/Min Yoongi

71 7 0
                                    

Suara tembakan bersenjata api berbunyi keras mengisi kesunyian salah satu ruangan bernuansa gelap. Bersamaan dengan itu, derap langkah kaki seseorang terdengar.

Beberapa orang yang tengah berdiri segera membungkuk memberikan penghormatan. Lain halnya dengan seseorang yang tengah memegang senjata itu dengan senyum miringnya.

"Oh, Min Yoongi sudah datang.."

"Hyung.."

Pria yang di sebut sebut Hyung itu mengambil langkah. Tangannya menyodorkan revolver kepada Min Yoongi.

"Limited edition. Benda Ini keluaran baru, hanya dua di seluruh permukaan dunia. Kau boleh pakai."

Yoongi tersenyum meremehkan, "Benarkah?" ujarnya setelah menerima benda itu lalu melanjutkan "Ini milik mu?"

"Ya, tentu saja. Sialnya satunya lagi sudah terjual dengan harga tinggi, aku bahkan belum sempat mengirim uangnya tapi sudah di beli lebih dulu seseorang."

Yoongi terkekeh "Ini ilegal kan?" tanyanya sembari menyapu bersih ujung revolver itu menggunakan jarinya, Sesekali meniup.

Pria itu terkekeh sebentar sebelum berkata "Apakah ada senjata api yang di biarkan legal oleh negara? Yang benar saja pertanyaan mu Min."

"Hah, Aku bercanda Kau pikir aku bodoh Hyung. Omong omong benda ini cukup keren."

"Karena mahal" sahut si pria.

Yoongi mengulum bibirnya sebentar "Sangat menarik kalau peluru dari benda ini menembus jantung seseorang."

"Kau mau membunuh?"

Yoongi melirik lalu berdeham "Begini, bagaimana kalau kau menjualnya padaku? Berapa pun itu aku siap."

"Tidak. Aku tidak menjualnya Yoongi."

"Seratus juta dollar untuk satu revolver. Setuju? Dua ratus, Tiga, Oh atau satu miliar?" ujar Yoongi berterus terang. Masih mencoba bernego dengan harga lebih fantastis.

Pria itu menaruh tangannya ke dalam saku sementara pendengarannya masih mendengar dengan baik "Kau benar benar mengiginkan itu? Memangnya kau tau cara menembak? Ck."

Yoongi mendengus "Aku bisa dan sedang belajar untuk lebih baik lagi. Ayolah Seokjin, aku akan mencari pelacur terbaik di Seoul untuk melayani mu setiap saat. Kau tidak boleh pelit dengan adik."

Seokjin tertawa keras.

"Lihat, bicara mu kurang ajar sekali. Tidak ada sopan sopannya padaku."

"Hyung.." suara Yoongi merendah.

"Kau pinjam saja, aku tidak menjualnya pada siapapun bahkan berapapun harga itu untuk benda satu satunya di dunia."

Yoongi berdecak "Kalau begitu tidak jadi. Kau ambil saja kembali Aku tidak suka meminjam. Aku menginginkan benda itu untuk di miliki sendiri, bukan untuk berbagi."

Seokjin meneguk whisky setelah mendapatkan minuman itu dibelakang tubuhnya, di atas meja bundar.

"Oh. Siapa yang pelit disini, Kau atau aku? Tidak suka berbagi katamu? Kau tipe pria serakah ya.." Seokjin terkekeh lagi. Ya, benar. Sejauh ini, selama pertemanan mereka, Seokjin memerhatikan Min Yoongi sebagai pria yang tidak suka berbagi. Pria itu menginginkan sesuatu sebagai hak sendiri, bukan bersama.

Milikmu ya milikmu. Sedangkan miliknya ya miliknya seorang diri. Begitu.

"Tidak peduli. Padahal aku menginginkan benda mahal agar cara membunuh ku lebih mewah. Setelah semuanya selesai, aku akan kaya tujuh turunan. Bukankah itu keren?"

Seokjin tersenyum "Dari caramu bicara, sepertinya kau benar benar ingin membunuh? Siapa?"

"Seseorang yang membuatku muak. Yang menghalangi jalanku menuju kemenangan dan kekayaan. Aku membenci mereka yang seperti itu, Aku akan segera membunuh mereka secepatnya."

"Ohh ambisi mu menjadi kaya sangat besar. Itu keren. Lakukanlah, buat hidup mereka menderita dan terlihat menyedihkan."

Yoongi menarik senyum mengerikan "Itu akan terjadi."

"Biar kutebak, ini tentang masalah keluarga mu bukan? Seperti warisan ayahmu kepada kakakmu."

"Benar, Hyung sangat benar. Aku ingin menjadi kaya secepatnya."

"Cerita kalian sangat menarik. Aku akan menunggu waktu dan menonton kapan kau akan bereaksi. Sangat sangat menarik."

"Tunggu saja, Jeon Jungkook akan tersingkir setelah aku membunuhnya jika dia banyak ikut campur. Atau mungkin-- cukup membuatnya menderita bersama Hyera."

Seokjin menepuk punggung Yoongi "Bagus. Kalau butuh bantuan kau bisa menghubungi ku kapan pun kau mau. Gratis."

Yoongi menepis tangan itu perlahan "Maaf, tapi aku tidak suka di sentuh." katanya pelan segera menyingkir lalu mendaratkan bokongnya di kursi sudut ruangan. Sedang menikmati waktu luangnya sembari berpikir bagaimana cara menyingkirkan Jeon Jungkook sebagai pewaris perusahaan milik sang ayah.

Belakangan ini, Min Yoongi memang kerap meluangkan waktunya untuk belajar mengunakan senjata api. Menurutnya itu adalah kegiatan yang sama sekali tidak membosankan.

Setiap ada waktu, Yoongi selalu mampir untuk mengetes perkembangan belajar nya menggunakan benda seperti itu di salah satu stadium Kratos Shooting. Tidak ada maksud lain tapi kalau merasa tertekan atau terancam, Yoongi akan bertindak sesukanya.




Jangan lupa apresiasi nya kepada penulis dengan tekan vote serta komentar yaaaa-!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

l'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang