di hancurkan

742 107 0
                                    

"Ahh aku lelah." Ujar kuro sambil merebahkan badan nya di kasur milik nya.

Sehabis jalan seharian, malam nya kenma langsung demam. Kenma benar-benar tak mau jauh-jauh dari kuro. Ibu nya jg kewalahan.

Kuro memejamkan matanya saat merasa benda di saku celana nya ada yg bergetar.

Dia mengeluarkan ponsel nya. Dan terpampanglah nama ayah nya di sana.

"Ayah." Lirih nya lalu mengangkat panggilan itu dengan semangat. Jarang-jarang ayah nya menelepon duluan.

"Iya yah?"
"Apa benar ini kuro tetsuro?" Tanya seorang perempuan di seberang sana.
"Ah iya. Tante..?"
"Maaf kuro. Aku baru tau keberadaan mu. Selama ini suamiku menyembunyikan fakta ini. Tapi tante mohon. Tolong ayah mu." Ujar nya dengan nada panik.

"Ayah ...? Ayah kenapa tan?" Jawab Kuro sambil menggigit kukunya ikut cemas.

"Ayah ... Ayah mu .. butuh pendonor sum-sum tulang." Jawab nya.

Kuro membeku.
"Ayah ... sakit?" Beo nya. Orang di balik telepon masih terus berbicara.

"Tolong. Saya sangat minta bantuan nya. Datanglah ke korea. Aku ... Aku tidak tau harus apa." Perempuan itu mulai menangis.

Kuro masih shock. Bayangan kematian ibu nya masih terngiang jelas.

Tidak. Aku tidak ingin kehilangan lagi. Tidak akan.

"Y-ya. To-tolong kirim alamat nya. Saya segera ke sana." Jawab Kuro.

Dia melupakan kondisi tubuh nya sendiri.

Dia terlalu kalang kabut. Segera dia pesan tiket pesawat dan membereskan baju-baju nya. Malam itu, dia benar-benar pergi tanpa pamit ke kenma ataupun ibu nya.

Dia terlalu panik dengan keadaan ayah nya. Di sisi lain perasaan rindu nya yg membuncah seakan menemukan celah untuk meluapkan nya.

.

.

.

Kenma bangun dari tidur nya. Pagi ini sangat sejuk. Cocok untuk keluar dan sedikit berolahraga.

Ah biasanya kuro akan ...

Saat kenma melongok ke luar jendela, dia tidak menemukan sosok tinggi itu di halaman rumah nya.

Biasanya dia akan berolahraga dan menarik kenma untuk ikut.

Ah mungkin dia kelelahan.

Kenma pun turun dari ranjang nya dan menuju rumah kuro.

Ceklek

"Kuro," panggil nya.
Kenma langsung menuju kamar kuro.

"Kuro apa-"
Tidak ada siapapun. Ranjang itu masih rapi. Bantal dan selimut masih di tempat semula.

"Mungkin di kamar mandi." Gumam nya.
Dia pun berbaring di ranjang kuro. Entah kenapa dia sangat merindukan nya.

Sudah beberapa menit terlewati. Namun belum ada suara gemericik air dari kamar mandi itu.

Kenma pun mendekati kamar mandi.

"Kuro kau mandi? Kau di dalam?" Tanya nya di depan pintu. Tapi tak ada sahutan.

Dia pun masuk. Zonk. Tidak ada siapapun di sana.

"Kuro..?" Kenma pun mencari nya ke setiap sudut rumah.

"Apa dia pergi keluar? Belanja?" Tanya kenma pada diri sendiri.
"Sebaiknya aku telefon saja."

"Ah tidak tersambung. Kemana dia?"

Kenma kembali kamar kuro. Dia merebahkan diri lagi.

Matanya tiba-tiba melihat atas lemari yg terlihat kosong dari biasanya.

"Eh koper nya .... Ah koper!!" Kenma segara bangkit dan membuka lemari.

Banyak baju kuro yg tidak ada. Jaket yg biasa dia pakai pun tidak ada. Dan dia baru menyadari sepatu kuro pun tidak ada di depan.

"Kuro ... kau, kemana?" Kenma masih berusaha positif thinking.

"Tidak. Kalau begitu, koper nya.... "

"Kuro..." lirih nya.

Lalu dia menemukan sebuah kotak yg tergeletak di atas nakas.
Dia membuka nya 1 per 1. Mulai dari foto2 dan surat2 itu.

"Kuro menyembunyikan ini dari ku ..."

"Apa aku tidak berharga?"

"Apa aku tidak pantas untuk terlibat dalam kehidupan kuro?"

"Kuro apa kau tidak meyayangiku?"

Kenma mulai berjalan lunglai ke rumah nya.
Dia mengabaikan ibu nya.

"Kenma, ajak kuro sarapan."

"Kenma "

"Kozume kenma"

"Kau dengar aku?"

Namun kenma tetap mengabaikan. Sebelum masuk kamar, kenma baru bicara.

"Kuro sudah pergi.."

Lalu pintu kamar itu tertutup rapat.
Perlu beberapa detik bagi ibu kenma untuk mencerna nya.










Next ya

daijobu [kuroken]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang