayah Keyladia.

  "Putri Ibu." Ujar Ibu Keyladia.

  "Putri Ayah, Bu."

  "Putri Ibu, Ayah."

  "Keyladia putri Ibu dan Ayah." Keyladia berucap menengahi perdebatan kecil antar kedua orang tuanya. Keyladia tersenyum saat melihat kedua orang tersayangnya berhenti berdebat dan berganting saling tersenyum.

  Lagi, keduanya kembali memeluk Keyladia, memberitahukan jika mereka sangat bangga dan senang.

  "KEY." Suara bariton khas laki-laki memanggil nama perempuan tersebut, membuat ketiganya menoleh.

  Laki-laki yang sangat dikenal Keyladia berlari kecil kearah nya, saat sudah berada diantara Keyladia dan kedua orang tuanya. Laki-laki itu menyalami kedua orang tua Keyladia.

  "Selamat." Ujar laki-laki itu, menyodorkan kotak kecil kepada Keyladia.

  "Makasih." Keyla menerima kotak kecil itu.

  "Tante Om bagaiman kabarnya?" tanya laki-laki itu.

  "Alhamdulillah ibu sama Ayah baik, kamu sendiri apa kabarnya?" Ibu Keyla menjawab dengan tersenyum.

  "Baik." Balas laki-laki itu tersenyum.

  "Rakan." Panggil Keyla pada laki-laki itu, laki-laki itu menoleh.

  "Katanya ga akan datang?" ujar Keyla.

  "Itu Cuma boong aja, biar gua tau lu sedih apa engga kalo gua ga dateng." Ujar laki-laki itu menampilkan cengirannya.

Together But Not Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang