Heejin baru saja keluar dari apartement nya saat seorang perempuan datang menyapa nya"Kamu mau berangkat kerja Heejin ?" Tanya perempuan itu
"Iya kak, kak Mina sendiri darimana ?"
"Ohh... Ini tadi ngajakin Soeul jalan-jalan ke taman depan"
"Soeul cepet banget ya gede nya, padahal kayak nya baru kemaren deh Heejin liat kak Mina perutnya masih gede"
"Umurnya sudah 16 bulan Heejin, sudah besar"
Heejin tampak mengelus pipi Soeul dengan sayang.
"Kamu bisa loh punya juga yg seperti ini" goda Mina
Heejin hanya tersenyum lalu melihat ke arah Mina
"Belum waktunya kak" jawab Heejin
"Kakak tahu. inget kata kakak, Menikah, tidak semenakutkan apa yg kamu pikirkan" nasehat Mina
"Iya kak, Heejin ingat kok. Cuma untuk sekarang Heejin belum menemukan orang yg tepat"
"Semoga orang itu segera datang" ucap Mina
"Iya kak, oh ya... Heejin berangkat dulu ya" pamit Heejin
"Iya, hati-hati" jawab Mina lalu masuk ke dalam apartement nya
-----
Heejin berjalan masuk ke dalam ruangan nya. Saat ini ia bekerja di salah majalah Fashion terkenal di Seoul. Diantara teman-teman nya Heejin terkenal sebagai seseorang yg ramah namun cenderung tertutup untuk kehidupan pribadinya
Di usianya yg hampir kepala tiga, ia masih betah dengan kesendiriannya. Ia tak tahu, kenapa dia bisa seperti itu, seingatnya ia tak pernah memiliki trauma kepada seorang laki-laki atau apapun. Tapi kenapa, ia tak bisa membuka hatinya untuk lelaki yg sering kali singgah di hidup nya. Apakah karena seseorang itu, masih belum bisa ia lupakan ? Atau jangan-jangan, ia bahkan tak bisa lupakan.
Teman-teman nya bilang Heejin cantik dan mapan, ia memiliki segalanya dan bisa dengan mudah mendapatkan lelaki tampan manapun yg ia mau. Namun, itu semua urung Heejin lakukan karena alasan seseorang dimasa lalu nya.
Heejin tak tahu, kapan ia bisa lepas dari bayang-bayang lelaki itu. Kenapa ia merasa terus-terusan rindu padahal seseorang itu belum tentu mengingat nya.
Heejin membuka akun media sosial nya. Ia ketik beberapa huruf yg merangkai sebuah nama, akun nya di privat dan sampai sejauh ini ia tak pernah punya keberanian untuk mengikuti nya. Ia takut, ia akan ditolak dan berakhir dengan kekecewaan. Ia sudah banyak menerima rasa sakit dari sekitar nya selama ini dan ia tak ingin, seseorang yg menjadi salah satu alasan terkuat nya untuk berjuang juga ikut menyakiti nya.
Heejin hanya tak ingin ia membenci lelaki itu dan kehilangan seluruh semangat hidupnya.
Tak apa, hanya seperti ini saja sudah cukup. Ia tak akan bertindak lebih jauh lagi.Suara dering ponsel membuat Heejin memalingkan pandangannya. Ibu nya menelpon dan wanita itu pasti akan mengomeli nya jika ia kembali menolak panggilan itu.
"Iya bu ?"
"Heejin, kakak mu pulang. Apakah kau ada waktu Minggu ini ? Kakak mu membawa seorang pemuda yg ingin berkenalan dengan mu"
"Maaf Bu, tapi Heejin harus meeting. Katakan pada kakak untuk tidak membawa seseorang lagi ketika dia pulang. Heejin tutup ya Bu"
Perempuan cantik itu menghela nafas panjang. Ini sudah puluhan kali ibunya berusaha mengenalkan nya pada seseorang namun lagi-lagi ia menolak.
-----
Malam hari, Heejin hendak mencuci piring sisa makan malamnya. Tiba-tiba bel apartemennya berbunyi. Ia pun berjalan cepat untuk mengetahui siapa yg datang, dan ternyata orang itu adalah Mina, tetangganya
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth
FanfictionUntuk masa mudaku, terima kasih banyak karena sudah berjuang dan bertahan, Kau Hebat ...