"Kalau kau punya segudang, kenapa tidak kau kasihkan saja seluruh tentara revolusi pusaka. Bukankah dengan begitu, kekuatan dan kesempatan menang kalian jadi lebih besar?" tanya Sunoo di tengah-tengah perbincangan mereka selagi menunggu seluruh kotak pusaka diangkut dari kereta.
"Kau tajam seperti pamanmu, tapi rupanya wawasanmu agak kurang, ya," Kei mengambil salah satu kotak yang sudah tiba lalu mengeluarkan sebilah belati, "Tidak semua orang bisa menggunakan pusaka. Akan ada reaksi penolakan bila orang itu tidak cocok dengannya."
Saat Kei hendak mengayunkan belati itu untuk memotong buah di atas meja, belati itu terpental dan melukai lengannya hingga meneteskan darah.
"Seperti ini," kata Kei, "Crystal Rum milikku juga, bila tidak cocok, orang itu bisa terbunuh bagaikan menenggak segelas air bercampur arsenik."
"Jadi, kalau aku menggunakan pedang yang tidak sesuai denganku, tanganku bisa terpotong begitu?"
Kei mengacungkan jempol untuk pertanyaan Jungwon.
Mendengar hal itu, Jay spontan melempar pedang yang iseng dia ambil diam-diam dari dalam kotak, "Kalau berbahaya, bukankah lebih baik tidak usah pakai saja? Bagaimana kita tahu pusaka itu cocok dengan kita atau tidak?"
"Soal itu–"
"Sebelum kita lanjut ke pembahasan pusaka, boleh beritahu dulu bagaimana rencanamu mengambil alih kerajaan?" potong Jake cepat, "Kita harus tahu itu dulu agar kita bisa mengira-ngira apakah menggunakan pusaka itu perlu atau tidak."
"Pemberontakan."
"Ah, rencana yang mudah ditebak," kata Jake, "Apa kau akan membunuh raja –adik tirimu? Lalu, menghabisi perdana menteri, jenderal, dan semua antek-anteknya?"
"Itu termasuk. Semua kejahatan yang terjadi di Central dan seluruh tanah Stalzr –pembantaian dan eksploitasi terhadap klan adalah ulah mereka, tapi tujuan kami bukan itu. Tentara Revolusi ingin menciptakan sebuah negeri tanpa raja."
"Tidak punya raja? Bukankah revolusimu itu terlalu revolusioner? Organisasi paling kecil saja punya pemimpin apalagi sebuah negara yang memiliki struktur perintah yang kompleks dan juga ribuan anggota di dalamnya," Sunoo berkomentar sambil tangannya mencomot apel.
"Sepertinya pemilihan kataku kurang tepat. Bukan tidak punya raja, tapi sebuah negara yang rakyatnya bisa memilih raja mereka sendiri. Membunuh raja dan seluruh keturunannya bahkan yang masih di dalam rahim pun tidak akan cukup. Istana masih akan memilih raja yang baru."
Pembahasan ini sepertinya akan semakin menarik. Mereka memasang telinga dan menyiapkan pikiran yang fokus sebelum mendengarkan penjelasan Kei lebih lanjut.
"Aku tidak tahu apakah kalian sudah mengetahui hal ini atau belum; istana adalah sebuah pusaka berukuran raksasa. Ia diciptakan untuk melindungi Stalzr. Kalau kalian menyadarinya, negara kita tidak pernah mendapat serangan atau berinteraksi dengan negara lain dan itu karena..."
"Ada penghalang yang menyelimuti seluruh tempat ini," lanjut Jake.
"Oh, sepertinya kalian sudah tahu, ya. Penghalang itu melindungi agar tidak ada yang masuk sekaligus mencegah sesuatu di dalamnya untuk keluar. Itulah kenapa Klan Hunter mudah sekali dibujuk. Mereka adalah jenis orang yang akan mati bila dirinya tidak bepergian menjelajah –kecuali Nicholas yang terus tinggal bersama bangsawan itu,"
"Jadi rencanamu adalah...."
"Menghancurkan istana."
Jake dengan cepat mengambil tongkatnya lalu berdiri, "Oke, kita berangkat."
"Tunggu dulu, Jake," Sunoo menepuk-nepuk kaki Jake dan menyuruhnya duduk, "Kau bahkan belum mendengarkan rencana teknisnya."
"Oh, kau benar," Jake duduk lagi, "Lalu, bagaimana caranya? Aku sudah pernah menyambar tembok istana menggunakan petir, tapi sama sekali tidak memberikan dampak apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLANS| ENHYPEN ft. I-LAND
Fanfiction[SUDAH TERBIT] CLANS SERIES BOOK #1 "Di rumahku, kamu selalu punya tempat untuk pulang." AU Fantasy !baku!