9. The Guilt 🔞

1.1K 94 7
                                    

05.Mar.2021

Warning : adegan dewasa 18+
Harap kebijakannya para pembaca 🔞

___

___

___





Setelah beberapa menit, dan begitu dia yakin Xiao Zhan sudah tidur, Yibo bangkit dari ranjang dan menutup tirai untuk menggelapkan ruangan. Dia mencium bagian atas kepala Xiao Zhan lalu berjalan keluar ruangan, turun kembali ke dapur.

Haikuan masih duduk di meja dapur, tapi dia memegang notes catatan dan sedang menulis sesuatu. Dia menatap Yibo ketika dia masuk dan tersenyum. "Aku pikir kau juga akan kembali tidur."

Yibo tersenyum setengah hati dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, hanya menemani Zhan Ge sebentar tadi."

Haikuan mengangguk. “Dia benar-benar diambang batas bukan?”

"Dalam arti bahwa satu detik dia berteriak padaku bahwa dia tidak mengerti semua ini, lalu dia menangis karena dia mengira aku akan meninggalkannya, dan kemudian dia hanya diam dan putus asa." Yibo duduk, mendesah pelan. "Aku lelah."

Haikuan menepuk bahunya. “Apa pun yang kau butuhkan hubungi aku." Yibo tersenyum mendengarnya dan Haikuan meremas bahunya. "Kau dan Xiao Zhan bisa melalui masalah ini."

Pandangan Yibo meredup. "Tapi hal ini tidak akan bisa hilang. Itulah yang membuatnya sangat sulit.” Dia berhenti, "Maksudku, Diabetes bukan sesuatu yang bisa sembuh..." Dia mengangkat matanya untuk menatap Haikuan. “Tapi ini selamanya. Dia harus menghadapinya, aku harus menghadapinya, dan semua orang. Aku hanya... dengan berharap dia bisa menerima keadaan ini."

Haikuan mengangguk. “Ya. Kalian ada appointment sore ini dengan Dokter kan? Ku rasa kalian bisa memulai dari sana. Jika perlu ambillah cuti beberapa bulan agar kau dan dia dapat menyesuaikan diri dengan semua ini.”

Yibo mengangguk dan mengusap matanya. Tapi dia tahu hal ini tidak akan semudah yang Haikuan katakan. Cuti? Menunda semua pekerjaan? Sampai kapan? Atau bahkan lebih buruknya, Xiao Zhan akan kembali bermasalah dengan Long Danny. Wanita itu benar-benar jelmaan lintah. Dari awal selalu meremehkan Xiao Zhan dan tak mendukungnya.

Keheningan menguasai dapur. Mereka duduk bersama, keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Yibo ingat sorot mata Xiao Zhan setelah dia memanggil namanya tadi. Dia tidak dapat mengingat saat ketika kekasihnya itu tampak begitu putus asa dan benar-benar tersesat. Yibo menggigil. Haikuan mengamatinya dengan seksama, bertanya dalam hati tapi tidak memaksa. Yibo menarik napas dalam-dalam dan menyisir rambutnya dengan jari, membungkuk ke belakang di kursi. Dia menggelengkan kepalanya sedikit.

"Apa yang kau pikirkan?" Haikuan bertanya.

Semenit kemudian Yibo berbicara, kata-katanya sedikit ragu. "Apa kau-" Dia mengerutkan kening, "Aku hanya-" mendesah, "Kata ibu Xiao Zhan, kalau aku tidak mengabaikannya, ini tidak akan terjadi."

Wajah Haikuan berubah tak percaya. "Apa?"

Yibo mengangguk. "Dia bilang bahwa jika aku membuatnya pergi ke dokter ketika Zhan Ge pertama kali sakit terakhir kali, atau jika kami membatalkan beberapa pekerjaan, ini tidak akan terjadi."

Haikuan menggeleng. "Yibo, kau tahu itu tidak benar."

"Oh ya?" Kalimat singkat itu terdengar skeptis dan dia mengangkat mata cokelatnya untuk bertemu dengan mata Haikuan.

Haikuan berbicara dengan hati-hati. "Jujur saja, aku pikir ini kan tetap terjadi pada akhirnya tidak peduli apapun situasinya." Dia berhenti. "Ya, kau tidak membawanya ke Dokter mempercepat prosesnya sedikit, tapi tidak ada yang tahu apa yang bisa terjadi sebaliknya." Yibo mengangguk. “Meski begitu, Xiao Zhan yang sakit seperti ini bukanlah salahmu sama sekali. Kau tidak meracuni pankreasnya dan membuatnya berhenti bekerja, bukan?"

The Call (end) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang