Sampai pada Tujuan

309 38 4
                                        

Heejin masih terduduk di sofa ruang tamu nya sambil di temani secangkir teh hangat. Tangan nya masih sibuk membolak-balik halaman album foto yg sudah lama tak ia buka.

Kedua sudut bibir nya tertarik saat melihat salah satu foto yg diambil beberapa bulan lalu. Foto seseorang yg kini begitu ia damba, sosok gadis kecil yg menjadi saksi kebahagiaan hidup nya saat ini.

"Mama..." Panggil seseorang yg kini tampak keluar dari dalam kamar

"Kok udah bangun, kamu gangguin ya ?" tuduh Heejin pada lelaki yg dua tahun lalu resmi menjadi suaminya

"Nggak aku gangguin, lagian pas aku baru selesai mandi dia udah bangun" bantah lelaki itu

Heejin berdiri lalu meraih tubuh mungil yg baru genap berumur 5 bulan itu, hatinya menghangat melihat mata indah itu tampak berbinar.

Heejin alihkan perhatiannya pada lelaki yg kini berdiri di hadapannya, ia tersenyum sambil mengelus pelan pipi lelaki itu.

"Berangkat jam berapa ?" Tanya nya pelan

"Aku ada jadwal masuk malam, yahh... nanti malem nggak bisa tidur sama kalian" keluh Jaemin lalu mencium pipi anaknya,
Sedangkan Heejin berusaha menjauh kan anak nya karena mulai risih diciumi sang ayah

"Udah pa... Mau nangis ini" ucap Heejin dan benar saja, tak lama bayi itu pun menangis kencang

"Papa gangguin terus ya nak" kata Heejin sambil berusaha menenangkan si bayi, Jaemin hanya tersenyum lalu berjalan menuju sofa.

Ia buka lagi album foto yg tadi belum selesai Heejin lihat.

"Ini punya kamu yang ?" Tanya Jaemin

"Iya"

"Ya ampun lucu banget... Ini pas kamu masih kecil ya ?"

Heejin pun berjalan mendekat dan ia mengangguk setelah melihat nya

"Yg disebelah itu kakak aku, ada papa sama om aku, adek nya papa" jelas Heejin

"Kamu dulu gembul ya, gemesin"

Heejin pun hanya tersenyum, lalu ikut duduk di sebelah Jaemin

"Ini pas kapan ?" Tunjuk Jaemin pada sebuah foto yg menunjukkan seorang anak perempuan sedang mengenakan kostum tari

"Pas masih TK kayak nya, atau SD ya ? Aku lupa" jawab Heejin

"Muka nya sebelas dua belas sama si baby" ucap Jaemin

"Iya dong, kan anak mama ya nak"

"Anak papa juga dong ma"

"Iya, anak mama sama papa"

Jaemin kembali membalik lembar demi lembar foto di album itu, hingga ia menemukan sosok yg sudah lama tak ia temui.

"Aku kangen sama dia" ucap Jaemin

"Siapa ?"

"Orang ini" tunjuk Jaemin yg sontak membuat Heejin mengerjapkan mata nya beberapa kali

"Kamu baik-baik saja kan ?" Tanya Heejin ragu

"Iyalah, emang nya aku kenapa ?"

"Aku ada di hadapan kamu tapi kamu masih bilang kangen ? Ada-ada aja deh"

"iiihhh... Bukan kamu yg sekarang, tapi kamu versi dulu, Pas pertama kali ketemu sama aku. Aku inget, waktu itu kamu lagi duduk di salah satu kursi di dalam ruang guru pas aku masuk ke sekolah pertama kali, terus kamu anterin aku ke kelas ku, dan kamu adalah temen Deket nya Siyeon"

"Cuma itu aja yg kamu inget ?" Tanya Heejin

"Aku juga inget waktu kita beberapa kali makan bareng di kantin karena aku yg nemenin Jeno dan kamu nemenin Siyeon, sama sempet pulang bareng naik bus sekali karena mama aku nggak bisa jemput, terus apa lagi ya ?"

"Pas kamu lomba futsal ? Kamu inget nggak ?"

"Euummm... Nggak inget, emang ada apa ?"

Heejin hanya tersenyum mendengar jawaban Jaemin sambil membalik beberapa halaman album

"Coba liat" ucap Heejin

"Waktu itu aku jadi salah satu panitia lomba, dan berkesempatan buat foto bareng sama tim yg juara, aku berdiri di samping kamu" lanjut nya

Jaemin tampak memperhatikan foto itu dengan seksama, dan benar saja sosok gadis mungil disampingnya itu adalah Heejin

"Mungkin pandangan kamu waktu itu cuma tertuju pada seseorang yg bawain kamu bunga" kata Heejin tenang sambil tetap tersenyum

Jaemin melihat senyum itu, dan entah mengapa ia jadi merasa bersalah

"Kenapa sih baru sekarang ?" Protes Jaemin

"Apa nya ?" Bingung Heejin

"Tau nya" jawab Jaemin singkat

"Tau apa ?"

"Tau kalau waktu itu kamu berdiri disamping aku, kalau aja waktu itu aku tau bahwa kamu itu jodoh ku, mungkin pas foto udah aku peluk kali ya"

Heejin tertawa mendengar penuturan Jaemin.

"Kamu tuh ada-ada aja sih, lagian masih SMP udah berani peluk-peluk"

Jaemin ikut tersenyum melihat wanita yg dicintainya itu dapat tertawa seperti tadi

"Tapi nggak apa-apa, setidaknya aku nggak terlambat, buktinya kamu sekarang jadi milikku" bangga Jaemin

"Bertemu lebih dulu nggak menjamin bakal bersama sampai akhir, iya kan sayang ? Yg paling penting bukan siapa yg pertama, tapi siapa yg bertahan hingga akhir" kata Jaemin yg disetujui oleh Heejin

"Bisa dapet kamu dan bersama mu seperti ini, adalah hal yg selalu aku syukuri setiap hari" lanjut Jaemin

"Makasih karena sudah bersabar nungguin jodoh kamu yg datang nya lama banget ini" canda Jaemin lalu membawa Heejin ke dalam pelukannya.

"Aku bukan lah seseorang yg penyabar seperti apa yg kau katakan jika tidak terhadapmu, aku tak sebaik apa yg sering kau katakan jika tidak kepadamu. Aku hanyalah orang biasa yg berusaha menjadi baik dan berusaha menjadi pantas untuk seseorang yg menjadi tujuan ku. Layak nya sebuah lomba lari, semua yg mengikuti nya pasti memiliki tujuan yg sama yakni mencapai garis finish dan menjadi pemenang. Mereka yg kalah, bukan berarti mereka tidak berjuang, mereka sama-sama berlari, memberikan yg terbaik yg mereka bisa serta mengabaikan rasa lelah dan rasa sakit. Aku pun sama, aku juga berlari ke arah mu secepat yg aku bisa, meskipun pada akhirnya bukan aku yg sampai pertama, namun aku bersyukur karena pada akhirnya aku pun bisa sampai ke garis finish itu dan menggapai tangan mu"

End...

To My YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang