Sunwoo hari ini baru pulang futsal sama anak-anak komplek yang lain. Nah sekarang dia mampir dulu ke warung deket lapangan buat beli minum dan sekedar nongki sama Bomin. Capek kan soalnya ronde futsal tadi ga main-main. Sampai larut pula mainnya, terus lutut nya Bomin juga ada yang luka karena jatuh, jadi mereka istirahat dulu ceritanya.
"Eh anw Nu, lo pelajaran Geeografi diajarin sama bu Yubin kan?" Tiba-tiba Bomin bersuara.
"Iya, kenapa emang? Lo juga...?" Sunwoo taruh minumannya di sebelah lalu tatap Bomin yang duduk di depan.
Btw warung disini menyediakan fasilitas bangku panjang di depannya, jadi mereka bisa leluasa buat ngobrol dan nongkrong.
"Lo udah diajarin materi bab 4 ga? Yang disuruh rangkuman gitu?"
Sunwoo mikir sambil menengadah keatas, "kayanya udah...lupa sih. Kenapa? Oh pasti mau nyontek."
Cengiran Bomin udah menjawab pertanyaan Sunwoo. "Hehe."
"Gue kalau gasalah udah. Nanti gue fotoin dirumah terus gue kirim ke lo." Sunwoo minum minumannya lagi.
"Thanks ya."
Sunwoo mangut-mangut dan kembali larut pada lamunannya lagi.
"Masih suka Chaewon?" Pertanyaan Bomin buat Sunwoo refleks nengok, Sunwoo naik darah.
"Kepo lu, njing."
Bomin ngekekeh, "seriusan hei..."
"No komen untuk pertanyaan itu."
"Kenapa sih masih suka sama dia...jangan-jangan kena syndrom bucin sama frist love nih." Tebak Bomin.
"Mungkin." Sunwoo angkat bahu sambil buang muka acuh.
"Nahkan bener." Kata Bomin, "gue kasih saran nih ya Nu, emang bucinin frist love tuh suka susah ilangnya. Bahkan butuh waktu lama buat lupain...tapi jangan terlalu berharap tinggi buat dia balik lagi ke awal-dimana lo masih suka banget sama dia sejak pandangan pertama. Karena belum tentu apa yang lo harapin adalah keinginan dia."
Sunwoo lirik Bomin dengan muka datarnya, "salut juga sama quotes lo. Belajar ngebucin dimana? Bijak bener."
Bomin ngedengus sambil minum sodanya, "gue kan anak didik bapak Einsetein. Kalau dia mungkin pandai dalam teori fisikanya, kalau gue mungkin pandai menyikapi teori pembucinan anak SMA."
"Dasar." Sunwoo geleng-geleng kepala.
Bomin nyengir, "Eh btw pulangnya mau beli eskrim goceng yang deket pertigaan?"
"Lah goceng emang? Ceban kali..."
*¹goceng : lima ribu rupiah
²ceban : sepuluh ribu rupiah
"Lah iya masa? Perasaan limaribuan...""Sepuluh ribuan anjir, mana ada sekarang yang ceban harganya."
Bomin garuk tengkuknya, "iya juga sih..."
Ada mobil yang melintasi mereka, mobil itu terparkir tepat di sebelah lapangan dan pemiliknya keluar darisana. Sunwoo menyipit, dia kepo sama orang yang keluar dari kendaraan itu.
"Widih mobilnya keren." Decak Bomin yang ternyata merhatiin juga.
Sunwoo lirik dia dan kembali liat orang yang keluar dari sana.
"Kak Chaewon?" Bukan Sunwoo yang ngomong, bukan Bomin juga yang ngomong, tapi Chaeryeong.
"Loh kok lo disini?" Berbarengan Sunwoo sport jantung dan hampir ngumpat di tempat, Bomin nanya ke Chaeryeong. Lagian gaada angin gaada ujan, gaada petir, gaada pengumuman atau apa Chaeryeong tiba-tiba nongol di sana. Udah gitu nongolnya gatau tempat malah duduk di sebelah Sunwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin.Id✔
FanficBerawal dari temen ngaji, berakhir ngebucin sekomplek. (The Boyz x Izone) #BucinAkut #Friendzone #Hiksrot Cover by @FidySun