┈──╌⊰ ❊ ⊱╌──┈
Pulanglah Engkau ke dalamku, lalu lelap dalam rengkuh remang tubuhku. Sebab hanya pada sentuhmu, berdikari aku dalam penggal kapitulasi.Jakarta,
Jagat yang merindu pusatnya.┈──╌⊰ ❊ ⊱╌──┈
Kubiar kamu bergantung pada dahanku bukan berarti akarku mendapat untung. Aku hanya ingin belajar tumbuh dari segala hal-hal rapuh.
Jakarta,
salam dari akar untuk lapang yang berdebar.┈──╌⊰ ❊ ⊱╌──┈
Gue bukan Tuhan yang bisa kontrol perasaan dan pilihan seseorang. Tapi kalau gue bisa milih takdir yang gue miliki, gue mau Tuhan itu sendiri.
Jakarta.
┈──╌⊰ ❊ ⊱╌──┈
Aku excited banget sama cerita ini. Aku udah nulis banyak cerota, tapi agaknya ini yang paling matang rencananya. Aku enggak mau berharap lebih sama cerita ini. Tapi semoga cerita ini bisa tamat dan sesuai dengan apa yang ada dalam bayanganku.
Cerita ini niatku dibuat untuk mengenang pelanggaran HAM yang tetjadi bertahun-tahun silam, tahun 1998. Tapi latarnya 2020-an tanpa pandemi, ya. Cerita ini juga terinspirasi dari sosok Asmara Jati dalam novel "Laut Becerita". Terus juga semakin kuat aku pengen ciptain karakter Jagat Mahameru setelah aku kenal Fajar Merah selaku anak Widji Thukul. Semoga kalian suka, ya! Dan satu lagi, tolong koreksi aku kalau ada kekeliruan. Kritik, saran, dan masukan selalu aku terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cair
General FictionSegala yang terindra adalah cair. Dan waktu ikut mengalir di dalamnya. Entah ke hulu mana yang dituju, entah di tepian mana kelak bertemu. Tapi sejatinya segala yang terindra adalah cair, dan waktu ikut mengalir. Begitu pula dengan wajah pulang yang...