"Semakin jauh pertemanan, semakin dekat pula kita akan perpisahan."
🌷🌷🌷
Apa artinya sebuah sahabat? Bukankah untuk saling berbagi, untuk saling menemani setiap keadaan apa pun yang terjadi? Mungkin benar begitu adanya, yang tak benar hanya Aya yang salah memilih teman.
Sudah tiga hari semenjak Keysha menembak Kendrick, kejadian itu menjadi topik hangat bagi sebagian siswa. Tiga hari pula, hubungan mereka semakin membeku. Aya yang masih dilanda ketakutan untuk memberitahu kepergiannya besok; Keysha yang sok sibuk bersama pacar barunya.
Mereka hanya berbicara seperlunya saja. Entah berasal dari mana kebekuan ini berasal. Aya juga tidak mengerti. Ah, memikirkan ini semua membuat kepalanya terasa pening.
Flashback 3 hari lalu
"Udah siap berangkat?" tanya Mira kepada anaknya.Aya membalikkan badan dan merengkuh tubuh ibunya. "Kasi Aya waktu 3 hari lagi buat bilang semuanya sama sahabat Aya, Ma."
Mira mengelus surai hitam milik anaknya. Aya masih saja seperti dulu, sangat suka untuk mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.
"Kamu yakin mau ikut mama?" Mira bertanya seraya menatap Aya dengan serius.
"Iya, Ma. Aya bakalan ikut Mama kemana pun Mama pergi," lirihnya.
Lagipula kalau disini hati Aya bakalan lebih sakit. batin Aya.
"Kalau boleh mama tahu, apa alasan kamu memilih Nama daripada ayah kamu?"
"Aya sayang sama kalian berdua, tapi pengen nyari suasana baru aja. Lagipula, kalau liburan kan Aya masih bisa pergi ke sini."
Mira tersenyum, anaknya sangat pintar untuk memilih keadaan. "Apa pun yang terjadi, jangan pernah menyesal atas pilihan yang udah kamu tentuin sendiri."
Perkataan itu membuat Aya sedikit heran, tetapi lama-kelamaan dia mulai lupa dan hanya menganggap itu sebagai angin lewat saja.
Hari menjelang siang, terik matahari seakan membakar kulitnya. Daripada keluar dan membuat tubuhnya gelap, Aya memilih untuk berteduh di perpustakaan.
Pukul 12 lebih, artinya jam istirahat untuk melaksanakan sholat sudah berlangsung 15 menit yang lalu. Namun, Aya masih saja membaca novel yang dia pinjam di perpustakaan. Hari ini dia sedang tidak melaksanakan sholat dan tadi Keysa pergi sholat bersama teman teman yang lainnya.
Waktu begitu cepat berlalu dan sebentar lagi jam istirahat akan berakhir, tetapi sampai sekarang Keysa belum juga memunculkan batang hidungnya. Teman teman yang lainya saja sudah berada di dalam kelas. Aya bertanya tanya pada dirinya sendiri. "Keysa kok belum balik juga sih, semoga gak terjadi apa-apa sama dia." Aya memutuskan untuk izin pergi ke luar dari kelas saat pembelajaran sedang berlangsung, Aya ingin memastikan kalau Keysa tidak kenapa-napa.
"Ada yang ingin bertanya soal materi yang ibu jelaskan?" tanya Bu Nani guru PPKN di kelas 11 IPA 1.
Aya mengangkat tangganya.
"Silahkan Aya apa yang ga kamu paham dari materi yang ibu jelaskan, biar ibu jelaskan lebih jelas lagi."
"Eh, anu Bu," Aya menggaruk kepalanya bingung.
"Iya Ay, ayo tinggal ngomong aja jangan malu biasanya juga kamu malu-maluin." Sebagian murid di dalam kelas pun terkekeh karena sikap Aya yang pecicilan itu bukan rahasia lagi.
"Anu, Bu, sebenarnya saya gak mau nanya. Tadi saya angkat tangan itu mau izin ke toilet soalnya saya udah kebelet banget, Bu. Jadi saya pergi ke toilet dulu ya, Bu." Aya memohon dengan mengeluarkan puppu eyes andalannya. "Dan ibu jangan kangen sama saya, karena saya perginya sebentar kok ga lama."
Lagi lagi semua orang yang ada di dalam kelas tersenyum kecil atas sikap Aya yang selalu bisa membuat mereka tertawa.
Aya berjalan keluar dari kelas, entah kenapa kakinya membawa dia berjalan ke arah lapangan.Sesampainnya di sana, dia merasakan sakit yang begitu dalam, bahkan hatinya sekarang patah berkeping keping. Di depan sana lebih tepatnya di tengah lapang dia melihat Keysa bersama Kendrick sedang bertatap tatapan mesra.
Aya semakin percaya bahwa seseorang akan berubah seiring berjalannya waktu. Dulu keluarga dia sangat harmonis, tetapi sekarang semuanya berubah. Aya pernah sangat dekat dengan Kendrick dan Keysa, namun sekarang semuanya berubah karena rasa cinta.
Andai saja Aya tak memiliki rasa kepada Kendrick mungkin dia tak akan merasakan sakit ini. Aya hanya bisa berandai-andai tentang semua kejadian ini. Mulai detik ini dia akan berusaha melupakan semuanya. Melupakan kisah antara dirinya, Keysa, maupun Kendrick dan sekarang Aya semakin yakin untuk ikut ibunya pindah ke Bandung; membuka lembaran baru dan tentunya bersama orang yang baru pula. Meskipun Aya tahu itu akan sedikit sulit, tetapi dia harus melakukan itu semua. Hidupnya masih panjang dan akan terus berlanjut.
Terimakasih dan maaf atas semuanya.
🌷🌷🌷
🌷🌷🌷
Hai teman ...
Kuharap kau selalu baik-baik saja.
Aku menyayangimu.Terimaka kepada kalian yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca cerita ini✨
Jika berkenan, tinggalkan vote dan comment, ya, ehe.🌹
Salam hangat dari kami
Alvia Kirani Alkir31
Siti Raudhatul Jannah SitiraudhatulJannah4Mempawah, 7 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Me That He Want
Teen FictionAuristela Freya Javanika. Seorang gadis yang selalu berkata bahwa dirinya adalah gadis yang kalem, padahal ucapannya sangat jauh berbeda dengan kenyataannya. Sayangnya, dia harus jatuh cinta dengan pria yang disukai oleh sahabatnya. Kisah cintanya b...