🌼🌼🌼
Happy Reading ❣️
🌼🌼🌼
Lee Jeno
"Laki-laki yang mempunyai senyuman indah. Laki-laki yang selalu membuat Hyejin tidak lupa untuk senyum dan ketawa. Selalu datang apabila Hyejin membutuhkannya. Disaat Hyejin lupa cara untuk tersenyum dia datang dengan senyumannya yang indah dan siap untuk memberikan pelukan yang hangat buat gadis itu."
Hwang Hyejin
"Gadis yang sangat lemah. Selalu membutuhkan penyemangat. Kesedihan selalu ada di dirinya. Sudah menjadi kebiasaan untuk kecewa setiap hari. Gadis yang menutupi kesedihan dengan senyuman palsu. Tapi tidak masalah untuknya yang sudah terbiasa."Jam 6 petang, seorang gadis berambut panjang sedang bermain ayunan di taman permaian yang berada tidak jauh dari rumahnya.
Hanya dirinya yang bermain di sana, tidak ada anak-anak kecil karna ini sudah hampir malam.
"Kalau kamu sedih, kamu ke sini saja ya. Aku selalu ada di sini." Setiap perkataan itu memenuhi di otak dan fikirannya.
Itu adalah kata terakhir dari seorang laki-laki yang sekarang entah kemana. Sudah 4 tahun Hyejin menunggu dan mencari laki-laki itu.
Hyejin menghembuskan nafas kasar lalu memberhentikan ayunan itu "lo ada di mana sekarang sih ?" Gumam gadis itu seorang diri.
Yang lebih menyebalkan lagi, Hyejin tidak sempat berkenalan dengan laki-laki itu.
Kalau laki-laki itu tidak memberi kata-kata semangat padanya hari itu, mungkin Hyejin sekarang tidak sekuat ini. Hari Hyejin lebih semangat jika mengingat kata-kata laki-laki itu.
Ring ring ring
Deringan telepon itu membuat gadis itu tersedar dari lamunannya. Lalu dengan cepat Hyejin menjawab panggilan itu.
Oh, rupa-rupanya sahabatnya yang menelepon. Lee Haechan.
"Hel-"
"WOI LO DI MANA ?! GUE UDAH ADA DI DEPAN RUMAH LO !"
"Sabar dong ! Gue belom selesai ngomong juga !"
"Buruan, sebelum gue tinggalin."
"Mau ke mana sih ?"
"Tempat Biasa, yang lain udah pada nunggu tu."
"Yaudah tunggu ya."
"Ya. Cepat."
Hyejin memutuskan panggilan. Lalu bergegas menuju ke rumahnya.
To Be Continued...
🌼🌼🌼
Thanks For Reading ❣️
🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks J | Lee Jeno ✓
FanfictionWaktu kecil, saat bertemu tidak sempat berkenalan, sehingga salah satu dari mereka menghilang diam-diam. Kehidupan gadis itu berubah menjadi lebih cerah saat mendengar satu kata yang laki-laki itu ucapkan. Kata-kata itu penyemangat hidupnya yang sed...