26

8 3 1
                                    

Jangan lupa vote ☆
-Happy reading to all-
---










00.01

04 september 2016

Ponsel beserta jam digital Dinda berdering secara berbarengan dengan volumenya yang ia full kan, membuat dirinya terperanjak bangun dengan kaget dan segera mencari sumber suara itu.

Tid.

Suara tombol jam digital yang ia matikan. Dan satulagi, ia mencari keberadaan ponsel yang entah dimana ia menyimpannya namun yang jelas suara dering itu sangat mengganggu.

Akhirnya Dinda menemukan ponsel yang masih berdering di gulungan selimut yang ia singkapkan tadi saat bangun. Dinda menghembuskan nafasnya lega. "seharusnya gue tau, menyalakan alarm secara bersamaan adalah hal yang paling bodoh" pekiknya.

Namun tak lama kemudian, ia tersenyum. Berdiri di atas ranjang dan berjingkrak-jingkrak yalaknya sedang bermain trambolin di lapangan luas. "Terimakasih tuhan, atas semua yang telah kau berikan. Happy Birthday to my greatest ally and worst enemy. In other words, Happy Birthday to myself. "

[trnslt: Selamat Ulang Tahun untuk sekutu terbesar dan musuh terburuk saya. Dengan kata lain, Selamat Ulang Tahun untuk diriku sendiri ]

Dinda mengucapkan rasa syukurnya sambil berteriak. Itu tak menjadi masalah jika Dinda harus berteriak di tengah malam seperti ini. Apa yang harus dikhawatirkan? Berisik? Oh tenang saja. Dinding-dinding kamar Dinda tidak akan comel alias ember memberitahukan ke dinding lain bahwa Dinda sedang berteriak. So, dalam artian, kamar Dinda adalah kamar yang kedap suara. Tak perlu risau jika ibunya akan bangun sambil membawa bantal yang siap dilemparkan kepadanya.

Tok-tok.

Suara ketokan dari arah pintu balkon. Telah tampak sesosok bayangan dari balik tirai tipis yang menutupi pintu kaca yang lebar. Tanpa ragu, Dinda beranjak menghampiri sosok bayangan yang tengah berdiri menyender pada bibir besi balkon.

Srekkkk.

Tirai tipis yang menutup, perlahan ia buka untuk mengetahui orang dibalik sana. Namun tiba-tiba ia menutup mulutnya sambil membulatkan matanya. Dibalik mulut yang ia tutupi, dapat dijumpailah gigi yang tengah berderet rapi, bibirnya melengkung sempurna seperti bulan sabit diatas sana.

"Fito?!" Seru nya menyapa pria yang masih berdiri disana.

"Happy Birthday Dinda, Happy Birthday Dinda, Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday Dinda". ♪

Fito menyanyikan lagu selamat ulang tahun dalam versi bahasa inggris sambil menyalakan lilin kue yang ia bawa dari rumahnya.

"kok donat si?" Dinda bertanya sambil terkikik melihat apa yang ada diatas piring putih yang ada ditangan Fito

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kok donat si?" Dinda bertanya sambil terkikik melihat apa yang ada diatas piring putih yang ada ditangan Fito.

Fito sekali lagi menatap benda yang sedang ia pegang. Laki-laki itu menunjukkan deretan giginya yang rapi, tangan yang satunya ia pakai untuk menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal sedikitpun. "gua gak punya duit Din, buat beli kue yang mahal. Ini juga untung nyisa satu di kulkas" jawab Fito dan sontak membuat Dinda tertawa semakin keras.

Friendzone [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang