Rakan memakirkan kembali motornya tepat depan warung makan. Keyla turun lebih dulu, membuka helmnya, dan memberikannya kepada Rakan. Rakan turun dari motornya, ia mengajak Keyla untuk masuk kedalam. Seemosi-emosinya Rakan, ia tidak akan tega menolak keinginan Keyla.
"Bu, dua porsi makan disini. Yang satu pake lalapannya, satu lagi engga usah. Sama minumnya air teh dua." Ujar Keyla memesan makanan untuk dirinya dan juga Rakan. Laki-laki itu sudah menempatkan tempat untuk mereka makan, selagi Keyla memesan, Rakan lebih memilik memainkan game online di ponselnya.
"Pake lalapan kan?" ujar Rakan menyudahi aktivitasnya memainkan gamenya. Keyla hanya mengangguk.
"Rakan." Panggil Keyla.
"Gua ga mau bahas itu lagi Key, prinsip gua ga akan berubah." Ujar Rakan, seakan tau jika Keyla akan mengatakan apa.
"Iss bukan itu." Key berdecak sebal.
"Terus?" Rakan mengkerutkan dahinya bingung. Key diam memikirkan sesuatu, jujur dia memang ingin membahas soal tadi, tapi Rakan sudah menolaknya sebelum ia mengatakannya. Jadi lebih baik ia mengganti topik pembicaraannya, meski ujung-ujungnya ia tidak akan tahan untuk tidak membahasnya.
"Ka." Panggil Keyla lagi.
"Apa Key?" ujar Rakan.
"Ajarin gua otomotif." Ujar Keyla tanpa memikirkan apapun lagi.
"Hah? Gimana? Coba ulangin." Rakan meminta Keyla mengulang perkataanya.
"Iya ajarin gua servis mesin motor mobil." Ujar Keyla.
"Engga engga." Tolak Rakan mentah-mentah.
"Kenapa? Gua juga pengen bisa." ujar Keyla.
"Engga bisa. Lu bisa ngedesain, yaudah jadi desainer aja." Ujar Rakan mengusulkan.
"Engga mau."
"Lu bisa melukis, menggambar, jadi pelukis atau arsitek." Ujar Rakan lagi.
"Engga mau."
"Jadi penulis, jadi penyair." Usul Rakan lagi.
"Engga mau Ka, gua udah pernah bilang kalo itu semua hobi gua." Ujar Keyla.
"Yaudah iya lu boleh belajar otomotif sama gua. Tapi.." Rakan menggantung perkataannya.
"Tapi apa?" tanya Keyla.
"Tapi berlajarnya sama Gilang." Ujar Rakan.
"Engga jadi." Ujar Keyla tiba-tiba.
"Kenapa?" Rakan menahan tawanya. Ia tahu jika Keyla dan Gilang sama sekali tidak akur.
"Bukannya belajar yang ada gua dimarahin terus." Ujar Keyla.
"Tapi keahlian teknik otomotif Gilang hebat loh Key, bahkan gua sama dia aja jagoan dia, toh gua aja belajar dari dia." Ujar Rakan.
"Ga jadi belajar otomotifnya, gua fokus aja ke teknik computer." Ujar Keyla. Saat itu juga pesanan mereka datang.
"Makasih Bu." Ujar Keyla dan Rakan, kepada ibu-ibu pemilik warung makan tersebut. Rakan dan Keyla mulai menyantap makanan mereka.
"Ka, jangan putusin Niki, gua pikir Niki Cuma cemburu, bukannya kalo cemburu itu tanda cinta. Berarti Niki itu cinta banget sama lu." Ujar Keyla ditengah dirinya melahap makanan. Benar kan, ia tidak akan tahan jika tidak membicarakan hal ini.
"Keputusan gua tetap, gua bakal putusin dia." Ujar Rakan acuh dan tetap fokus pada makanannya.
"Tapi kenapa? Kalian baru jadian kurang dari seminggu." Ujar Keyla, ia tidak bisa menahannya. Rakan menghela nafasnya, ia menelan makanan yang ada didalam mulutnya dan meminum air teh.
"Gua tau dia nelpon lu dan melakukan apa yang mantan gua lakukin dulu. So... dia berarti ga bisa menghargai prinsip gua, gua sengaja ngasih nomor lu, biar dia bisa kenalan dengan lu, nyatanya dia ngelakuin hal yang ga gua suka, Niki sama kaya cewe-cewe sebelumnya." Ujar Rakan.
"Jangan bahas soal itu lagi, kalo lu ga mau piring ini kena muka orang yang ada disini." Ujar Rakan memberikan peringatan kepada Keyla, saat perempuan itu baru saja akan mengatakan sesuatu.
"Oh iya satu lagi, coba lu terima beasiswa yang sekolah lu tawarin. Itu bisa jadi peluang buat lu lagian kampusnya juga punya jurusan yang lu mau kan. Ga ada salahnya nyoba." Ujar Rakan lagi, Keyla hanya mengangguk menerima saran Rakan.
"Iya gua bakal nyoba." Ujar Keyla.
"Habisin makanannya, setelah ini gua anter lu balik, gua harus langsung ke bengkel." Ujar Rakan sebelum mulai fokus pada makanannya lagi.
Keyla menurut, perempuan itu mulai kembali melahap makanannya.
~#~
Kendaraan bermotor milik Rakan berhenti tepat didepan perkaraan rumah Keyla. Keyla turun dari motor Rakan, ia juga melepas helmnya dan memberikannya kepada Rakan. Tanpa turun dari motor, Rakan melepas helmnya dan menerima helm dari Keyla, yang selanjutnya ia cantelkan pada jok belakang.
"Nih." Rakan memberikan tas belanja yang isinya adalah semua belanjaan Keyla yang tak lain adalah alat-alat lukis dan menulis. Keyla langsung menerimanya.
"Gua langsung jalan lagi yah." Ujar Rakan.
"Iya, bawa motornya hati-hati, jangan so-soan cari mati." Ujar Keyla.
"Iya Keyla." Ujar Rakan tersenyum senang mendapat peringatan dari sahabatnya.
"Sebelum ke bengkel gua mau ketemu sama Niki dulu." Ujar Rakan, tanpa menyembunyikan apapun dari Keyla. Keyla hanya diam.
"Doain gua yah." Ujar Rakan lagi.
"Doain apa?" tanya Keyla tak mengerti.
"Iya doain gua, semoga gua ga kena cap lima jari di pipi gua." Ujar Rakan, diakhir ia tertawa kecil, dan terdengar sangat renyah.
"Apa sih? Garing banget Ka." Ujar Keyla tanpa ekspresi apapun. Lebih tepatnya ia menahan ekspresi ngakaknya, niatnya hanya untuk mengerjai Rakan.
"Ah ga asik lu Key." Ujar Rakan memalingkan wajahnya dari Keyla. Barulah saat itu Keyla tertawa terbahak-bahak, ia tidak dapat menahan tawanya.
"Oloholoh anak siapa ini ngambek?" Keyla mencubit pipi Rakan yang memang tidak ada chubby-chubbynya sama sekali.
"Keyla." Panggil Rakan, dari nada suaranya Rakan terdengar kesal dengan yang dilakukan oleh Keyla.
"Apa Rakannanto?" Ujar Keyla, masih mencubit-cubit pipi Rakan.
"Sakit cuy, nih." Rakan membalas mencubit pipi gemuk Keyla.
"Aaaaa gila lu." Keyla melepaskan tangan Rakan yang mencubit pipinya.
"Nah sakit kan." Ujar Rakan, laki-laki itu kembali mencubit pipi Keyla, kali ini kedua pipinya tidak hanya salah satunya.
"Pipinya gemoy banget sih, is." Ujar Rakan seakan gemas.
"RAKAN." Teriak Keyla, bersamaan dengan memukul lengan Rakan sangat keras, hingga laki-laki itu melepaskan cubitannya pada pipi Keyla.
"Sakit banget pukulan lu Key." Ujar Rakan yang memegang bagian lengan yang Keyla pukul. Keyla hanya tertawa mendengar perkataan Rakan, sahabatnya.
∆∆∆∆∆

KAMU SEDANG MEMBACA
Together But Not Forever
Roman pour AdolescentsTOGETHER BUT NOT FOREVER 1Juni 2021 ***** Cinta itu tentang Tuhan yang mempertemukan 2 manusia. Yang menjadi unik, cinta itu hal yang sederhan namun terkesan istimewa. *"Semakin banyak cinta, semakin banyak kebahagiaan."* "Cinta seperti apa yang...