Perlahan mata wanita itu terbuka, Hyera mengerjap menatap langit langit kamarnya lama. Menguap lalu merengangkan otot ototnya yang kebas.
Hyera mengambil posisi duduk, lalu memejamkan matanya. Cuaca hari ini sepertinya sedang baik, tidak berembun dengan udara dingin. masih asik di tengah kegiatannya, atensinya teralih pada pintu kamar mandi yang dibuka menampilkan sosok suami tampannya disana.
Oh astaga. pagi pagi begini, maniknya sudah disodorkan dengan pemandangan indah tubuh Jungkook yang setengah telanjang --maksudnya pria itu hanya mengunakan handuk mandi untuk menutupi miliknya. Rambut basah Jungkook menambah kesan seksi dan panas di wajah itu.
Kemudian Hyera tersenyum manis melihat Jungkook yang juga tengah menatapnya binggung.
"Sudah bangun? Kenapa menatap ku seperti itu, Hm?" Jungkook meloloskan satu kedipan mata untuk Hyera guna menggoda istrinya.
Hyera menggeleng, lalu membuang wajahnya ke depan, berpura pura tidak tertarik dengan pemandangan sekarang.
Wanita itu mengerjap lalu meringgis, "Ya! Jeon! Apa yang kau lakukan?!" ketus Hyera berbalik menatap Jungkook penuh marah.
"Maksudmu?"
Buru buru wanita itu menyibak selimutnya kasar kemudian segera beranjak mendekati Jungkook yang masih terdiam di tempat.
"Huh, yang benar saja?! Kau terkena demam semalam, Jeon!" pekik Hyera mengecek suhu Jungkook yang-- sudah mulai kembali normal seperti biasanya.
Hyera menghela napas, "Demam mu sudah turun, suhumu juga sudah kembali normal."
Jungkook mengangguk lalu menggapai jemari istrinya yang masih berada di jidatnya. "Aku baik-baik saja."
Hyera menepis tangan Jungkook, "Lain kali tidak boleh mandi sebelum demam mu mereda. Kau membuatku khwatir saja."
Jungkook tersenyum menanggapi celotehan Hyera di pagi hari, wanita itu ternyata mengkhawatirkan dirinya.
Berbalik melawan arah, Hyera kembali berbicara di tengah kegiatannya membersihkan ranjang. "Cepat pakai pakaian mu nanti masuk angin."
"Bagaimana kalau begini saja? Bukankah kau suka? Sangat sangat suka." godanya langsung mendapat tatapan maut.
"Pakai atau aku yang pakaikan!"
Jungkook terlihat antusias, "Maka aku akan memilih pilihan kedua."
Hyera melirik, "Sudahlah, kau benar benar menyebalkan."
Jungkook tersenyum kemudian tungkainya berjalan mendekati Hyera yang kini masih serius membersihkan ranjang mereka, "Berhenti marah marah. Kau ini moodian sekali pagi ini, hm?" ujarnya setelah berhasil mendekap tubuh Hyera dari belakang.
"Astaga Jeon! Pakai celana mu dulu!"
"Begini saja lebih baik, lagi pula hanya akan ada kau saja yang melihat milikku."
Hyera bersumpah, Ini adalah pertama kali dirinya di goda habis habisan oleh Jungkook pagi ini. Suaminya itu benar benar pria mesum. Sungguh.
"Pergi dan pakai bajumu. Aku akan mandi, lepaskan," Hyera seraya mencoba memberontak dari kukungan Jungkook yang tengah mendekapnya erat.
"Mandi bersama."
Hyera melotot lalu mendongakan kepalanya. "Kau barusan mandi, Jeon."
"Tidak apa jika itu bersamamu. sampai biru jika itu bersamamu aku akan--akhh!" pekik Jungkook setelah lengannya di gigit Hyera kuat kuat.
"Astaga, kenapa kau mengigit terus?"
"Lepas aku akan mandi."
"Mandi bersama."
Hyera mendongak, "Dimana?"
Sementara Jungkook, pria itu mengerjap lambat "D dimana? Tentu saja di kamar mandi sayang."
"Di mana kau ingin aku mengigitmu lagi? Di kamar mandi?" Hyera tersenyum miring setelah Jungkook buru buru melepaskan dirinya.
"Aku akan pakai baju."
....
Hendak melangkah keluar kamar mandi, Hyera sudah menemukan presensi sang suami yang kini sedang sibuk modar mandir kiri kanan di kamar mereka.
"Sedang mencari apa?" tanya Hyera membuka handuk yang melilit di surainya.
"Sudah selesai? Aku mencari dasiku."
"Aku sudah menyiapkan dasimu dari semalam di meja riasku." ujar Hyera sembari menyalahkan hairdryer rambutnya.
"Ahh," Jungkook mengambil dasinya kemudian membuat simpul di kera bajunya. Melihat Jungkook yang sepertinya terburu buru dan dasi yang di pakai pria itu berantakan, Hyera menyimpan hairdryernya lalu melangkah mendekati Jungkook.
"Ini berantakan sekali, kenapa buru buru? Hm?" ujar Hyera mengambil alih dasi tersebut lalu membuat simpul yang lebih rapi dari yang tadi.
"Aku sedang ada urusan di luar."
"Seharusnya kau beristirahat sekarang, semalam kau baru saja terkena demam, Jeon."
"Aku baik baik saja, sayang." Jungkook mengecup pucuk kepala istrinya di tengah kegiatan wanita itu.
"Kemana?"
"Kemana? A aku sedang ada urusan penting."
"Penting sekali?" tanya Hyera menyakinkan membuat Jungkook mengangguk kaku.
"Tidak bisa di rumah saja?" Jungkook menggeleng setelah mendapat pertanyaan lagi dari istrinya.
"Baikah, kalau begitu aku akan siapkan sarapan mu dulu."
....
"Jeon, boleh aku bertanya?" tanya Hyera membuka pembicaraan menatap Jungkook yang melahap sarapan pagi di meja makan.
"Apa?"
"Sebelumnya aku tidak pernah bertemu dengan adikmu, bahkan saat pernikahan kita berlangsung aku tidak melihatnya disana."
Lantas Jungkook berhenti mengunyah rotinya kala Hyera bertanya soal pertanyan yang sangat sangat sensitif baginya "Kenapa bertanya seperti itu?"
"A aku? H hanya ingin bertanya saja."
"Aku tidak punya adik."
"Tapi--ibumu bilang kau mempunyai adik dan adikmu itu sudah tinggal di London beberapa tahun terakhir. Kau punya adik, Jeon."
"Aku sudah bilang tidak punya adik Hyera, Aku tidak punya."
"Jangan berbohong, aku tidak suka pria berbohong. Jujur dan katakan saja."
Jungkook mengernyit kesal, "Berhenti bertanya seperti itu. Aku tidak suka."
"Tapi--"
"Aku pergi." ujar Jungkook bangkit dari duduknya setelah meneguk air lalu mengambil jasnya di kursi.
Suaminya itu kebiasaan sekali kalau sudah di tanya seperti itu. Pria itu akan mengalihkan pembicaraan atau beranjak pergi tidak mau melanjutkan pembicaraan mereka sebelumnya dan hasilnya mereka akan bertengkar kecil setelah itu.
Sebelum benar benar pergi, langkah jungkook terhenti kemudian beranjak mendekati Hyera lalu mencuri kecupan di bibir wanitanya. Ohh kebiasaan seperti itu tidak akan di lupakan oleh Jungkook meskipun keduanya sedang dalam mode bertengkar.

KAMU SEDANG MEMBACA
l'm Yours
Fiksi PenggemarDiam diam, Jeon Jungkook sudah menyimpan dendam pada seseorang yang telah menghancurkan ekspetasinya dari kecil. Bahkan setelah menikah, dendam itu masih sama kuatnya dengan yang kemarin kemarin. Hingga secara tak sadar, aksinya dalam menghancurkan...