Bagian 1

1.6K 112 6
                                    

****

Kalian tahu? Satu kekuatan di dunia yang tidak bisa ditentang. Yang kuasa nya adalah mutlak. Sesuatu yang terkadang manusia ingin menolaknya namun banyak juga yang menerima. Sesuatu yang tidak bisa dilawan bahkan ketika manusia berusaha merubah. Garis batas yang tipis ketika kamu memandang itu baik atau buruk.

Perkenalkan namanya "Takdir". Sesuatu yang tidak bisa diperkirakan oleh manusia. Sesuatu yang tidak ada yang bisa bermain-main dengan nya. Kecuali Sang Pencipta.

Sedangkan manusia. Sepantas nya hanya menerima. Karena katanya, semesta tau mana yang baik dan mana yang buruk. Bagaimanapun sesuatu diubah, dampaknya pasti bermakna. Bisa sebagai pelajaran kehidupan atau peringatan. Dan sering kali, manusia tidak sadar. Bahwa apa yang terjadi, tidak berarti apa-apa. Hidupnya tetap berjalan. Terus mengejar kesempurnaan hidup. Menghindari jalan berliku dan seringkali menggunakan jalan pintas. Semua itu manusia lakukan untuk mencapai apa yang mereka perjuangkan. Sampai mereka lupa, takdir bisa saja merubahnya dalam hitungan detik.

Di hidupnya yang di nilai masih muda, Vino cukup mengerti bagaimana roda kehidupan bergerak. Dimana manusia berlomba-lomba agar tidak jatuh. Seperti apa yang ia lihat di luar jendela. Dimana angin berlomba-lomba terbang jauh setinggi mungkin. Sama seperti manusia. Layaknya angin, mereka berusaha menahan daun agar tidak cepat jatuh. Menjaga apa yang mereka usahakan agar tidak hilang.

Sepanjang hidupnya, Vino sudah beberapa kali menyadari takdir bermain-main dengannya. Tapi yang terakhir kali sangat membekas. Memberinya tamparan kesadaran yang begitu berarti. Dan merubah segala kehidupan Vino.

Ia tidak bisa mengatakan apakah takdir ini baik atau buruk. Karena akhir ceritanya belum ditentukan.

Yang bisa Vino lakukan hanya terus berjalan. Bagaimanapun takdir mempermainkan hidupnya, Vino tidak akan menyerah. Sebelum semesta mengatakan nya untuk berhenti.

Terlalu lama melamun membuatnya lupa waktu. Buru-buru Vino menyadarkan dirinya termenung di depan jendela yang ia biarkan terbuka. Merasakan angin pagi yang menembus kulitnya lebih dalam. Di liriknya jam tangan sudah menunjukan pukul 06:15 menit. Waktu ketika ia seharusnya sudah berada di meja makan. Jika tidak segera bergegas, ia pasti akan terlambat masuk kelas. Dan berakhir dihukum dosen killer.

Maka dari itu, segera Vino mengambil ransel dan jaketnya lalu turun kebawah. Sebelum nya ia mengambil sesuatu di laci meja dekat pintu lalu keluar terburu-buru. Sampai dibawah,  sudah ada Ayah dengan koran pagi dan segelas teh hangat. Jika kebanyakan Ayah lain menyukai kopi daripada teh, Ayah Vino berbeda. Dan itu menurun padanya. Ketika menyadari kedatangannya, Ayah langsung berpindah kursi.

"Dimana adikmu?"

Setelah menaruh korannya di sisi meja, Ayah mengambil segelas teh yang uapnya masih mengepul. Kemudian mengambil sepotong roti juga selai cokelat sebagai topping. Tak jauh berbeda, sang lawan bicara mengambil sepotong roti bakar dan  melahapnya langsung.

"Mungkin masih tidur"  jawabnya Vino asal.

Keadaan hening beberapa saat. Kedua laki-laki itu sibuk dengan sarapannya masing-masing. Menikmati pagi yang sunyi sebelum kesibukan mengambil alih waktu mereka.

"Vin,"

Yang namanya disebut berdehem singkat, sebelum menatap laki-laki paruh baya yang berstatus sebagai ayahnya. Menanti kelanjutan ucapannya sambil tangan kirinya mengambil botol selai strawberry lalu dioleskan pada roti panggangnya.

Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang