"Heejin... kakak dengar kamu sakit lagi, bener ya ?" Tanya seorang lelaki pada adik perempuan nya melalui sambungan telepon
"Iya kak, tapi sekarang Heejin sudah baikan. Besok sudah bisa keluar rumah sakit" jawab Heejin menenangkan
"Heejin... Bisakah kau pikirkan apa yg sering kakak tawarkan padamu ?"
"Aku suka berada disini kak, setidaknya jika aku disini, ibu tidak akan terus mendesak ku untuk menikah"
"Kakak yg nanti akan bicara pada ibu, supaya tidak mendesak mu menikah"
Heejin menarik nafas dalam, lalu melirik ke arah pintu dimana Jaemin menunggu nya diluar ruangan
"Maafin Heejin ya kak, Heejin sering membuat kakak khawatir" ucap Heejin dengan air mata yg mulai menggenang
"Jangan meminta maaf, kau tidak salah apapun" jawab sang kakak
"Kak, Heejin akan memikirkan sekali lagi tawaran kakak. Heejin akan memastikan satu hal lagi, setelah itu Heejin akan mengambil keputusan untuk pulang atau bertahan disini"
-----
"Dokter nggak capek apa nungguin saya disini. Saya sudah baik-baik saja dokter, lagi pula ada dokter Chaeyeon juga" ucap Heejin
"Saya nggak bisa ninggalin kamu meskipun ada dokter Chaeyeon, saya yg membawa mu kemari jadi saya yg bertanggung jawab sampai kamu pulang" jawab Jaemin
Heejin tersenyum getir, dalam hatinya berkata beruntung sekali seseorang yg mendapatkan lelaki sebaik ini.
"Dokter, boleh kah saya bertanya satu hal ?"
"Mau tanya apa ?"
"Menurut pendapat dokter, jika ada seorang perempuan menyukai seorang lelaki meskipun ia tahu lelaki itu sudah menikah, apakah itu salah ?"
Jaemin tersenyum mendengar pertanyaan Heejin
"Kamu menanyakan sesuatu yg kamu sudah tahu pasti apa jawabannya"
"Saya tahu itu salah, tapi apakah ia masih salah jika ia hanya ingin menyukai nya saja tanpa menggangu kehidupan nya sekarang ?"
"Heejin, kita tidak hanya hidup sendirian. Kita hidup bermasyarakat dengan berbagai jenis pemikiran. Sebagian orang mungkin menganggap itu tidak salah, tapi sebagian besar lain nya sudah pasti menganggapnya salah. Kita hidup dengan norma dan adat yg harus ditaati, suka ataupun tidak" nasehat Jaemin
"Jadi dokter juga mengaggap nya salah ?" Tanya Heejin ragu dan Jaemin pun mengangguk
"Lagipula perempuan itu juga harus bahagia, ia tidak boleh hanya menyukai seseorang yg tidak mungkin bisa ia raih. Dia harus berhenti, dan mencari kebahagiaan nya sendiri"
"Meskipun perempuan itu bahagia walau hanya menyukainya tanpa mengharap balasan, apakah ia tetap harus berhenti ?"
"Iya, dia harus berhenti" tegas Jaemin
Heejin pun menatap nanar wajah Jaemin
"Saya tahu apa yg harus saya lakukan sekarang, terima kasih karena sudah menjawab keraguan saya dokter" lirih Heejin yg membuat Jaemin menyernyit bingung
"Maksud kamu ?" Tanya Jaemin
"Nggak dokter, lupakan saja" jawab Heejin
-----
"Sudah selesai semua ? Nggak ada yg ketinggalan kan ?" Tanya Jaemin memastikan
"Sudah dokter, maaf sebelumnya. Tapi sebaiknya dokter tidak perlu mengantarkan saya, jarak ke Bandara cukup jauh. Dokter kan harus kembali ke rumah sakit" kata Heejin
"Ke Bandara ? Kamu kan mau pulang, ngapain kamu ke bandara ?" Heran Jaemin
"Sementara saya akan pulang ke rumah orang tua saya dokter"
"Dimana rumah orang tua kamu ?"
"Jeju"
Jaemin mematung sambil memandang Heejin yg nampak tenang dihadapannya
"Kamu nggak apa-apa pergi kesana ?" Cemas Jaemin
"Saya baik-baik saja"
"Berapa lama kamu berada disana ?"
"Sampai semuanya siap"
Jaemin menghela nafas panjang nya
"Yaudah, saya antarkan kamu ke bandara" putus nya
"Tapi dokter nanti bisa terlambat kembali ke rumah sakit"
"Saya akan minta teman saya untuk menggantikan jadwal saya sementara. Kamu jangan khawatir"
-----
Sesampainya di bandara Jaemin segera membawakan koper Heejin dan berjalan di samping gadis itu
"Dokter, sampai sini saja" ucap Heejin
"Pesawat nya jam berapa ?"
"Empat puluh menit lagi dokter"
"Saya tunggu sampai pesawat kamu berangkat"
Heejin terdiam lalu duduk di sebuah bangku panjang di ruang tunggu bandara yg terletak di luar. Langit hari ini tampak cerah, musim semi kali ini terlihat lebih indah dari biasanya.
Pengumuman dari pihak bandara membuat Heejin bergegas berdiri dari duduknya.
"Saya akan masuk dokter, terimakasih banyak" ucap Heejin sambil mengulurkan tangannya
Jaemin membalas uluran tangan Heejin dan menggenggam lama tangan perempuan itu.
"Saya pamit dokter" ucap Heejin
"Dan ini akan menjadi hari terakhir saya bisa melihat dokter. Terimakasih banyak karena sempat hadir dan menyapa saya. Setidaknya selama lebih dari 13 tahun saya menyukai dokter, saya bisa menyapa dokter dan mengenal dokter meskipun hanya sebentar. saya pamit pulang dokter, Kembali ke tempat dimana saya berasal. Benar apa kata dokter, saya harus berhenti dan melupakan apa yg tidak bisa saya raih" batin Heejin
Heejin memandang lama wajah Jaemin dengan mata yg berkaca-kaca. Melihat itu Jaemin pun menarik tangan Heejin dan memeluknya
"Jangan menangis, semua akan baik-baik saja kan ? Cepatlah kembali" ucap Jaemin sambil mengelus punggung Heejin menenangkan
Air mata Heejin menetes begitu saja
"Saya tidak akan pernah kembali lagi, maafkan saya"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth
FanfictionUntuk masa mudaku, terima kasih banyak karena sudah berjuang dan bertahan, Kau Hebat ...