Day Two : A Cup of Chocolate

1.1K 165 10
                                    

Best Mistakes - Ariana Grande

Ruby terus membeberkan fakta bahwa dia begitu mencintai kota Sydney, Calum yang-- entah kebetulan atau Ruby yang menghampirinya, Calum hanya bisa bersedekap dada, merutuki hawa dingin yang mengigiti tulangnya.

"Dan tiba-tiba saja semuanya boom! Aku terkejut, Cal! Tiba-tiba saja semuanya, duh pokoknya menyeramkan deh, Cal!"

"Diamlah, kau tidak tahu, sudah hujan sialan ini membuatku mengigil, kau berceloteh tidak jelas seperti itu! Argh! Kau dan hujan sama-sama menyebalkan."

Sejenak tidak ada suara yang muncul dari bibir cerewet milik Ruby, Calum mendesah kesal, hujan dan gadis di sampingnya ini membuat moodnya benar-benar tidak bagus hanya dalam waktu dua menit.

"Hey?" Ruby mengetuk pinggiran meja dengan ujung kuku jarinya yang di poles berwarna bening, Calum menoleh, matanya bertabrakan dengan mata biru bening milik gadis itu, "kau tidak sadar, kau baru saja mengatakan aku dan hujan menyebalkan. Kau sendiri tidak sadar, kalau kau menyebalkan?"

Calum tetap memilih untuk mengunci bibirnya dengan rapat, celotehan Ruby yang terus mengalir tidak Calum hiraukan, bagi Calum celotehan Ruby sama berisiknya dengan suara hujan yang jatuh di atap Cafetaria kampus ini.

"Cal, kau tahu tidak?"

Tidak, aku tidak tahu dan tidak akan pernah mau tahu, bodoh.

"Kau adalah orang yang paling tidak bersemangat yang pernah kutemui, dari aku kecil sampai sekarang, hanya sinar matamu yang tidak hidup, kau seperti orang yang," sejenak Ruby berhenti, memikirkan kata-kata yang tepat untuk ia lontarkan untuk Calum, "tidak mempunyai semangat untuk hidup."

Kilatan petir dan suara hantamannya membuat gadis berjaket merah muda itu menjerit dan secara tidak sengaja bersembunyi di belakang punggung Calum, senyum kecil tertarik di bibir Calum.

Gadis aneh, mencintai hujan tapi takut dengan kilatan petir, bodoh.

"Petir menyebalkan," Calum mengembuskan nafas keras ketika mendengar suara cempreng itu kembali muncul, bisakah gadis ini diam, sebentar saja, "aku ingin sekali mencintai hujan, beserta petir dan kilatannya, Cal. Aku tidak ingin hanya mencintai hujan, tapi sepertinya sulit bagiku. Tapi aku akan terus berusaha."

Tidak bertanya, sama sekali.

"Seperti kau mencintai seseorang, kau tidak hanya mencintai karena dia tampan atau cantik, kaya ataupun berprestasi, tapi kau mencintainya seutuhnya, kekurangan, maupun kelebihannya. Kau mencintai hanya bagaimana dia. Tidak perduli seberapa banyak kekurangan yang ia miliki."

Calum tertegun untuk beberapa saat, pernahkan Calum merasakan cinta yang di katakan Ruby? Pernahkah Calum jatuh cinta? Tidak, Calum terlalu larut dalam kesedihan masa lalunya, jurang kegelapan yang selama ini ia gapai untuk keluar, tetapi tidak pernah bisa.

"Nah seperti ini," Ruby mengangkat secangkir coklat panas miliknya yang baru saja di antar oleh pelayan cafetaria berambut cepak, "semua bisa di ibaratkan seperti segelas coklat panas,

Kau akan membenci pada seduhan pertama karena panas, tapi kau akan menyukainya pada seduhan selanjutnya. Rasa pahit karena terlalu banyak coklat akan memberikan rasa unik tersendiri, dan rasa unik itu akan terasa hilang jika kau tidak segera meminumnya,

Begitu juga hidup, kau akan merasakan panas dan pahit pada waktu seduhan pertama, tapi selama kau menjalani dengan sabar dan tekun, semuanya akan nikmat seperti pada seduhan kedua dan selanjutnya."

Untuk pertama kalinya dalam hidup Calum, dia merasakan kehangatan yang tiba-tiba saja hadir melingkupi hatinya. Kehangatan yang hilang selama bertahun-tahun, kehangatan yang telah di gantikan rasa dingin yang membuat Calum selalu ingin mengakhiri hidupnya.

Tidak, ini terlalu cepat, Ruby yang ia kenal adalah gadis asing yang menyukai hujan dan gemar bercerita apa saja, bukan Ruby yang tiba-tiba terasa dekat dengan Calum dan memberikan perasaan hangat asing yang tidak pernah Calum rasakan. Tidak akan pernah, itu tidak akan pernah Calum biarkan.

She will be the best mistake that Calum ever made.

.

Hola!

Aku tahu, ini akan ketebak jalan ceritanya, karena ini terlalu mainstream, right? tapi apa salahnya terus ngikutin, siapa tau nanti tiba-tiba ruby itu ternyata transgender(?) lho, gimana sih kamu jet :(. yaudah makasih ya uda mau baca kikikik.

Pluviophile; completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang