The Wedding

1K 138 23
                                    

Amnesia - 5 seconds Of Summer

I drove by all the places we used to hang out getting wasted
I thought about our last kiss, how it felt, the way you tasted
And even though your friends tell me you're doing fine 🎶🎶

Calum menyalakan mesin mobilnya dengan gerakan lamban, jam tangan berwarna hitam yang senada dengan tuxedo yang ia kenakan sudah menujukkan pukul sepuluh pagi, sebentar lagi adalah hari paling penting bagi hidupnya.

Mungkin bagi hidup wanita mungil dulu yang pernah ia sakiti.

"Calum? lama sekali!" Perempuan berambut pirang dengan perut sedikit membuncit membuat Calum menoleh, tersenyum, walaupun sedikit perih, ia tahu perbuatannya akan terbalaskan, "aku tidak sabar melihat Ruby dalam balutan baju pengantin ia pasti sangat cantik."

Cantik? ia selalu cantik apapun baju yang ia kenakan. "Tidak ada yang bisa menyaingi kecantikanmu, Pyper. Lihatlah jagoan kecilku sudah mulai tumbuh." Calum mengelus-ngelus pelan perut Pyper, "apakah semuanya sudah siap?"

"Sudah semua, Pak!" Calum tertawa kecil melihat tingkah Pyper, Calum hari ini tidak terlalu fokus dengan apapun objek yang di depannya. Karena hari ini adalah hari pernikahan Ruby, yeah, gadis mungil itu kini akan menikah.

-

Suasana riuh rendah memenuhi gedung megah yang akan menjadi saksi bisu pernikahan Ruby, semenjak mendapatkan undangan pernikahan yang di titipkan kepada Michael, Calum tidak pernah tahu siapa pasangan Ruby. Seperti semua telah di rahasiakan.

"Calum! Pyper!" Chloe dan Nash, dua pasangan semasa mereka di bangku kuliah dahulu, tetap terlihat menggemaskan, "ya Tuhan! aku tak menyangka akan menjadi seorang tante dalam waktu dekat ini, aku turut bahagia, Calum dan Pyper."

Pyper berbincang seru bersama Nash dan Chloe, mata Calum sedari tadi menjalajahi setiap inci gedung ini, ia tidak dapat menumukan Ruby, apakah Ruby dan Calon pengantinnya masih ada di ruang rias? ah sepertinya iya.

Tiba-tiba semua orang berderap ke arah samping kanan dan kiri, membiarkan karpet merah yang mereka injak menjadi kosong. Dari ujung ruangan depan Calum dapat melihat kembali wanita yang dulu ia sakiti.

Semua yang ada pada Ruby tampak berubah, rambutnya yang pirang keemasan sudah dicat menjadi coklat gelap, matanya yang selalu berbinar kita terlihat dewasa. Hanya satu yang tidak berubah, senyuman lebar khas anak-anak yang selalu mendapatkan permen.

I remember the day you told me you were leaving
I remember the make-up running down your face
And the dreams you left behind you didn't need them
Like every single wish we ever made 🎶🎶

Ingat, sangat Calum ingat, ketika dua tahun lalu ia dan Ruby duduk berhadapan di sebuah restoran mewah, ia memaki Ruby, memarahinya, ia ingat ketika riasan tipis Ruby luntur ketika ia menangis, Calum melihatnya, ia tidak sanggup menyentuh Ruby, ia tidak sanggup untuk sekedar menggenggam tangan Ruby. Gadis itu rapuh, dan Calum tidak ingin membuatnya semakin rapuh.

Binar mata kebahagian itu selalu Calum ingat. Bagaimana ia membuat binar kebahagian itu menjadi binar memilukan, ia mematahkan hati seseorang, ingin memperbaikanya, tapi tidak tahu caranya. Antara ini membenarkan dan menyatukanya kembali, tetapi ego selalu kembali datang.

Balutan baju pengantin berwarna putih itu membalut tubuh Ruby dengan sempurna, cantik, kau sangat cantik, Ruby. Kau bahagia, kau pantas mendapatkannya. Ruby akan selalu cantik dengan apapun yang ia pakai, terlebih hari ini.

Calum tak bisa melepaskan pandangan matanya dari Ruby, mata mereka berdua tiba-tiba bertemu. Ada rasa rindu yang terpancar dari mata biru kristal milik Ruby, tetapi, wanita itu kini mengalihkan pandangannya, tak ingin masuk ke jurang yang sama.

Calum ingin berteriak, merutuki segala kesalahannya dulu. Ingin mengulang semua kembali, tetapi semua terlambat, Ruby telah menemukan pasangan yang tepat untuknya, tidak seperti Calum yang hanya bisa menyakiti Ruby. Tidak sepertinya.

Ruby sampai ke atas altar, di mana ada seorang pastur, tidak lama seorang pria dengan balutan tuxedo datang dari arah berlawanan. Jantung Calum seperti di pukul dengan beribu palu, yang menjadi pasangan Ruby adalah temannya sendiri.

Teman yang paling dekat dengannya, ingin rasanya Calum tumbang saat ini juga. Ingin rasanya Calum kembali ke masa lalu, dan menyingkirkan semua ego sialan yang sempat memenuhi hatinya. Apakah pantas Calum mendapatkan kesempatan kedua?

Mr. McQueen melepaskan penutup kepala yang menutupi wajah Ruby, kini tampak jelas wajah Ruby, sirat kebahagian yang tiada tara begitu ia pancarkan. Mr. McQueen dan Mrs. McQueen berdiri tidak jauh dari kedua pengantin, sangat indah.

"Apakah anda Luke Hemmings, siap menerima Ruby McQueen sebagai istri anda dalam keadaan suka maupun duka sampai mau memisahkan kalian berdua?" Luke menoleh, menatap Ruby yang sedari tadi tidak henti-hentinya tersenyum. Lalu mengangguk mantap, tanpa ada keraguan.

"Lalu apakah anda Ruby McQueen, siap menerima Luke Hemmings sebagai suami anda dalam keadaan suka maupun duka sampai maut memisahkan kalian berdua?" untuk sesaat Ruby belum menjawab, menoleh ke belakang.

Lagi, untuk kesekian kalinya mata Ruby bertabrakan dengan mata Calum, dengan cepat Ruby menoleh kembali ke pastur dan mengangguk. Dan, kalian tahu? Calumlah orang pertama yang bertepuk tangan ketika Luke dan Ruby saling berciuman.

If today I woke up with you right beside me
Like all of this was just some twisted dream
I'd hold you closer than I ever did before
And you'd never slip away
And you'd never hear me say 🎶🎶

Andaikan suatu hari ketika Calum terbangun dan mendapati Ruby tengah tertidur di sampingnya, ia bersumpah pada seluruh hidupnya, ia akan memeluk Ruby seerat yang ia bisa, tidak akan membiarkan Ruby pergi lagi, taakan membiarkan gadis itu menangis karnanya, tidak akan membiarkan Ruby tersakiti walau hanya sekecil ujung jari. Itu sumpahnya.

Calum meremas ujung tuxedonya, merasakan ada sesuatu yang ia simpan di dalam kantong tuxedo miliknya. Calum tersenyum, kali ini lebih miris, secarik kertas kecil dengan tulisan tangan khas Ruby, sederet kalimat yang mampu membuat Calum masih ingin menghajar dirinya habis-habisan sampai saat ini.

Aku tidak pernah mengerti, bagaimana rasanya jatuh cinta.

Aku tidak pernah merasakan perasaan damai, selain bersama hujan.

Tetapi kau datang, dan merubah segalanya, merubah semua perasaanku membuatku tidak pernah bisa berfikir jernih. Kau memberikan sedikit warna dalam hidupku.

Kau membuatku tahu bagaimana rasanya memperjuangkan seseorang, merasakan sakitnya cinta, walaupun aku tak tahu apakah semua pengorbanan serta air mata yang selalu tumpah ini sanggup disebut sebuah cinta?

Aku benar-benar mencintaimu, seperti apa yang pernah kukatakan dulu kepadamu, jauh sebelum kau membenciku. Aku hanya ingin kau tahu, jika aku dapat menentukan untuk siapa aku berjuang, aku taakan pernah berjuang untukmu

Ruby x

Mungkin, untuk seumur hidup Calum, segala jenis penyesalan yang ia buat taakan pernah bisa terbayarkan, Tidak akan pernah. Dan ingat, Calum tak akan pernah baik-baik saja, rasa bersalah dan penyesalan itu akan selalu datang menghampirinya.

'Cause I'm not fine at all
No, I'm really not fine at all
Tell me this is just a dream
'Cause I'm really not fine at all 🎶🎶

Pluviophile; completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang