Setelah Risa pergi tadi. Tinggal Dara dan juga Aby sekarang. Aby yang sedang duduk sambil menatap ke arah televisi yang menyala, urung untuk bangun atau ikut berkumpul dengan yang lain.
"By?"
"Eh?"
"Makan dulu yuk," ajaknya.
Aby mendongak, matanya menatap Dara yang berdiri di sampingnya.
"Ayo, mau makan nggak?" ajaknya lagi.
Aby melirik ke dapur. Di sana ada beberapa orang yang sedang makan juga. Jika duduk di sana. Dia lah orang paling rendah kastanya.
"Ayo, kok diem aja sih?"
"Makan di sini aja boleh? Aku ada kerjaan soalnya, jadi sambil makan di sini bisa kan?"
"Dih, perasaan dari tadi lo nonton aja deh, sambil main ponsel. Kerja dari mananya dah?"
"Tapi Dar, aku—"
"Udah ah, ayuk."
Tangan Aby langsung di tarik hingga berdiri dari sofa. Mau tidak mau Aby berjalan ke arah meja makan. Di sana ada banyak keluar Dara.
"Nah, duduk sini. Mau makan apa?" tanya Dara.
Mereka berdua sudah sampai di meja makan. Aby duduk di tengah karena hanya di situ ada dua kursi kosong di meja makan itu.
"Apa aja, terserah."
"Nih, nasinya lagi nggak?"
"Nggak, udah segitu aja."
Suasana di meja makan jadi hening. Semua mata tertuju kepada Aby. Sedangkan Dara biasa-biasa saja. Mengambil piring untuknya dan Aby. Lauk, sayur, serta minum juga.
Satu persatu pergi dari sana, hingga tersisa satu keluarga lagi. Orang yang memiliki mulut julit. Kek setan, kata Dara mah.
"Nih, habiskan!"
"Kok itu aja makannya? Nggak mau yang lain? Tuh masih banyak yang enak, jarang bisa makan beginian juga."
"Tante!"
"Apa? Bener kok kata Tante kamu. Suruh tuh suami kamu makan yang banyak."
"Kamu kok mau sih, nikah sama bawahan orangtua kamu Dar. Nggak habis pikir deh Tante. Padahal Aji itu ganteng loh, masa kamu nggak mau?"
Daripada berdebat dan mendengarkan omongan orang lain. Aby lebih memilih makan, saja. Toh, yang di katakan benar juga, tak ada yang salah.
"Aji yang anak Om Pandu tuh ya Ma?"
"Lah iya, Aji yang itu."
"Hu'um. Ganteng sih, aku pikir Kak Dara bakal sama itu, eh taunya sama pegawai biasa aja ya?"
"Udah lah Sil, mending kamu urus pacar kamu yang sering ngajak kamu ke hotel itu. Gimana?"
Yang di katakan Dara barusan membuat Sisil terdiam dan langsung minum karena tersedak.
"Uhk, minum Ma! Keselek."
"Jangan asal bicara deh. Aku mana pernah begitu."
"Kamu itu mending belajar. Putusin pacar kamu yang nggak bener itu, masih SMP juga udah pacaran."
"Kakak jangan sembarangan ya! Jangan asal tuduh begitu."
"Aku nggak asal ngomong. Pacar kamu itu anak jalanan, suka balapan motor nggak jelas."
"Ma," rengek Sisil.
"Ck, mending kamu urus tuh suami kamu Dar. Kerjaan cuman jadi karyawan biasa aja banyak gaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RandomAdara Fradella Ulani & Abimanyu Damar Bwana Mereka berdua di pertemukan lagi setelah sekian tahun berpisah. Aby, sempat ingin menolak pernikahan ini. Namun setelah tau bahwa perempuan itu adalah Dara. Dirinya tak jadi menolak dan menyetujui keingina...