#046 Final Arc: Pemberontakan (8)

2.3K 599 275
                                    

"Lihatlah, itu yang mau kau coba lindungi mati-matian. Benda menjijikkan itu," kata Jake pada Niki.

Niki melengos.

"Sebenarnya mau yang mana pun sama saja. Satunya rakus dan haus kekuasaan sedangkan yang satu lagi dengan mudah terbawa perasaan dan dipenuhi hasrat untuk balas dendam. Kebetulan saja tujuan Tentara Revolusi selaras dengan milikku, makanya aku ada di pihak mereka," jelas Jake.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan?" Niki menunjuk pada inti istana di langit, "Bagaimana kau akan menghadapi benda itu?"

"Tentu saja aku harus menghancurkannya," Jake menjawab dengan percaya diri, "Aku dan Sunoo tidak datang ke sini tanpa persiapan asal kau tahu."

"Awas!"

Tiba-tiba Jay mucul dan mendorong mereka bersamaan. Jay lepaskan apinya lalu memotong lengan tentakel yang hampir saja menyerang Jake dengan naginata.

"Kenapa malah ngobrol? Ada monster mengerikan tepat di depan kalian dan kalian malah asyik ngobrol? Sudah gila kalian?!"

"Tenanglah, Jay."

"Kalian tidak apa-apa?" bersama Jay datanglah Euijoo yang berlari dari kejauhan. Luka di matanya sudah diperban meski seadanya, setidaknya mencegah agar darahnya tak keluar makin banyak.

Melihat kondisi Euijoo, Niki sempat terkejut sesaat. Tapi, mendapati Euijoo masih hidup dan sanggup berlari saja ia sudah sangat bersyukur.

"Apa benda itu bisa melihat kita?" tanya Jake.

"Sepertinya dia sangat tertarik dengan makhluk hidup, khususnya manusia. Coba perhatikan apa yang tentakel-tentakel itu bawa," Jay kembali menunjuk pada inti istana.

Sesuatu yang serupa tentakel itu kadang memanjang lalu memendek lagi dan di ujungnya ada benjolan aneh. Bila dipehatikan dengan seksama, benjolan itu berasal dari sekumpulan manusia yang ditangkap lalu diikat jadi satu.

"Dia menelan mereka," gumam Jake.

"Rupanya benda itu mendapat energinya dengan memakan manusia. Buktinya dia semakin lama semakin besar," ujar Jay.

Euijoo menambahkan, "Awalnya hanya manusia yang masih hidup tapi sekarang dia sudah ada di titik dimana mayat pun akan dia lahap sampai habis."

"Jay, bangunkan Jungwon. Kita ke colloseum sekarang," titah Jake.

"Astaga, ini terakhir kali kau bisa memerintahku, ya, Jake. Ingat itu."

Setelah membangunkan Jungwon, mereka bergegas menuju colloseum, tempat dimana terdapat manusia dengan jumlah paling banyak di antara semua bagian istana. Inti istana pun kini juga sudah berada tepat di atas langit colloseum.

Saat baru memasuki pintu, mereka berpapasan dengan beberapa tentara revolusi yang masih bertarung dan menghindari tentakel yang bergerak ke arah mereka.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Jake. Dia melirik pada senjata yang dipegang oleh tentara itu; pusaka. Berarti benar kata Kei kalau beberapa anggota tentara revolusi juga punya pusaka dan mereka pasti cukup kuat untuk bisa bertahan selagi temannya sudah banyak yang ditelan.

"Kau lihat sendiri, ini yang terburuk. Kapan rencana kalian akan dimulai?"

Jake memindai sekitar, lalu tanpa aba-aba dia ayunkan tongkatnya dan menyambar tepat ke inti tersebut. Dari situ, dia mendapatkan informasi yang cukup dan syukurlah semuanya masih sesuai dengan rencana.

Jay meraih pundak Jake kasar, "Jangan gegabah!"

"Apanya yang gegabah? Justru dengan begini Sunoo bisa dapat informasi kalau kita sudah siap di tempat ini."

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang