"Hanya karena masih bernapas, tidak lantas mengartikan kau pun masih hidup."
***
Masih ingat tidak kapan pertama kalinya guru di kelasmu menerangkan sistem sel pada pelajaran sains?
Rakilla, dulu sekali paling malas kalau sudah berurusan dengan segala sesuatu berbau sains begitu. Bukan apa, hanya saja setiap kali berusaha mendengarkan penjelasan dari guru, otaknya akan berasap ... atau paling banter berubah jadi kepingan jelly.
Payah, benar sekali.
Dibanding sang adik yang sepertinya sudah jadi bibit unggul sejak masih berbentuk sperma, Rakilla adalah kepayahan berbentuk nyata. Satu-satunya hal yang bisa membuat otak gadis itu bekerja hanyalah kuas dan cat juga kanvas.
Beruntungnya ... sekalipun memiliki kapasitas otak yang tidak seberapa, dia tertolong oleh rupa wajah yang kalau kata orang adalah kombinasi sempurna dari blasteran Indonesia-China-Korea-Surga.
Ketika sang adik dengan bangga memamerkan kecerdasannya pada orang-orang, menunjukan segudang lemari penuh penghargaan, serta penjelasan jenius tentang berbagai teori rumit yang susah sekali dimengerti oleh anak-anak seusia mereka. Rakilla akan dengan senang hati memproklamirkan diri bahwa 'sekalipun Rafisha itu pintar, aku masih yang tercantik di antara kalian.'
Dan itu selalu berhasil! Kejeniusan seorang Rafisha seakan tidak cukup untuk menarik atensi orang-orang di sekolah dari tatapan memuja pada kembaran yang lahir 9 menit lebih dulu itu.
Terbukti saat prom SMA, satu-satunya yang mengirimkan cokelat dan bunga pada Rafisha hanyalah Hwang Joonie, anak kelas 10 yang belakangan jatuh cinta kepadanya. Rafisha bahkan tidak sempat menerima kedua benda itu karena terburu-buru pulang dengan dendam kesumat pada sang kakak.
Bayangkan saja, kembarannya berhasil mendapat 100 paket bingkisan dan 250 buket bunga! Bagaimana tidak geram?
Sepanjang perjalanan pulang Rafisha habiskan dengan mengeluarkan sumpah serapah dan mengabsen makhluk-makhluk dari kebun binatang, mengutuk kehadiran sang kakak payah berotak kosong yang berhasil membuat semesta bertekuk lutut hanya dengan melihat seulas senyumnya saja.
Rakilla bukan tidak tahu akan hal itu, dia sudah paham benar dengan tatapan kebencian yang dilayangkan sang adik kepadanya bahkan sejak kelas 1 SD. Hanya saja, dia selalu berusaha menganggap itu angin lalu.
'Rafisha masih belia, kalau nanti sudah dewasa juga ... dia akan paham sendiri bahwa maksud kakaknya bukanlah seperti itu.' Begitu harapnya.
Lagipula ... ayolah, soal menyombongkan diri perihal paras wajah itu bagi Rakilla hanyalah bentuk keisengan semata, sekadar alasan untuk tetap percaya diri di hadapan orang-orang. Menyombongkan kepintaran jelas dia tidak mampu, karena memang IQ-nya yang pas-pasan itu benar-benar tidak bisa diharapkan.
Selama bertahun-tahun Rakilla tetap pada keyakinan dirinya bahwa 'Rafisha tidak betul-betul benci', dia hanya ... kesal. Ya begitu.
Namun sayangnya tidak begitu ....
Di ulangtahun mereka yang ke 21, tepat di usia dimana mereka telah resmi masuk usia legal untuk menikah, Rafisha menunjukan kebencian yang sebenarnya pada saudara kembar tidak identiknya itu.
Tepat 24 jam setelah Rakilla melarikan diri dari acara perjodohan antara dirinya dengan anak salah satu pemilik kilang minyak terbesar di Siberia, juga kematian ayah dan ibu dalam kecelakaan mobil saat mengejarnya ... Rafisha menyeret gadis itu seperti hewan, melubangi kepala kekasihnya dengan peluru tajam, dan melempar Rakilla ke tempat pelacuran untuk dijadikan jalang yang digilir banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDEMPTION (#2 RANJAU)
Science FictionWARNING! 18+ Setelah berhasil menyalakan api peperangan besar di Pesanggrahan Bubat, Rakilla Huan Mei, Manusia yang dikirim ke masalalu akhirnya memutuskan untuk kembali ke masa depan dan menghapus semua ingatan orang-orang pada zaman itu di ujung h...