Ketemu lagi

85 12 7
                                    

"Karna Samudra sudah pulang, jadi besok kamu harus ikut papa ke kantor" ucap Ellard enteng yg masih menenteng tas kantornya. Senyuman di bibir nya terpatri begitu saja.

Tapi berbanding terbalik dengan sang anak. Samudra begitu jengah, ia baru saja pulang kerumah. Tapi papa nya itu sudah menaikkan amarah nya.

"Saya tidak mau" jawab Samudra tetap dengan pendirian nya.

Senyum Ellard luntur setelah mendengar penolakan lagi. Matanya memandang marah pada Samudra, sedangkan sang mama mulai khawatir.

"Untuk kali ini saja Samudra!" tekan Ellard berusaha menahan emosi nya.

"Saya juga meminta untuk kali ini saja. Kali ini saja anda tak mengekang pilihan saya" balas Samudra mencoba menurunkan nada bicaranya tapi tetap terkesan dingin.

"Saya ingin menjadi seorang chef, dan anda juga tau keahlian saya bukan? Untuk perusahaan anda saya amat tak peduli. Silahkan cari anak lain yg bisa menuruti kata anda" lanjut Samudra setenang mungkin. Karna mama nya mulai menangis melihat perdebatan ini kembali terjadi.

Plak!!!

"Mas!" teriak Meysa, mama Samudra.

"Jangan mendekat Meysa!" tekan Ellard dengan dada turun naik.

"Mas aku mohon jangan kasarin Samudra, dia anak kita satu-satunya mas..hiks"

Samudra menggeram, tangan nya terkepal bebas karna gatal ingin menampar balik sang papa. Tapi ia sadar disini ada mama nya dan akan semakin mempekeruh keadaan.

"Dia anak kita satu-satunya kan?" tanya Ellard dingin pada Meysa.

Meysa mengangguk sambil menangis, ia tak dibolehkan oleh Ellard untuk mendekat.

"Maka itu! Seharusnya ia menjadi anak yg penurut, bukan pembangkang seperti ini!"

"Dia anak yg bajingan!" sambung Ellard.

Dan kalimat itu mengundang sisi kemarahan yg paling ganas di jiwa Samudra.

Bugh!!!

"SAMUDRA!" teriak Meysa marah lalu berlari mendekat pada Ellard yg tersungkur karna tonjokan dari Samudra.

"SAYA EMANG BAJINGAN! KARNA SAYA ADALAH BENIH DARI SEORANG YG LEBIH BAJINGAN, DAN SAYANG NYA BENIH BAJINGAN ITU LAHIR DI RAHIM YG SUCI!" teriak Samudra murka.

"Saya tak menyesal lahir dari rahim mama saya, tapi saya menyesal karna benih nya dari anda" ulang Samudra lagi.

"Keluar kamu!" titah Ellard dingin.

"Mmas jangan mas" pinta Meysa sembari menggeleng.

"Kamu merasa hebat kan karna keahlian mu di dapur itu"

Samudra jengah sekali mendengar suara sang Papa, sungguh ia tak suka drama ini. Apalagi melibatkan sang Mama yg sampai menangis, membuat ulu hati Samudra sakit.

"Mas.. aku mohon, kita cuma punya Samudra"

"DIAM MEYSA!!"

Mata Samudra melotot mendengar itu. Ia membenci siapapun yg membentak mama nya.

"JANGAN BENTAK MAMA SAYA!" teriakan Samudra menggelegar ke seisi rumah.

"Samudra..." lirih Meysa sambil menggeleng.

"Angkat kaki mu dari mansion Papa, dan kita lihat apa kamu bisa hidup tanpa uang Papa. Silahkan jadi gembel di luar sana!"

Samudra tertawa pelan mendengar perintah itu. Baginya lantunan kata perkata dari mulut Papa nya itu sangat lucu.

(SA)mudra (MA)risaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang