02

242 12 0
                                    


"Stop it! I don't like you."

•°•°•°•°•°•°•


        Ternyata hari sudah mulai gelap. Dara mengerjapkan matanya berkali-kali hanya untuk tersadar. Rasa lelah di tubuhnya begitu sangat terasa. Dara merasakan tangan kekar yang berada di bagian atas perutnya.

Jangan tanya siapa, pelakunya. Sudah di pastikan, itu adalah ulah suaminya yang sangat annoying itu.

"Ish, udah bilang jangan pegang-pegang. Masih aja!" dumel Dara menjauhkan tangan Aby dari atas perutnya.

Aby merasakan adanya pergerakan dari tangannya. Membuka matanya perlahan. Walau belum sempurna terbuka, ia sudah menampilkan senyum manis di wajahnya itu.

"Apa senyum-senyum?! Sana, ih! Ngapain sih meluk aku terus. Aku gak suka ya," celetuk Dara sambil menekuk wajahnya dan cemberut.

Aby tersenyum sambil berbaring telentang, dengan mata terpejam. Kedua tangannya di jadikannya bantalan tidur. Tak mudah baginya untuk mendapatkan hati Dara. Terlebih masih ada sisa masalalu, yang masih membekas di dadanya.

Aby masih mencoba bersabar untuk membuat hati Dara kembali luluh padanya. Ia tau akan sulit namun ia akan berusaha untuk menjadi sosok suami yang baik pada sang istri.

Terlebih sekarang mereka sudah sama-sama dewasa dan menjalin hubungan serius dan membina rumah tangga. Ia tak ingin egois lagi seperti dulu, yang menyebabkan Dara jadi dingin seperti ini padanya. Padahal kejadian itu sudah sangat lama. Begitu lama padahal. Namun berbeda jika wanita yang merasakannya.

Aby tersenyum ketika mengingat masa itu.

Hari itu sekolah hanya ada kelas meeting, jadi tak ada pelajaran. Hanya ada lomba-lomba antar kelas saja. Seperti lomba memasak, dan juga menghias kelas.

Waktu itu Aby adalah ketua OSIS sekaligus, ketua tim basket di sekolahnya. Cukup membanggakan karena ia adalah murid berprestasi di sekolahnya itu.

Ketika ia akan latihan basket, untuk ikut turnamen antar sekolah. Di saat itu juga ada seorang gadis mungil, yang memiliki wajah yang imut, dan juga mengemaskan untuknya.

Tatapan Aby tertuju pada gadis yang di lihatnya tadi ketika berlari menghampirinya, dengan handuk, beserta air mineral di tangannya. Aby menatap bingung. Ia sama sekali tak mengenal adik kelasnya ini. Ia hanya tau saja karena banyak yang membicarakan gadis ini.

Ketika gadis itu sampai di hadapannya Aby menatapnya bingung.

"Nih Kak, buat kakak."

Semua orang disana, menatap Dara dengan bingung. Aby yang juga bingung, namun tetap mengambil handuk dan juga air mineral itu.

"Hm, makasih," ucap Aby canggung sambil mengelap wajahnya yang basah, karena keringat.

"Ur wel kak," jawab Dara menatap mata Aby yang berwarna coklat indah.

Aby terus menatap Dara. Dara jadi gelapan sendiri dan menunduk memainkan jarinya. Aby langsung tersadar dan berlalu meninggalkan Dara. Dara juga yang sudah menyadari tidak ada Aby langsung berlari ke dalam kelas.

Aby tersenyum mengingat kejadian itu. Itu pertama kalinya ada perempuan yang meghampirinya di tengah orang banyak. Hanya Dara yang berani.

"Kesambet?" tanya Dara di depan wajah Aby.

Aby tersenyum menatap mata Dara sedekat ini. Dengan sigap Aby menarik Dara dalam pelukannya. Dengan posisi Dara di atas Aby. Dara mendelik dengan tangan yang menyanggah tubuhnya agar tak jatuh dalam dekapan Aby.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang