Seseorang Milik ku

182 38 1
                                    

Sudah 6 bulan lama nya Heejin tinggal di New York bersama kakak laki-laki nya.

Selama itu pula gadis itu sibuk dengan pekerjaan baru nya sebagai salah seorang editor di perusahaan penerbitan majalah.

Jam menunjukkan pukul 4 sore waktu New York, Heejin pun bergegas untuk membereskan barang nya dan bersiap pulang ke rumah.

Seperti biasa, Heejin pulang ke rumah menggunakan bus. Disepanjang perjalanan, ia hanya akan diam sambil memandangi pemandangan di luar lewat kaca jendela. Semalam, ia tiba-tiba di telpon oleh ibu nya yg mengatakan jika ada seorang pemuda yg berniat melamarnya.

Sebenarnya ia ragu, ia masih belum bisa sepenuhnya melupakan lelaki itu. Namun, ia harus bangkit. Seseorang Milik nya akan segera datang, jadi lebih baik ia mulai menata hati nya untuk orang itu, daripada terus-menerus memikirkan seseorang yg tak akan pernah bisa ia miliki.

Heejin turun di halte dekat rumah nya. Ia pun berjalan menyusuri jalan setapak menuju ke rumah nya yg terletak di ujung jalan.

"Aku pulang kak" ucap nya pada sang kakak yg sedang meminum teh di ruang tamu.

"Heejin, semalam ibu sudah menelepon mu ?" Tanya sang kakak

"Sudah"

"Lalu kau mengatakan apa ?"

"Aku menerimanya, lagipula tak ada salahnya aku bertemu dulu dengan lelaki itu. Masalah cocok atau tidaknya, bisa dibicarakan belakangan"

"Jangan memaksa Heejin, jika kau memang tak siap maka tolak lah"

Heejin hanya tersenyum mendengar nasehat kakak nya.

"Kak, apakah menikah itu menyenangkan ?" Tanya Heejin tiba-tiba

"Iya, jika kau bertemu dengan orang yg tepat" jawab kakaknya

"dan karena itu lah sampai sekarang kakak masih betah sendiri meskipun kakak ipar sudah pergi lebih dari 5 tahun, karena kakak merasa belum tentu akan bahagia jika bersama dengan orang lain ?"

"Heejin..."

"Aku akan mencobanya kak, meskipun takut aku akan mencoba menerima nya"

"Nanti malam kakak akan berbicara pada lelaki yg ingin melamar mu, kakak akan memastikan nya terlebih dahulu, Apakah lelaki itu pantas untukmu atau tidak. jangan takut, kakak akan selalu bersama kamu. Kakak pastikan, kau akan bahagia bagaimana pun itu"

Heejin mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya

-----

Heejin keluar dari kamarnya setelah selesai bersiap-siap. Ia akan sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat kerja

"Bisa kita bicara sayang ?" Tanya sang kakak

"Kakak ingin bicara apa ?"

"Semalam, kakak sudah menelpon lelaki itu"

"Lalu ?"

"Menikah lah dengan nya"

Heejin tertegun mendengar kalimat yg dikatakan kakaknya

"Dia pemuda yg baik, sangat baik. Kakak yakin, kamu pasti bahagia bersamanya" lanjut sang kakak

Heejin pun mengangguk, menyetujui permintaan lelaki itu

"Kapan kami bisa bertemu kak ?"

"Minggu depan, lelaki itu akan datang kemari. Temuilah dia saat itu"

"Baiklah" jawab Heejin lalu tersenyum

-----

Malam ini, Heejin akan bertemu dengan pemuda itu. Jantung nya berdegup kencang. Ini adalah pertama kali nya ia bertemu dengan lelaki yg begitu kekeuh untuk melamar nya.

Heejin sebenarnya tak tahu, apa alasan lelaki itu ingin menikah dengan nya. Yg ia tahu, hanya kakak nya yg bercerita tentang lelaki itu yg sudah lama mengagumi Heejin dan mengaku bahwa ia adalah teman sekolah Heejin dimasa lalu.

Saat Heejin sedang disibukkan dengan pemikirannya, tiba-tiba seseorang menepuk lembut pundaknya yg membuat ia menoleh.

Heejin tersenyum sambil menyapa nya

"Kau sudah menunggu lama ?" Tanya pemuda yg tadi menepuk pundak Heejin

"Iya" jawab Heejin

"Aku terlambat dan membuat mu menunggu lama. Maafkan aku" ucap si pemuda

"Apakah kau benar-benar mengenalku ?" Tanya Heejin ragu

"Tentu saja aku mengenalmu, kita pernah satu sekolah dulu"

"Kenapa kau baru menemuiku sekarang ?"

"Karena aku baru saja menemukan mu lagi setelah sekian lama"

Heejin memejamkan matanya, hati nya menjadi gusar. Semoga ini bukan pilihan yg salah, semoga memang lelaki dihadapannya ini adalah seseorang yg Tuhan takdir kan menjadi milik nya. Iya... Semoga saja...

-----

"Seseorang milik ku telah datang, dan setelah ini aku akan melanjutkan hidupku dengan ia yg ada di sisiku. Untuk mu yg dulu pernah hadir dan menemani masa mudaku, terima kasih banyak. Setidaknya berkat kamu, aku jadi tahu seberapa sulitnya menunggu"

Tbc

To My YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang