PART 4
Selamat membaca
***
Dalam kegamangan Yoona berdiam diri dengan sepinya. Memandang seluruh isi ruang kerja sang ayah selalu dengan cara yang sama. Dia mulai bosan.
Tidak ada yang bisa dikerjakannya, dan tak ada orang yang bisa diajaknya berbicara. Ia juga tidak diberi kesempatan melakukan sesuatu sekalipun Yoona tidak berniat melakukannya.
Resikonya hanya untuk bisa melihat Siwon setiap hari sebenarnya sangat membebani. Berdiam diri dan mengurung diri seperti sekarang, lalu hanya bisa melihat Siwon beberapa saat ketika pria itu selesai dengan pekerjaannya, itu sangat tidak sepadan bukan?
Yang ada dipikiran Yoona hanya Siwon, Siwon dan Siwon. Dia tidak sadar bahwa dampak dari semua kekacauan yang dilakukannya sudah melunjak di luar sana. Berita yang simpang siur dan juga keributan mulai bermunculan di kalangan pejabat perusahaan.
Termasuk Tuan Lee, sang CEO.
Sebenarnya pria paruh baya itu terlalu sibuk jika masih harus mengurusi yang tidak perlu, namun jika hal tidak perlu itu adalah tentang Yoona yang mendadak kembali ke kantor, dengan narasi akan bekerja.
Maka itu menjadi urusannya dan gangguan yang harus diselesaikan.
Sebelumnya semua telah sepakat, bahwa Yoona tak punya kapasitas yang pantas untuk bekerja sebelum ia benar-benar belajar dan memahami urusan kantor.Lalu jika saat ini tiba-tiba Yoona ingin bekerja, maka apapun yang menjadi alasan utama Yoona ingin bekerja, harus segera disingkirkan.
Dan itu adalah Choi Siwon.Tidak melakukan apa-apa setelah beberapa jam berlalu, akhirnya pintu ruangan itu diketuk. Kemudian seorang yang dulu bekerja sebagai
Sekretaris Tuan Im masuk ke sana lalu mengajak Yoona keluar dan mengikutinya ke ruangan yang lain.
Keduanya berhenti di depan pintu masuk sebuah ruangan, lalu Yoona dipersilahkan masuk sendirian.Yoona sempat mengerutkan kening, bertanya-tanya dalam hati tentang masalah apa lagi kali ini yang akan tua bangka itu protes darinya.
Dengan malas Yoona melangkah masuk ke dalam ruangan Tuan Lee. Melipat tangannya di depan dada, yang kemudian mendongkak untuk bisa bertatapan dengan pemilik ruangan yang kini telah duduk sofa.
Langkah Yoona tiba-tiba melambat melihat ada sosok lain yang duduk berhadapan dengan Tuan Lee
"Siwon?" Ujar Yoona dalam hati. Kepalanya mulai sibuk mengarang indah tentang kemungkinan alasan apa yang membawa Siwon ke sana.
Siwon tidak memandangnya sama sekali disaat Yoona mulai sibuk untuk duduk di sebelahnya."Siapa yang memberimu izin untuk duduk?"
Suara berat itu menghentikan gerakan Yoona untuk duduk. Ia menatap dengki ke arah sumber suara.
"Lalu aku harus berdiri selama kau berkhotbah dengan omong kosongmu?"
Oh astaga, Siwon menoleh ke arah Yoona. Atas segala keberanian dan juga kelantaman mulut gadis itu menjawab sang CEO dengan cara demikian
"Seharusnya tidak. Tapi karena kau sudah memulainya dengan salah, maka kau harus berdiri sampai ini selesai"
"Ya!!"
"Lihat?"
Seketika suara Tuan Lee menahan umpatan yang nyaris keluar dari mulut Yoona
"Kebiasaanmu seperti inilah alasan mengapa orang lain harus menebus semua kebodohanmu", ujar Tuan Lee sambil menatap Siwon dan Yoona bergantian.