Sebelum lanjut, tekan bintang pojok kiri bagian bawah, Terima kasih.
Dentuman pelan dari balik pintu membuat perhatian Jungkook teralihkan.
"Masuk." ujar Jungkook dengan nada dingin seraya membuka jasnya lalu membuangnya di sofa.
Seorang wanita cantik kemudian masuk dengan elegan bersamaan dengan suara heels-nya yang menggema di segala penjuru ruangan.
"Selamat pagi manajer Jeon, Direktur memangil anda."
Jungkook menoleh, "Perihal?"
"Sebentar lagi, rapat khusus akan di mulai."
Khusus? Khusus katanya? Yang benar saja.
"Akan ada seseorang selain aku? Yoongi?"
Wanita yang tak lain adalah sekretaris di rektur Jeon itu mengangguk, "Iya, tuan Min juga ikut bergabung dalam rapat kali ini."
Sudah jungkook duga, kata khusus sudah pasti akan ada sangkut pautnya bersama keluarga besarnya. Apalagi jika nama adiknya itu sudah bergabung, perasaan Jungkook pasti sudah tidak enak.
"Aku tidak bisa."
"Tapi ini penting tuan." sekretaris itu mencoba mengelak meskipun terlihat ragu karena melanggar perintah anak sang Direktur.
"Sudah ku bilang aku ti-"
Suara telepon perusahaan yang berada di sudut kanan itu mengalihakan atensinya membuat Jungkook mendadak bungkam. "Halo."
"Aku tidak bisa, aku punya urusan di luar."
"Lalu? Huh, aku tidak peduli."
"Ya, baiklah." dan si pria Jeon itu mengalah karena ayahnya terus saja memaksa dirinya untuk bergabung dalam rapat kali ini.
Jungkook mendongak menatap sekretaris ayahnya yang masih berdiri tegap di sebrangnya. "Aku akan pergi, keluarlah."
Lantas sekretaris tersebut cepat cepat melangkah keluar dari ruangan Jungkook. Sebelum mencebik, "Huh, adik kakak sama saja, sama sama dingin."
Setelah wanita itu keluar, Jungkook menghembuskan napasnya berat sembari memejamkan matanya. Kali ini dirinya tidak akan menyerah, semuanya akan ia pertaruhan meskipun dengan nyawanya sekalipun terkecuali sang istri tercinta.
---
"Jungkook, astaga anak itu!" ayah yang sedari tadi mengumpat itu mengepalkan tangannya kuat kuat. Sudah lebih dari satu jam dirinya menunggu kedatangan si anak yang membuatnya menunggu seperti ini.
"Ayah kita langsung saja, Jungkook pasti akan sangat terlambat."
"Tidak suga, kau pikir setelah semuanya sudah resmi kakakmu itu akan diam saja? Kalian harus berdamai," ujar sang Ayah khawatir.
Sementara pria yang kerap di panggil Suga dengan nama lengkap Min Yoongi itu membuang napas pasrah.
"Kalau begitu tunggu saja sampai bosan. Penerbanganmu sebentar lagi, jika kau masih mau menunggunya maka penerbangan kali ini harus batal."
Ayah menoleh, "Benar, tapi--kalian akan berperang jika aku memilih salah satunya tanpa berkomitmen dengan kalian berdua terlebih dahulu."
"Tidak usah repot repot, pilih aku saja apa susahnya, ayah?" ujar Yoongi mencoba meyakinkan.
"Aku disini." Jungkook membuka pintu ruangan memperlihatkan kedua orang yang sudah bosan menunggu dirinya.
"Duduk dan kita akan mengambil suara sebelum ayah meninggalkan korea, salah satu dari kalian harus menjadi penerus ku."
Jungkook berdecak, "Aku seorang kakak! Apa kalian tidak menghargai ku?!"
Yoongi mengebrak meja "Kau pikir aku tidak mau juga?!"
Ayah memejamkan matanya, "Pelan-pelan, kita bicarakan ini dengan kepala dingin."
"Kau, kenapa kau menjadi beringgas dan serahkah? Tidak bisakah kau memberikannya untukku? Huh?" jungkook menunjuk dan menatap manik Yoongi dalam.
"Lagi, kalian akan mencuri milikku, sialan! Cukup ibuku yang ibumu bunuh! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi!" lanjut Jungkook marah, wajahnya memerah.
"Jeon Jungkook!" ayah berteriak.
"Apa? Kau pikir aku tidak tahu semuanya?! Istrimu dan ibunya membunuh ibuku!"
Dan- semuanya sudah terjadi hari ini, Perang dingin antara anaknya membuat sang ayah khawatir bukan main. Yang sudah ia jaga selama ini juga akan seperti ini pada akhirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
l'm Yours
FanfictionDiam diam, Jeon Jungkook sudah menyimpan dendam pada seseorang yang telah menghancurkan ekspetasinya dari kecil. Bahkan setelah menikah, dendam itu masih sama kuatnya dengan yang kemarin kemarin. Hingga secara tak sadar, aksinya dalam menghancurkan...