[22] Deja Vu

167 37 6
                                    

889 words

🌙: :Happy reading<3, awas typo

Hari ini jalanan kok keliatannya sepi banget gitu. Sana yang mau nyebrang ke zebra cross malah jadi deg-degan. Lah kenapa deg-degan kan malah enak kalau sepi. Justru itu justru itu yang bahaya kan kalau sepi tiba-tiba aja ada kendaraan yang ngebut gimana kan bahaya.

Tadi Sana habis dari minimarket katanya mau beli camilan. Di dapur firma padahal ada camilan tapi katanya bosen itu-itu mulu yang dimakan. Ya yaudahlah ya anak bos mah bebas.

Di seberang zebra cross dia ngelihat seorang wanita paruh baya yang lagi nenteng tas kertas belanjaan. Sana mengerjapkan matanya, takut salah liat. Eh ternyata dia nggak salah liat kan itu dia. Bundanyanya Yuta, Bu Nakamoto.

Sana tersenyum pedih melihat Bu Nakamoto, mengingat Bu Nakamoto itu tidak menyukainya. Ya Sana tidak bisa menyalahkan dia juga. Bagaimanapun seorang ibu hanya ingin melindungi anak-anak nya bukan?

Sreggg!!

Sana dengan reflek berjalan cepat ke arah Bu Nakamoto ketika melihat tas kertas belanjaannya sobek, sehingga barang-barang belanjaannya terjatuh. Namun beberapa langkah kemudian dia menghentikan langkahnya.

Bantuin gak ya nanti Bu Nakamoto bakalan nggak seneng kalo gue ada didekat dia. Kira kira begitu isi hati sana sekarang.

Ia pun mengurungkan niatnya untuk membantu. Namun ketika ingin membalikkan badannya dari arah jauh sana seperti melihat sebuah mobil yang bergerak dengan laju. Sana melihat mobil tersebut kemudian melihat ke arah Bu Nakamoto yang masih sibuk memunguti belanjaannya tanpa ada seorang pun yang membantu.

Sana melebarkan matanya kemudian berlari dengan sekuat yang ia mampu. Ketika mendorong tubuh Bu Nakamoto menjauh ia sudah kehabisan waktu untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Gelap.

Pusing.

Bau anyer.

Ya saat ini itulah yang dirasakan oleh wanita yang terkulai lemas beberapa meter dari tempat sebuah mobil dengan tidak sengaja menubruk tubuh ringkihnya.

"S - Sana!" Bu Nakamoto menghampirinya dan membelalakkan mata terkejut.

"SANA! SANA BANGUN!!"

"PANGGILKAN AMBULAN CEPAT!"

Setelah teriakan itu dan beberapa bisikan dari orang-orang yang mengerumuni nya ia tak bisa melihat apapun kecuali gelap yang tiba-tiba menyerang.

...


Suara langkah kaki yang menggema di lorong rumah sakit terlihat sangat terburu-buru. Salah satu diantaranya ada yang sudah tak kuasa untuk menahan air mata lebih lama.

"Sana sana putriku!" teriak seorang wanita paruh baya itu lalu berhenti tepat di depan ruang operasi.

Matanya yang memerah serta tangisannya yang meraung-raung membuat dua orang lainnya berusaha untuk menenangkannya.

"Mama tenang jangan kayak gini maa" ucap Mina berusaha untuk menenangkan mamanya itu.

Sedangkan sang kepala keluarga terlihat berharap-harap cemas didepan pintu operasi.

"Sana papa tau kamu kuat papa mohon berusahalah nak" ucapnya dengan suara yang parau dan pelan.

Do kejauhan pun terlihat seorang wanita yang berjalan dengan sangat pelan ke arah mereka yang sedang diselimuti kekhawatiran.

"K - kalian apakah kalian orang tuanya Sana?" tanya nya begitu dirinya sampai tepat dihadapan mereka.

"Ya kami, anda siapa?" jawab sang kepala keluarga.

Wanita itu pun menundukkan wajahnya dan bersimpuh dihadapan papa dan mama Sana. Bahunya naik turun menandakan ia sedang menangis.

Papa dan mamanya Sana, serta Mina terkejut melihat wanita didepannya ini. Mina pun mengangkat tubuh wanita yang seumuran dengan mamanya itu.

"Bu apa yang ibu lakukan kenapa tiba-tiba berlutut didepan kami?" tanya Mina.

"Maafkan saya" ucap wanita itu lagi.

"Maaf untuk apa?" Mama Aira menanggapi.

"Karena.. karena putri kalian Sana sudah menyelamatkan saya sekarang dialah yang harus berjuang untuk hidupnya didalam sana" kata wanita itu dengan terus menangis.

"Jadi–"

Plakk!!!

"Mama!!"

"Aira!"

Ucapan Papa Sana terpotong karena Mama Aira menampar pipi wanita yang sudah mengaku menyebabkan kondisi Sana seperti sekarang. Ya kalian sudah pasti bisa mengetahuinya, dia Bu Nakamoto. Ibunda Nakamoto Yuta.

"Maaf? Kamu kira MAAF BISA MENGEMBALIKAN KONDISI PUTRI SAYA DIDALAM SANA?!"

"Mama tenang ma" sergah mina kemudian mendudukkan ibunya itu di kursi panjang.

"Jadi anda yang tadi menghubungi kami?" Papa Sana mencoba untuk tetap tenang.

"Iya saya yang menghubungi kalian, saya mohon maafkan saya"

Papa Sana memandangi pintu operasi yang tak kunjung dibuka kemudian menghembuskan nafas dengan frustasi.

"Ini sudah malam sebaiknya anda pulang dan beristirahat terimakasih karena sudah menghubungi kami tadi" ucap Papa Sana kepada Bu Nakamoto.

Sebenarnya Bu Nakamoto ingin menolak, tetapi ia sudah memberitahu Yuta bahwa dirinya sedang ada di rumah sakit. Mungkin ia akan menceritakan semua yang telah terjadi hari ini.

"Baiklah kalau begitu saya permisi sekali lagi saya meminta ma–"

"Apa anda tidak mengerti kata-kata pergi?" Sergah mama aira dengan nada yang tak bersahabat.

Bu Nakamoto yang mengerti akan kalimat itu sekali lagi menundukkan kepalanya dan berlalu dari sana. Samar samar ketika pergi ia bisa mendengar kalimat yang diucapkan oleh ibu dari seseorang yang menyelamatkannya tadi.

"Kenapa kenapa harus terjadi lagi. Aku memang bukan ibu yang baik. Aku tidak bisa menjaga kedua putriku dengan baik. Dulu Mina dan sekarang Sana. Kenapa tuhan mengutukku"

Dan rasa bersalahnya kini menjadi semakin besar.

🎑tbc


oughey aku rasa parti ini cukup panjang dan— ya cukup dramatis haha. oiya buat kalian yang masih bingung akan visualisasi papanya sana, mama(tirinya Sana) atau Aira atau mama kandungnya Mina ini mereka itu OC, bu Nakamoto juga ya bcs aku males nyari visualisasi yang lain hehe.

beberapa part agy sepertinya akan kusudahi book ini jadi jangan lupa aku ingetin agy buat banyak-banyak kasih semangat ke aku ya hehehe.

mau happy atau sad ending 😋☝

ajhjhjhsksksksk 00line dreamies kemarin vlive woy😭😭💖, haechan pake turtleneck bikin aku jadi agwvevabayf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ajhjhjhsksksksk 00line dreamies kemarin vlive woy😭😭💖, haechan pake turtleneck bikin aku jadi agwvevabayf. siapa setuju aku bikin book tentang 00line? cung!!!

I DON'T WANNA GO | YUTA ft SANA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang