10

344 7 0
                                    

      Sabtu, 16/04/2022

   Panggilan barusan tidak terangkat karena Dara telat menggesernya. Namun setelah itu ada pesan masuk. Dari Sasa?

"Sasa siapa nih?"

Ponsel Aby terkunci. Namun Aby pernah memberitahunya, apa kuncinya.

"Nah kan, kebuka."

Tubuh Dara yang masih melintang di tubuh Aby dengan tangan yang di jadikan sebagai pondasi tiba-tiba saja jatuh, ketika Aby berbalik.

"Akh! Aby, ih."

Posisi Dara yang di jadikan guling oleh Aby. Membuat Dara susah bergerak, untung saja ponsel yang tadi tidak jatuh terlempar.

"Dasar juga! Lepasin, ih."

"Diem!"

Sudahlah, Aby memang suka begini. Suka nggak sadar jika memeluknya begini. Dara buru-buru membuka ponsel ketika pesan itu terus masuk.

Sasa

3 panggilan tak terjawab

Loh, kok nggak di angkat By?
Sudah tidur?
Oh, maaf ya. Jadi ganggu.
23:40

Aku cuman mau bilang makasih kok, karna kamu udah nolongin aku waktu itu, di hotel😄
23:49

"Wah, gila nih. Main ke hotel."

Bugh!

Dengan kuat Dara memukul dada Aby karena dekapannya tadi belum terlepas. Berkali-kali, hingga Aby terbangun dari tidurnya.

"Duh, sakit Dar. Kamu kenapa sih?"

Karena pukulan tak berhenti. Aby menahan kedua tangan Dara barusan di depan dadanya. Reflek karena kesal membaca pesan dari Sasa. Entah Sasa siapa.

"Ngapain sih?"

"Lepasin!" pekik Dara sambil memberontak, dan juga menendang kakinya ke arah Aby, namun di tahan.

"Aduh, apa sih? Sakit, tau Dar. Ini udah tengah malam. Ntar ada yang dengar lagi, di kira ngapain?"

Mata Aby menggerling nakal. Mata Dara memicing lalu mengigit lengan Aby namun tak bisa, karena di tahan oleh kepala Aby. Hingga bibir mereka yang bertemu.

Mata Dara langsung melotot tajam.

"Apa? Enak ya?"

"Akh! Aduh, sakit Dara. Kenapa malah di gigit."

Aby langsung melepaskan diri dari Dara. Lalu memegang bibirnya dengan satu jarinya.

"Eh, itu— em, luka banget By? Darahnya banyak banget."

"Udah, biarin aja. Nggak papa."

Dara meringis sendiri melihatnya. Apa lagi darahnya segar begitu. Ngeri juga ya, namun Dara tak jadi ingin membantu Aby. Tubuhnya mundur seketika.

"Tuh, akibatnya ke hotel sama perempuan lain. Dasar, laki nggak bener," gumam Dara sambil berjarak jauh, dan mengambil guling jadi pembatas mereka.

"Kamu kenapa sih? Biasanya juga jinak aja, gak gigit gini."

"Dih, di kira gue binatang apa?!"

"Ya, nggak. Tapi bibir aku jadi luka, besok pasti di tanya. Kenapa? Kok bisa luka? Terus aku jawab, iya, semalam Dara—"

"Dih, jangan ngada-ngada lo!"

Tak membalas ucapan Dara barusan. Aby mencari ponselnya di samping tempat tidurnya namun tidak ada.

"Ponsel aku mana?" tanyanya pada Dara yang baring telentang tanpa selimut, hingga baju tidurnya tersikap ke atas.

Puk

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang