Kenma

715 98 2
                                    

Aku melihat jalannya pertandingan. Ritme tim kami benar-benar hancur. Tidak biasanya kami terpengaruh oleh lawan.

Aku melihat lev yang beberapa kali berdecak. Sepertinya keadaan benar-benar gawat. Sudah tertinggal 10 point. Sangat jauh.

Mungkin kami akan kalah telak.

Aku menyisir bangku penonton. Ada seorang yang dari tadi berisik. Org berambut kuning dengan hoodie senada, itu Yaku san. Dan di sebelahnya, Kuro Tetsuro. Tidak seperti dulu, sekarang dia lebih pendiam.

Aku bisa melihat dia sedang menopang kepala nya dengan satu tangan.

"Kenma masuk! Setter!" Perintah pelatih.  Aku terkejut. Sudah lama aku tidak main sebagai setter. Kenapa tib- ah aku mengerti.

Aku pun menyiapkan mental untuk masuk ke lapangan.

"Beri kami umpan yang bagus. Harus menang! Jika kalah semua salahmu." Ujar Tora. Aku merasa tertekan. Tapi mencoba mengabaikan itu.

Pertandingan kembali di mulai, aku memperhatikan lev dengan seksama, dalam 1 kali percobaan, kami harus sudah selaras.

Butuh konsentrasi yang sangat tinggi. Lev mulai berlari dari belakang. Aku siap-siap menyelaraskan bola dengan spike lev.

Buaghhh

Ah yokatta. Berhasil. Satu point berhasil kami rebut.

"Whoaaa kenma ku memang hebat!!" Teriak Shoyo. Aku tidak salah dengar kan?! Itu shoyo! Dia datang.

Aku sangat senang sampai tersenyum di tengah lapangan.

"Lagii!!" Itu suara yaku san!!

Aku menunggu suara itu. Tapi tidak kunjung ada sampai bola kembali di service.

Apa?! Apa seorang kozume baru mengharapkan teriakan dari org yang paling di bencinya?  Hell No! Lupakan itu.

Set berikutnya, aku benar-benar di suruh kerja rodi. Lawan sangat tangguh.

Beruntung kami bisa keluar sebagai pemenang. Tapi ahh ini melelahkan. Rasanya ingin pingsan saat aku tidak bisa bernafas.
Tapi ku tahan semua nya. Jangan sekarang. Aku tidak ingin semakin di tindas.

Selesai semua itu, kami kembali ke bilik istirahat. Aku duduk menyelaraskan nafas di ujung tumpukan tas-tas. Sepertinya mereka yg lain sedang melihat pertandingan selanjutnya.

"Kenma." Aku menoleh. Shoyo!
"Hm." Jawabku lalu kembali melihat ubin bawahku.
"Apa itu sakit?" Shoyo mendekatiku.
Mataku mulai berkaca-kaca.

"Sakitt. Ini ... sakit. Rasanya mau pingsan saja. Shoyo🥺" keluhku sambil memegangi dada.
"Dimana obat mu?" Tanya nya sambil mencoba menenangkanku.
"Di tas."

Shoyo mencari-cari tas ku di antara tumpukan itu.
"Tidak ada. Dimana kau menaruhnya?"
"Tadi ... ku taruh di situ."

"Aku akan cari keluar. Tahan oke?" Shoyo pun segera lari meninggalkan ku.

Selepas kepergiannya aku menyenderkan tubuh di dinding. Aku mendengar langkah kaki mendekat. Mungkin itu shoyo, pikirku.

Ku pejamkan mata ku. Sakit. Ini menyiksa. Badanku tidak bisa bergerak.

"Kenma," suara itu.. suara yg—

Back to author pov

Kuro menaruh tas kenma di samping pemuda itu.
Beruntung dia terpejam.

Saat akan beranjak lagi, dia merasa aneh. Nafas kenma tak beraturan. Dia pun memanggil manggil nama kenma. Berharap mata itu terbuka. Tapi nihil.

Dengan kalang kabut kuro pun menggendong kenma( walau yah tidak sekuat dulu) dan menuju luar gedung.

Tadi dia hanya ingin pulang duluan selepas pertandingan nekoma, tapi dia menemukan tas kenma ada di samping tempat sampah pintu keluar. Jadi dia memungut dan mengembalikan nya

Kuro menghentikan taxi di pinggir jalan dan segera melaju ke rumah sakit terdekat.

Kuro meninggalkan pesan singkat pada Yaku untuk menghubungi ibu kenma.

Tapi beberapa menit kemudian, yaku mengirimi pesan bahwa ibu kenma tidak bisa datang sekarang. Ibu kenma meminta yaku yg mengurus nya.

"Tidak apa. Biar aku saja, kau di situ saja." Ujar kuro lalu menutup sambungan.
Kuro melihat wajah kenma yg penuh keringat. Dia terangah-engah.

Kuro mengusap dahi kenma, menyingkirkan rambut yg menutup wajah kenma. Siluet wajah kenma masih bisa di tangkap penglihatannya..
Cantik ehehe
Batin kuro.
Ken, kuro kangen, banget.

Beberapa menit kemudian barulah mereka sampai di rumah sakit tempat alisa praktek.  Kuro segera mencari pertolongan di igd.

.

.

.

Kuro mendudukan diri di depan kamar inap kenma. Dia melihat garis2 ubin yg terukir di bawahnya.

Dokter masih menangani kenma di dalam.
Semoga baik-baik saja. Aku harap baik-baik saja.
"Kuro," panggil Alisa yg kebetulan lewat.

"Kenapa kau di sini? Aku sudah meminta mu jangan keluar rumah kan," omel perempuan cantik itu.
"Tidak, aku hanya mengantar kenma," jawab kuro
"O-oh kenma. B-baiklah aku.. aku ada operasi habis ini. Jaa" Alisa pun langsung pergi dari sana.

Tes

Tes

Lagi2, Kuro mimisan.
Ahh

Di saat yg bersamaan, dokter keluar dari kamar kenma.

"Ano, apakah anda wakil kozume san?"
".... Eh anda mimisan, apa baik-baik saja?" Panik dokter itu.
Kuro tersenyum sambil menahan darah yg keluar dengan sapu tangannya.

"Ya, saya baik-baik saja. Bagaimana dengan kenma?"
"Tapi sepertinya anda sedang tidak baik-baik saja. Perlu saya periksa?"
"Tidak! Saya baik-baik saja. Saya bertanya kenma baik-baik saja?" Kuro ngegas

"Baiklah. Kozume san butuh waktu setidaknya 3 hari istirahat total dan harus di rumah sakit. Kami takut terjadi sesuatu dengan jantungnya bila di paksakan." Jelas sang dokter.

"Saya mengerti. Terima kasih dokter." Lalu dokter beserta para perawat itu pergi.

Mimisan kuro belum berhenti, dia pun langsung pergi dari sana. Namun sebelumnya dia sempatkan melihat kenma lewat kaca kecil di daun pintu.

"Cepat sembuh sayang,"   

🌻🌻

daijobu [kuroken]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang