/playing blood

145 16 3
                                        

"Ayah."

Sang ayah menoleh dengan melemparkan senyumnya pada sang putra "Jungkook."

"Ayah baik baik saja kan?"

Ayah jungkook mengagguk. "Aku datang kesini karena ingin meng--"

"Tidak, kau tidak boleh mengundurkan diri Jungkook. Kau harus menjadi penerusku." lirih pria itu yang sedang berusaha untuk duduk diatas ranjang.

"Aku? aku sudah tidak berminat. Aku bisa mencari pekerjaan lain."

Ayah jungkook menggeleng, "Kau satu satunya putraku, ku mohon jadilah penerusku."

Jungkook mengernyit bingung "Apa maksud ayah? Aku satu satunya?" tanyanya tidak mengerti.

Ayah jungkook mengagguk lemah. "Kau Jungkook, Jeon Jungkook."

"Lalu Yoongi? Tidak, aku sedang tidak ingin bercanda."

Ayah jungkook menggeleng lagi, "Dengar dulu. sebenarnya Suga, Suga bukan anak ayah."

Rahang jungkook mengeras dengan alis menyatu marah setelah mendengarkan ayahnya berbicara. Jungkook yakin ia tidak salah dengar.

"Apa lagi sekarang? Apa aku sedang dipermainkan? Aku tidak suka."

Lantas ayah Jungkook memegang pundak sang anak lalu meremasnya, "Dengar, Min Yoongi bukan anak ayah Jeon Jungkook. Ayah tidak bercanda."

"Lalu anak siapa?"

"Ibunya berselingkuh dari ayah, anak dari mereka."

Jungkook berdiri lalu berkacak pinggang. Kilatan amarah terlihat jelas di manik mata pria itu.

Jungkook di bohongi, Jungkook sudah di bohongi dari dulu ketika mereka bilang Yoongi adalah anak mereka. Sial!

"Apa ini?! Huh?!" bentaknya sembari menengadah.

Ayah hanya menghela nafas gusar, sudah menduga anaknya pasti akan seperti ini. "Jangan seperti ini, nak. Jangan menaikkan atau bahkan melempar barang disini."

Jungkook menarik napasnya dalam, "Kenapa aku baru diberi tahu kan sekarang? Kenapa?!"

"Ju--"

"Tidak ada jungkook jungkook! Ayah harus menjawab pertanyaan ku!"

"Jungkook, ayah pikir dengan menyembunyikan semuanya darimu akan tetap baik baik saja, lagi pula, ayah juga baru tahu bulan kemarin."

Jungkook menoleh tajam melirik ayahnya, "Dari mana ayah tahu?"

"Suruhan ayah mencari informasi tentang wasiat hidup Yoongi. Ibunya tidak mau memperlihatkan ku akta kelahiran atau apapun itu tentang Yoongi, Semuanya."

"Oh sial! Sial!" umpat jungkook.

"Ayah juga di bohongi, bukan kau saja."

"Tetap saja! Tetap saja ayah masih menyembunyikan semuanya dariku!"

"Ayah tahu ayah salah, tapi ayo perbaiki ini bersama."

Jungkook menunduk, "Tidak, situasi sekarang sudah sulit. Ayah bahkan hanya diam saja ketika Yoongi mencoba merebut semuanya dariku."

Ayah jungkook menggeleng, terlihat air mata mulai jatuh dari pelupuknya, "Maafkan, ayah nak. Maaf."

Jungkool mengusap wajahnya kasar, "--Ayah membiarkan Yoongi untuk segalanya. Ayah membiarkan ibu dan anak itu menguasai milik ayah sendiri! Kenapa?!

"Ayah bahkan sudah tidak mendengarkan ku ketika aku bilang bahwa wanita itu yang membunuh ibuku! Ayah tidak mendengarku sebagai anak ayah, aku benar benar kecewa pada ayah."

Ayah Jungkook menggeleng lagi, "Maafkan ayah nak, maaf."

"Terlambat, semuanya sudah tertambat. Berikan saja semuanya pada anak kesayangan mu itu, semuanya bahkan dengan yang milikku sekalipun."

"Jangan bicara begitu Jungkook."

"kenapa? Bukankah Yoongi anak kesayangan ayah? Anak kebanggaan mu, bukan?"

"Ayo perbaiki semuanya, Kau harus mengambil alih semuanya demi cucu cucu ayah nantinya."

Jungkook jadi teringat Hyera yang sedang mengandung, "Hyera sedang hamil."

Ayah Jungkook melotot tak percaya, "Benarkah? Menantu ku sedang hamil?"

Jungkook mengangguk, Sepertinya ayahnya sangat senang mendengar kabar baik itu.

Pasca pernikahan mereka berlangsung, tidak ada anggota Keluarga Jeon yang datang. Jungkook sengaja tidak mengundang mereka karena pasti, jika ayahnya datang, Bibi Seo juga akan ikut turun tangan menghadiri pestanya.

Jungkook tidak mau dan tidak akan pernah mau.
Hyera hanya pernah bertemu sekali dengan ayah jungkook dan istrinya, hanya sekali dimana mereka di undang oleh ayah Jungkook untuk makan malam keluarga saat dua hari setelah pernikahan.

Jungkook sedikit merasa bersalah tapi--tapi biarkanlah.

"Apa Yoongi juga sudah mengetahui semuanya?"

Ayah jungkook mengangguk. Membuat jungkook mendengus kesal, "Sial! anak itu harus di beri pelajaran, tunggu kau Min Yonggi sialan! Berani beraninya kau mengambil miliku saat kau tahu kau tidak berjak perihal itu semua."

Jungkook hendak melangkah sebelum ayah menahan dirinya, "Jungkook, jangan sekarang nak."

Jungkook menoleh tajam, "Kenapa? Ayah akan membiarkan mereka lagi?

"Tolong jangan gegabah, dengar dengar Suga sedang belajar tembakan bersenjata api beberapa bulan terakhir. Kau harus berhati hati, Jungkook."

Senyum Jungkook mengembang, bukan senyum biasa "Ohh begitu? Kalau begitu bukankah ini permainan yang menarik? Aku bahkan jauh lebih dulu bermain senjata dari pada dirinya. Ayo, bermain darah Min Yoongi."

Ayah jungkook menggeleng keras, "Jungkook."

Jungkook menoleh, "Aku berjanji akan baik baik saja."

"Kau hanya satu satunya anggota keluarga ayah dari peninggalan mendiang ibumu jadi tolong tetap hidup setidaknya kalau bukan demi ayah, demi istri dan anakmu.

Dan dari sini, perang itu sudah di mulai perlahan lahan, Ayo bermain darah.

Tbc.

Tinggalkan jejak di kolom komentar untuk mendukung penulis^

l'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang