Pagi ini setelah perdebatan cukup panjang dengan majikannya, Diandra memutuskan untuk tetap pulang. Ada janji yang harus ia tepati dengan ibunya. Diandra sudah menaiki taksi menuju asrama tempat ia mendapat pelatihan.
Dalam perjalanan menuju ke asrama, Diandra sempat berpikir bagaimana jika dia tidak di izinkan kembali. Berpikir seperti itu membuat Diandra mengantuk.
"Ada waktu satu bulan lagi untuk menyelesaikan tugas kamu dian" kata Bu wini kepala asrama di sana.
Diandra mengangguk dan tersenyum
"Ibu kamu kemarin telfon dan minta dokumen kamu, kayanya dia memang benar ingin menghentikan kamu" kata ibu Sarah yang bertugas mendata setiap baby sitter atau perawat yang akan dikirim.
"Lagi pula ini memang bukan tempat kamu Dian.. seharusnya memang kamu yang harus menggantikan posisi ayah kamu" kata Bu wini lagi
"Jadi penerus Wijaya corp, kamu orang hebat loh. Masa mau ngurus bayi" lanjutnya
Diandra membenarkan ucapan Bu wini, tapi dia tidak mau, dia tidak mau harus berurusan dengan orang orang yang gila uang seperti itu.
Diandra cukup pintar, sebelum ia menjadi baby sitter dia pernah memegang perusahaan pamannya di Sidney memback up segala permasalahan dengan matang, tapi apa yang membuat dia meluncur jauh dan menjadi seorang baby sitter?
Diandra bangkit dari duduknya setelah menerima gajih dari Bu Wini yang sebenarnya tidak seberapa.
"Kalo gitu saya pamit ya Bu, terimakasih banyak. Kembali atau tidaknya saya, tolong tunggu ya bu" kata Diandra lalu meninggalkan ruangan.
"Hey"itu Akmal teman dekat raja, diandra menoleh sedikit kaget karena bertemu dengan Akmal di depan gerbang asrama perawat seperti ini.
"Lo ngapain? Kok bisa di sini? Sama raja juga?" Tanyanya beruntun
"Engga.. gue cuman emm.. " Diandra bingung harus bilang apa
"Nak Akmal, sudah sampai?" Seru Bu Sarah yang menyelamatkan kegugupan Diandra.
"Eh iya Bu" sementara Akmal dan Bu Sarah bercengkrama, Diandra pamit undur diri guna menghindari Akmal yang akan bertanya lebih jauh lagi.
-----
Bangunan itu masih sama, bercat kuning dengan pohon mangga yang berada di depan halaman. Semuanya masih sama seperti terakhir kali ia pulang ke rumah.
Cukup sesak saat mengingat bagaimana ia harus pergi demi melupakan kenangan pahitnya. Rumah ini banyak sekali kenangan tentang dia, kenangan yang mungkin sulit untuk dihapus.
Diandra menarik nafasnya dalam dalam menetralkan degup jantungnya yang se akan ingin meledak, entahlah dia sangat gugup. Ia mulai melangkah kan kakinya menuju rumah masa kecilnya.
Seperti sebuah video, semuanya tampak terputar ulang. Dari dia kecil, saat belajar berjalan, saat pertama kali ia melukis gunung, bermain sepeda dan masih banyak lagi semua tampak terputar kembali.
Dan dia selalu ada di dalam kenangannya sejak dulu. Orang ituu tersenyum ke arah Diandra, senyum manis yang sudah lama tak Diandra lihat.
Diandra terpaku, apa begitu besar pengaruh orang itu terhadap hidupnya. Bagaimana mungkin dia bisa berasa dihadapanya tersenyum manis padanya, ini hanya ilusi kan?
Splash
Tiba tiba seperti ada cahaya yang menabrak wajahnya, dan orang itu.. Davin Arga Wijaya menghilang dari pandangannya.
"Ara!!" Panggil wanita paruh baya di ambang pintu memastikan
Diandra mengerjai dan menoleh, ia tersenyum ada air mata yang tidak bisa ia bendung lama-lama. Wanita paruh baya itu berlari dan memeluk Diandra, sangat terlihat bahwa ia sangat merindukan putri semata wayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Baby Sister
Teen Fiction~Raja Satria Sanjaya~ CEO muda yang berhasil tanpa campur tangan siapa pun. Tampan, dingin, galak, cuek, tapi siapa sangka ia memiliki masa lalu yang kelam. Ia harus merelakan dia istrinya demi mamanya. Dan bagaimana perasaannya terhadap baby sister...