RISA POV
Aku serasa melayang di air yang sangat sejuk. Aku suka air. Tapi hatiku serasa lelah sekali dan aku tidak mau keluar dari air. Aku ingin tidur di air dan melupakan sakit hati ini. Aku lelah Tuhan..
“Risa...” aku mendengar seseorang memanggil-manggil namaku sangat pelan.
Hmm.. mungkin cuma perasaanku saja.
“Risa.. tolong bangun anakku sayang” triakan itu semakin kencang dan suara ini mirip dengan suara Mama.
“Risa.. Risa.. sadarlah” kali ini aku mendengar suara seperti suara Papa.
“Risa.. bangunlah.. aku berjanji mulai saat ini akan menjagamu” kali ini terdengar seperti suara sebaya denganku.
Tiba-tiba aku serasa melihat cahaya terang dan aku bisa melihat mama, papa, dan seorang laki-laki?”Hey.. siapa orang ini” aku ingin bertanya tapi tenggorokanku serasa kering sehingga bukan suara yang terdengar melainkan batuk yang sangat membuat dinding kerongkonganku nyeri.
Mama dan Papa pun langsung memelukku.
“Mama.. memang cengeng ya..” aku mulai bisa mengeluarkan suaraku sambil nyengir karena dipeluk oleh kedua orangtuaku. Kedua abangku kuliah di luar negri. Abang yg pertama, kuliah di negeri kangguru, Australia dan Abang yang kedua kuliah di London. Makanya kedua orangtuaku sangat dekat kepadaku. Bahkan papaku saja masih sering tidur bareng denganku.
Tiba-tiba mama menjitak kepalaku sambil tertawa dan kembali memelukku lagi. “dasar Mama” pikirku.
“Mama udah tahu semua kejadiannya tadi anakku. Mama turut menyesal atas kejadian tadi” Mama memelukku sambil menangis lagi.
“Ma.. I, i amnot a monster” jawabku sambil memeluk mama dengan keras dan tak terasa air mataku sudah berlinangan lagi. “Risa bukan Monster,Maa..” aku sesenggukan menangis dan Papa hanya bisa menepuk-nepuk punggungku.
Tiba-tiba seseorang menawarkan kehadapanku air minum dan laki-laki yang menolongku di gereja tadi masih disini.
“siapa kamu?” tanyaku spontan. Air mataku sedikit mereda karena saat ini aku sedang kebingungan.
“hay namaku Denis Manurung. Aku satu sekolah dengan kamu kok. Cuma kita beda kelas aja” jawabnya tegas.
“dy yang selamatin risa tdi waktu lagi galau” mama pun tertawa meledekku jadinya mukaku merah deh. Dasar Mama!!
“oia Risa. Mama dan papa keluar dulu ya. Kamu ngobrol ngobrol saja dlu dengan nak denis. Mama ambilin kalian makanan kecil dan minuman ya?”
“siip tante, yang banyak ya.” Jawab Denis dengan tersenyum sangat manis.
Dag..dig..dug.. aku bersama laki-laki yang tak kukenal. Huaaa
“hay risa” denis membuka pembicaraan.
“hay denis” jawabku singkat. Aku pertama kali di kamar dengan seorang laki-laki sebaya.
“bagaimana kabarmu? Aku menemukan kamu lari-lari kemudian kamu pingsan ditanganku. Kamu nabrak aku tadi” denis berbicara dengan sopan dan tegas. Bahkan sepertinya dia sudah biasa berdua dengan gadis dikamar. Dy bahkan ga grogi!!
“sudah baikan kok,den. Makasih ya uda nolongin aku tadi” jawabku dengan tulus.
“aku kenal dengan andre dan erika” tiba-tiba denis membuat hatiku yang tadinya sudah lega menjadi berkecamuk lagi karena mendengar kedua nama yang membuatku benci itu
Tiba-tiba aku mengeluarkan air mata lagi. Air mata sakit hati karena dipermalukan di depan orang yang aku sayang.
“aku sudah tak perduli dengan mereka, den. Aku hanya ingin melanjutkan hidup. Aku menyesal sudah menyukai laki-laki yang salah”
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, I am not a Monster
RomanceMencintai sesorang sejak pertama kali mungkin hal yang sangat membahagiakan bagi banyak orang yang sedang mengalami yang namanya syndrom jatuh cinta. Begitu juga dengan ku.. aku sedang jatuh cinta dengan laki-laki yang harusnya tidak boleh ku cinta...