Back again to next chapter :D
Gw balek lagii.. cihaaaayyyyy..
First, thankx buat yang baca. Smpe ada di follow lg.. *harlem shake.com*
Pngen gw peluk satu-satu biar ikud ngerasain kebahagian gw..
Gw bener-bener berlinang air mata smpe gag tau mau berkata apa lgi.
Makasi banyak udh bacaaaaa cerita gaje sayaaa T^T
Dan,
buat plagiator.. tolonglah menghargai karya orang lain yang telah berusaha mengembangkan imajinasinya sendiri... buatlah karya anda sendiri walaupun itu tidak bagus.. berbanggalah pada diri anda sndiri dan jangan merugikan orang lain.
Okee langsung ajaaa yaa tak banyak cingconggggg...
Cekidotttttt !!!
**************************************************
Risa dan beberapa anggota tim nya terlihat sibuk celinguk kanan kiri. Mereka sedang hunting-hunting furniture yang sedang ngetren di sebuah mall besar di jakarta. Risa sendiri tampak mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar seorang anggota tim nya menjelaskan sebuah furniture antik bergaya spanyol pada risa.
“ini bagus buat bahan pertimbangan, yu.. km buat di daftar ya..”
“iaa bu.. bagaimana dengan yang bergaya minimalis ini bu?” ayu bertanya sambil tetap melihat daftar yang dipegangnya sedaritadi. Namun risa tak kunjung menjawab. “bu?” ayu akhirnya memandang ketua timnya itu.
Risa sedang terpaku membatu menatap kejauhan.
“ibu..?” ayu kelihatan panik dan menyentuh tangan risa.
Risa sedikit tersadar kemudian memandang ayu, asistennya.
“saya kesana bentar.. km ke pak andre aja dlu” risa terlihat datar dan diikuti oleh anggukan asistennya itu.
Risa berjalan lurus dengan sedikit menahan nafasnya. Memandang lurus dan akhirnya menemui seorang pria yang sedari tadi menjadi pusat penglihatannya.
“denis...” risa gemetar namun segera ditepisnya rasa menggebu-gebu itu.
Denis memandang risa dengan sedikit shock. “risa..”
Risa tersenyum lega. “akhirnya lo ingat gw, den.”
“yang kemarin ketemu di pesta itu kan.. tentu saya masi ingat” denis tersenyum kecil.
Risa meringis kesal.
“den.. lo ga ingat gw? Lo boong kan?” risa menggeram emosi yang membuat beberapa orang di mall itu melihat mereka.
Denis menarik tangan risa ke sebuah area permainan time zone yang tak jauh dari tempat mereka bertemu tadi.
Risa hanya bisa pasrah. Mengikuti kemana denis menariknya. Menikmati sentuhan tangan denis yang sedang memegangnya walau menyakiti tangan risa.
Risa tersenyum lega dan memandangi badan denis dari belakang. Karena dy tau, denis tak akan melupakannya.
“hey.. nona kenapa bengong?” denis melambaikan tangannya ke muka risa.
Risa malah langsung memeluk denis.
“hey.. hey.. risa.. lepasin?” denis mendorong risa dengan keras.
Risa bengong. Kemudian menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, I am not a Monster
RomanceMencintai sesorang sejak pertama kali mungkin hal yang sangat membahagiakan bagi banyak orang yang sedang mengalami yang namanya syndrom jatuh cinta. Begitu juga dengan ku.. aku sedang jatuh cinta dengan laki-laki yang harusnya tidak boleh ku cinta...