Gadis kecil bermantel hujan berwarna merah muda cerah itu berloncat-loncat kegirangan di halaman belakang rumahnya yang terbilang cukup luas, hujan turun dengan derasnya, dan anehnya gadis itu malah bermain-berloncatan-bahkan berguling-gulingan di bawah hujan.
"Ruby, come here." suara Ibu Ruby tak membuat gadis bermata biru itu menghetikkan aktifitas gilanya, bahkan seluruh tubuh Ruby sudah basah karena hujan dan lumpur, "Ruby McQueen!"
"What's going on?" Lelaki berperas eropa dengan sedikit darah campuran Pakistan membuat, wanita bermata biru kristal seperti Ruby itu menoleh, "anak yang cukup unik, kenapa dia bahagia sekali bermain hujan seperti itu?"
Ibu Ruby menghela nafas berat, bahkan gadis berusia sepuluh tahun itu tidak menghiraukan Ibu dan Ayahnya sama sekali. "Let me take little Ruby okay? Just sit down on the couch."
Ayah Ruby mengambil payung dan berjalan ke arah Ruby, tanpa banyak basa-basi Ayah Ruby menggendong gadis kecil berambut pirang tersebut, Ruby mendengus kesal ketika sang Ayah mencium kedua pipinya sambil terkekeh,
"Is thirty minutes yet, Dad?" mendengar nada sarkas dari Ruby, Ayah dan Ibunya tergelak lalu saling pandang, entah dari mana Ruby mendapatkan sifat sarkasnya itu, bahkan di umurnya yang terbilang cukup mudah, "why do you like rainy so much, babygirl?"
Ruby mengerucutkan bibirnya, memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang di ajukan oleh Ibunya itu. "Mungkin, karena hujan membuatku seperti hidup, Mum. Serius, aku merasakan perasaan damai ketika hujan turun, seperti aku menyatu dengan hujan, semua masalahku hilang saja ketika hujan turun."
"You grow up too fast, McQueen." Mendengar ucapan Ibunya, Ruby bukannya memberengut malah tertawa lalu bergelayut manja di leher sang Ibu. Ibu dan Ayahnya hanya tertawa melihat sikap Ruby.
"How about one cup of hot chocolate, please Mum?"
.
Hiii!!!!
Ini part duanya, ya, ceritanya ini kayak masih teaser-teaser gitu .-. Gapapa ya? Habis ini langsung masuk cerita kok ilysm guysss xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile; completed
FanfictionMereka, dua kutub yang berbeda. Jika si gadis ceria, lelaki itu bermuram durja. Si gadis penyuka hujan, lelaki itu sangat membecinya. Hati menarik mereka untuk bersama, dinding tipis akan keegoisan menjadi penghalang. Dapatkah bersatu? Calum Hood F...