TEKAN TOMBOL BINTANG POJOK KIRI BAGIAN BAWAH, TERIMA KASIH 💜
Sudah sampai di rumah, Hyera langsung di manja habis habisan oleh Jungkook. Mau ini akan di kabulkan, mau itu akan di kabulkan juga, hidupnya seperti di surga.
Jujur saja. Hyera sebenarnya tidak benar benar menginginkan semuanya, hanya sedang mengerjai Jungkook agar pria itu sibuk sendiri dan tidak berada di kamar terus. Hyera sendiri merasa biasa saja saat tahu kondisinya tengah hamil, menurutnya tidak ada yang berubah dari dirinya, mungkin saja seperti yang di katakan dokter tadi bahwa para pria bisa merasakan morning sickness atau lain sebagainya meski tidak hamil sungguhan.
Tapi ini di luar ekspetasinya, ini terlalu berlebihan. Jungkook terlalu berlebihan memanjakan dirinya, maklum anak pertama.
Sementara bagi pria Jeon itu, dirinya sangat senang mendapat kabar bahagia setelah kepulangannya dari kantor yang menguras emosi.
Istrinya tengah hamil muda dan sangat rentan di usia dini. Maka Jungkook harus memperhatikan Hyera dan membagi waktu untuk menjaganya.
"Apa lagi? Kau mau ap la-" Jungkook menutup mulutnya saat Hyera menyodorkan cake keju yang ia ambil dari kulkas.
"Aku akan makan ini, kau mau?" ujar Hyera mendongak melihat Jungkook berlari ke arah kamar mandi.
"Jeon, astaga." hyera berlari mengikuti langkah Jungkook yang tergopoh gopoh lalu menepuk pundak Jungkook pelan.
"Ini, minum dulu."
Lantas jungkook mengapai gelas yang di berikan hyera padanya dan langsung meneguk air putih itu sampai habis, "Aku baik baik saja."
Hyera menyipit lalu mencubit perut Jungkook kuat "Baik baik apanya kalau seperti ini? Huh!"
"Sudahlah, sebaiknya Kau saja yang beristirahat aku tidak lelah." lanjut Hyera kesal.
"Ahh- tapi tolong jauhkan apapun yang beraroma keju ya? Aku sangat mual mencium baunya," lirih Jungkook.
Hyera menggeleng berniat membuat Jungkook kesal, "Ibu hamil tidak mau disuruh."
Jawaban yang di berikan Hyera padanya membuat Jungkook melotot kaget, "Kenapa kau seperti itu? Tidak kasihan padaku yang muntah muntah terus setelah mencium bau keju?"
"Apa? Kau masih bisa melakukannya sendiri, sekali lagi, ibu hamil tidak mau disuruh." ujar Hyera membalikkan tubuhnya beranjak pergi sebelum lengannya di tahan oleh Jungkook.
"Sepertinya aku ingin mengiginkan sesuatu."
Hyera menoleh, "Kau mengidam?"
"Huh? Tidak, aku tidak mengidam."
Hyera terkekeh lalu menggapai rahang tegas jungkook, "Suamiku ternyata sedang mengidam? Eoh? Apa? Kau menginginkan apa?"
"Aku bilang aku tidak mengidam! Bagaimana mungkin para pria mengidam."
Hyera mencubit pipi jungkook gemas kemudian memainkan bibir Jungkook yang manyun, "Baiklah, kau menginginkan apa? hm?"
"Akuu-- sebentar. Ikat dulu rambutku."
Hyera tersenyum kemudian mengagguk setuju dan langsung melepas ikat rambut yang tadinya masih ia pakai sebelum memberikannya pada Jungkook.
"Duduk dulu, kau terlalu tinggi." Hyera menarik lengan Jungkook menuntun pria itu duduk di sofa. Kemudian segera mengikat surai Jungkook terlampau lembut.
"Sudah, sekarang kau mau apa?"
"Aku mau seks." ujar jungkook frontal menampilkan wajah mesumnya pada hyera, sesekali pria itu menaikan alis menggoda sang istri.
Alih alih menolak Jungkook lebih dulu menyela "Calon ayah tidak mau di tolak."
__
Setelah di gempur habis habisan oleh Jungkook, Hyera langsung tidak berdaya sampai sekarang. Dirinya masih meringkuk di bawah selimut tebal sambil bermain ponselnya. Terlalu malas untuk bangun, Hyera membiarkan tubuhnya beristirahat barang sebentar.Omong-omong jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat tiga puluh dua menit, mereka berdua bermain cukup lama tapi tenang saja, kali ini sangat sangat lembut dan tidak kasar.
"Lelah?" tanya Jungkook menaiki ranjang lalu membuka laptopnya disana.
Hyera mengangguk, "Sangat sangat lelah."
"Kalau begitu tidurlah, berhenti bermain ponsel ini sudah hampir larut malam." Jungkook mengelus surai Hyera lembut lalu mencium dahi Hyera cukup lama.
"Jeon, boleh aku bertanya lagi?"
Jungkook menoleh, "Besok pagi saja, ini sudah larut hyera."
"Sekali saja sebelum aku tertidur."
Menghela lantas mengangguk mengindahkan permintaan si wanita. "Kau sudah beritahukan kehamilan ku pada keluargamu?"
"Haruskah?"
Hyera melemparkan ponselnya pada Jungkook pelan sebelum langsung di tangkap oleh tangan sang suami. "Lalu aku harus menjawab harus sementara kau sudah tau jawabannya?!"
"Tapi aku tidak punya keluarga."
Hyera menarik kuat surai rambut Jungkook membuat pria itu meringgis kesakitan, "Katakan sekali lagi sebelum aku memotong bibirmu!"
"Aku serius. Mereka sudah jahat padaku, haruskah aku masih menganggap mereka keluarga lagi?"
Hyera menelan ludahnya sendiri setelah melihat tatapan Jungkook padanya sedang dalam mode serius. "Kenapa bicaramu begitu? Hubungan kalian baik baik saja kan?" tanya Hyera.
"Tidak, kami tidak baik baik saja."
"Kenapa tidak memberi tahuku sejak awal? Kau menyembuhyikan banyak sesuatu dariku Jeon" ujar Hyera.
Jungkook menggeleng, "Ini hanya masalah kecil, tidak perlu di khawatirkan seperti itu. Semuanya akan baik baik saja."
"Kau selalu mengatakan semuanya akan baik baik saja sementara kau sendiri sedang tidak baik baik saja? Eoh?!" ketus Hyera dengan nada bicaranya yang gemetar.
Sudah cukup dirinya di buat penasaran beberapa hari atau bahkan bulan terakhir akibat perubahan jungkook. Selalu kacau dan seperti orang sters saja. Dan sekarang waktunya bertanya dan harus di jawab meskipun sulit.
"Beberapa hari belakangan kau terlihat tidak baik baik saja Jeon, kau pulang dengan keadaan selalu kacau. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tidak kau ceritakan padaku juga?
Kau takut atau masih belum percaya padaku? Ayo bagi ceritamu padaku, senang atau tidak, setidaknya kau sudah berusaha jujur padaku. Tapi kau tidak melakukannya, Aku marah Jeon!
Kenapa kau selalu menyembuhnyikan masalah mu sendirian? kenapa kau selalu melarangku mengetahui lebih dalam keluarga besarmu Jeon Jungkook! kenapa?!"
"karena aku tidak punya keluarga Hyera, aku tidak punya punya!" bentak Jungkook menjawab pertanyaan beruntun dari sang istri
Hyera tekesiap kaget lalu memejamkan matanya setelah Jungkook membentaknya kuat, "Aku tidak punya. Kau dengar? Kami sedang tidak baik baik saja."
Hyera masih memejamkan matanya, mengatur nafasnya yang berderu kencang sambil sesangukan yang membuat Jungkook langsung menyadari perbuatanya pada sang istri.
Hyera sedang menangis kencang di depannya dan itu karena ulahnya. Tapi Jungkook masih abai, dirinya masih tersulut emosi.
"Besok, aku akan berhenti dari perusahaan ayahku dan akan mencari pekerjaan lain." ujar Jungkook dingin sembari menutup laptopnya lalu beranjak turun dari ranjang.
"Tidurlah ini sudah larut, selamat malam dan maafkan aku." setelah berbicara seperti itu Jungkook langsung meninggalkan kamar.
Suara derit pintu menjadi suara benda terakhir yang mengisi kesunyian kamar itu setelah Jungkook membantingnya cukup keras. Namun hal itu semakin membuat tangisan Hyera tak kunjung berhenti.
"Sayang, lihat daddy mu jahat sekali membentak mommy, tidak kasihan pada mommy?" Hyera mengusap perut datarnya.
"ceritakan padaku Jeon Jungkook!" teriak Hyera frustrasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
l'm Yours
FanfictionDiam diam, Jeon Jungkook sudah menyimpan dendam pada seseorang yang telah menghancurkan ekspetasinya dari kecil. Bahkan setelah menikah, dendam itu masih sama kuatnya dengan yang kemarin kemarin. Hingga secara tak sadar, aksinya dalam menghancurkan...