Sesuatu yang harus kamu tahu

224 36 2
                                    

"sejak kapan ?" Tanya Heejin lirih pada lelaki di hadapannya

"Apa nya ?" Tanya balik lelaki itu

"Semua nya ? Sejak kapan kau merencanakan semua nya ?"

"Sejak lama"

"Pasti seseorang telah memberi tahu mu tentang ku"

"Iya, dan aku bersyukur karena belum terlambat untuk tahu"

"Dokter..."

"Berhenti memanggilku dokter, kau calon tunangan ku, sayang ?"

Pipi Heejin tiba-tiba merona mendengar apa yg barusan lelaki itu katakan.

"Aku tidak tahu, jika dibalik sifat optimis mu yg begitu besar ternyata kau adalah orang yg pesimis dalam memperjuangkan perasaan mu"

"Aku hanya takut menyakiti orang lain"

"Kau bukan takut menyakiti orang lain, tapi kau sendiri yg takut terluka"

"Kau sudah sembarangan berbicara dokter Jaemin" kesal Heejin

"Bagian mana nya yg salah ? Heejin, haruskah kau menyimpan nya Sendirian selama belasan tahun tanpa ada minat sedikit pun untuk memastikan nya ? Orang lain tidak akan tahu, jika kau tak mengatakan bagaimana perasaan mu. Jika saat itu kau memang menyukai ku, harus nya kau katakan yg sebenarnya, entah aku akan menerima atau menolak setidaknya kau bisa melanjutkan hidup mu dengan kepastian setelah nya. Tidak kah semua nya menyiksa ?" Tanya Jaemin, Heejin hanya diam tanpa ada minat membalas perkataan Jaemin

"Jika aku tidak datang kemari mungkin kau masih berdiam sampai sekarang dan pasrah menerima takdir mu tanpa ada minat untuk memperjuangkan perasaan mu padaku"

Heejin masih saja berdiam dan menatap kosong Jaemin yg ada di depannya. Melihat Heejin yg hanya diam, membuat Jaemin menghentikan ucapannya

"Awalnya aku hanya tidak berminat menjadikan dokter milik ku" ucap Heejin tiba-tiba

"Aku kira aku hanya sebatas mengagumi dokter tapi ternyata aku menginginkan lebih. Aku berusaha meyakinkan hatiku berkali-kali karena perasaan asing itu pertama kalinya untukku. Saat aku memutuskan untuk mulai berjuang, ternyata aku sudah terlambat. Butuh waktu yg lama untuk membuat hatiku yakin jika aku menyukaimu, rasa suka ku sudah terlalu besar hingga aku tidak bisa melupakan mu dengan mudah" cerita Heejin

"Bagaimana bisa aku mengatakan jika aku menyukaimu, jika saat aku hampir mengatakan nya kau sudah bersama dengan orang lain yg kau cintai ? Aku tahu aku salah, kau benar, setidaknya aku mengatakannya meskipun pada akhirnya akan kau tolak. Tapi tidak kah kau ingat jika pada akhirnya aku mengatakan nya ?" Lanjut Heejin lalu menatap dalam kedua mata Jaemin

"Aku belum pernah menikah" kata Jaemin yg sukses mengejutkan Heejin

"Beberapa tahun lalu aku memang sempat akan menikah, namun batal. Kami sudah tidak saling memahami, hingga kami memutuskan untuk berpisah meskipun berat. Dua tahun  lalu, wanita itu datang lagi untuk meminta bantuan, Ia menitipkan bayi perempuannya padaku lalu pergi untuk mencari suami nya, hampir dua tahun dia pergi tak ada kabar dan tiba-tiba dia datang lagi untuk mengambil bayi nya. aku tidak curiga sama sekali saat itu, karena aku pikir, aku mengenalnya dengan baik dan dia tidak akan berbuat macam-macam, tapi ternyata aku salah. Wanita itu, hendak menjual bayi nya pada orang lain. Aku marah, aku kecewa, makanya aku meminta bantuan hukum pada Jeno, karena aku percaya, hal memalukan seperti ini tidak akan menyebar kemanapun jika Jeno yg mengurus nya. Bagaimanapun juga, wanita itu pernah sangat aku cintai, dan aku tidak ingin melukai harga dirinya meskipun kami sudah tidak bersama lagi"

Heejin mendengar dengan seksama apa yg barusan Jaemin ceritakan. Air mata nya sudah menetes sedari tadi, ia tak menyangka jika selama ini ia sudah salah paham.

Jaemin menggenggam kedua tangan Heejin yg ada diatas meja.

"Sekarang, giliran kita yg menyelesaikan urusan kita. Kamu mau nya kapan ?" Tanya Jaemin

"Heum ?" Bingung Heejin

"Kapan aku boleh melamar kamu ? Kapan kamu siap buat membuka hati mu lagi untuk ku ?" Tanya nya lirih

"Tolong pikirkan baik-baik, aku tidak mau kamu terburu-buru. Nggak apa-apa, aku akan menunggu seperti apa yg dulu pernah kamu lakukan untuk ku" lanjut Jaemin

Air mata Heejin turun semakin deras, ia tidak mampu mengatakan apapun dan hanya terdiam. Jaemin pun bangun dari kursinya lalu memeluk Heejin sambil mengelus rambut panjangnya.

"Kali ini, aku akan meraih tangan mu dan menggenggam nya dengan erat"

Tbc



To My YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang