PART 1

1K 38 2
                                    

To The Moon And Never Back

Story By : Santi Fronika Lumban Gaol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Story By : Santi Fronika Lumban Gaol

Cast : Im Yoona, Choi Siwon

Goresan pena yang diketik nyata dalam sebuah layar komputer dan menjadi sebuah cerita. Cerita tentang perjalanan hebat yang ditempuh oleh kamu dan imajinasiku.

Selamat membaca......

-Santi Fronika Lumban Gaol

***
Im Yoona dan sebentuk siang menyeruak dinding kaca. Meniti hari dengan aduan langkah kaki bertumpu heels Gucci hitam yang menciumi permukaan lantai salah satu bangunan tinggi yang katanya adalah sumber pundi-pundi kekayaannya.

Tubuh mungil gadis muda itu diikuti beberapa orang laki-laki dengan stelan formal berikut harmonisasi suara kaki mereka yang seirama. Berjalan di belakangnya dan beberapa orang di kiri kanannya sambil menunjuk arah, kemanakah harusnya mereka pergi.

Entah kehebatan apa yang ia punya di usia 19 tahun hingga semua manusia yang ia lewati di setiap sudut bangunan itu selalu menghentikan sesaat perkejaan mereka, berdiri dan kemudian memberinya sambutan hangat dengan menunduk hormat.

Sorot siang begitu memojokkan Yoona, tak kuasa ia bersahabat dengan kaca mata hitam yang menghias kedua matanya. Dress hitam pekat pendek yang memeluk tubuh langsing itu begitu mencolok melawan kulit putih mulusnya. Menjadi teman setia dari lekuk tubuh Yoona yang bergerak elegan tanpa ekpresi ramah dari wajahnya.

Decak-decakan kecil terdengar dari ranum merah muda Yoona bersamaan dengan sejuta kekesalannya memaksakan diri mendatangi gedung pencakar langit itu oleh desakan pengisi jabatan yang saat ini berjajar mengikuti di belakangnya. 

Keangkuhan dari sosoknya amat berkumandang di seluruh penjuru sudut yang ia lewati.

Sesekali Yoona menyibak rambut coklat panjangnya ke bagian belakang yang terselip oleh tali tas Hermes kelly 25 Sellier Crocodille Leather di bahunya.

Bersusah payah gadis muda itu menahan muntahan dan juga makian kepada penjuru manusia yang ia lewati, yang entah mengapa harus memaksanya ke sana di saat Yoona merasa sangat perlu untuk terus bersenang-senang seperti kebiasaannya.

Diganggu lagi-lagi diganggu, Yoona benci seperti ini. Gangguan tentang urusan perusahaan, harta kekayaan yang tak pernah ia inginkan menjadi hak warisnya.

Tak mau pusing memikirkan semua itu, yang ia inginkan cukup bersenang-senang, dan bersusah payah untuk menghabiskan semua kekayaan itu tanpa dicekoki urusan keberlangsungan perusahaan dan nasip para karyawan.

To The Moon And Never BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang