30. Gelisah

2.7K 140 1
                                    

Di Chapter Sebelumnya.....

Tenong!

Suara ponsel milik Chelsea membuat gadis itu keluar dari lamunannya. Dengan sigap gadis itu membuka message yang masuk ke dalam ponselnya.

Pasti dari Rexan, pikir gadis itu.

Namun saat ia melihat pesan yang masuk ke dalam ponselnya, senyum yang tadinga mengembang, tiba-tiba saja meredup.

From: +6289865728xxx
Hi Chel... i miss u.
Are u miss me too?

===

Tenong!

Lagi dan lagi notifikasi message ponsel Chelsea berbunyi. Masih dennen nomor yang sama, yang berarti pengirimnya sama, orang itu kembali mengirimi Chelsea sebuah message.

From: +6289865728xxx

I will see u soooooo soon, dear

Sebuah senyum yang tadinya terpampang di wajah cantik milik Chelsea tiba-tiba saja menghilang, kedua alis gadis itu pun menyatu setelah membaca message yang baru saja ia terima.

Siapa yang mengirimiku pesan seperti ini?

Apakah salah sambung?

Ataukah............

"Lo kenapa Chel, kok tiba-tiba pucat kayak gitu?" Tanya Aleena setelah melihat keanehan yang ada pada Chelsea.

Chelsea tersentak kaget, "Hah? Enggak... gue nggak apa-apa kok. Emangnya kenapa?" Gadis itu justru bertanya balik kepada sahabatnya itu.

"Loh kok malah nanya balik? Itu coba lo ngaca, lo pucet Chel." Aleena menyodorkan sebuah cermin kecil kehadapan Chelsea. "Apa kita balik aja? Gak usah pergi ke hotel X kali ya?" Tanyanya lagi.

"Eh gapapa," Chelsea menggelengkan kepalanya menolak. "Asli gue gak kenapa-kenapa kok, Al. Trust me i'm okay."

Aleena menghela nafasnya pelan, "Yaudah tapi kalo misalnya lo emang dirasa gak enak, lo langsung bilang ya. Gue takut ketempuhan sama Rexan nanti," katanya sembari tertawa dipenghujung perkataannya.

Chelsea ikut-ikutan tertawa dibuatnya, "Hahahaha... nggak lah, ya kali, Al. Lagian gue aja gak tau hari ini Rexan kemana. Dari tadi subuh, orangnya udah gak ada di rumah," katanya.

"Maybe lagi urusin urusan kantor kali? Si Gerald juga suka gitu. Paling ya nanti pulang abis jadi daging cincang sama gue," kata Aleena. "Tapi Chel... ngomong-ngomong, lo sama Ken... gimana?" tanyanya.

Deg.

Jantung Chelsea serasa berhenti berdetak pada saat Aleena menanyakan hal tersebut kepada dirinya.

"Gue juga nggak tau, Al," kata Chelsea.

"Nggak tau, gimana maksudnya?"

Chelsea menghela nafasnya pelan, "Gue udah coba bilang ke dia waktu itu buat gak ganggu gue lagi karena gue udah berkeluarga. Gue udah punya suami dan bahkan gak lama lagi gue bakalan punya anak, tapi ya gitu, Ken kayaknya masih gak ngerti. Satu-satunya cara adalah ya gue harus menghindar dari Ken," katanya. "Tapi... bodohnya gue malah terikat kontrak pekerjaan sama dia."

"Memangnya setelah yang pemotretan di Bandung waktu itu ada lagi?" Tanya Aleena.

"Nggak ada sih, itu yang terakhir. Ya, semoga aja itu bisa jadi pertemuan terakhir sama dia dan dia gak bakalan ganggu gue lagi deh," kata Chelsea.

Aleena mengangguk-anggukan kepalanya, "Pokoknya apapun yang terjadi, lo harus selalu cerita sama gue ya, Chel. Inget kan, meskipun sebentar lagi kita udah punya buntut masing-masing, kita berdua tetep sahabatan, oke?" tanyanya.

"Hahahaha... buntut gak tuh. Iya Aleena sayang," kata Chelsea.

===

Tak terasa mereka berdua pun sudah sampai di sebuah hotel berbintang di kawasan Jakarta Selatan, tempat diselenggarakannya sebuah acara launching salah satu brand make up ternama di Indonesia dan bahkan di Asia.

Aleena yang sangat excited dengan hal ini langsung menggandeng tangan Chelsea dan cepat-cepat untuk memasuki ball room tempat diselenggarakannya acara tersebut.

"Sabar Al, pelan-pelan," kata Chelsea. "Lo masih inget kan, kita berdua pada lagi bunting?" tanyanya.

"Hehehe... maap," kata Aleena. "Abis gimana ya, gue bener-bener seneng banget dah bisa ke sini."

Tidak heran mengapa Aleena sangat gembira sekali untuk datang ke acara launching produk terbaru dari sebuah brand make up yang bisa dibilang cukup ternama, karena pada dasarnya Aleena memang sangat menyukai make up. Bahkan dulu cita-citanya adalah menjadi seorang make up artist ternama, tapi sayang... cita-citanya itu harus kandas karena kedua orang tuanya tidak mengizinkan dirinya untuk mengikuti kelas make up.

"Ayo Chel sini sini," kata Aleena menarik tangan Chelsea ke sebuah stand bagian lipstick.

Chelsea yang ditarik tangannya hanya bisa mengikuti keinginan sahabatnya itu. Sejujurnya Chelsea tidak begitu tertarik untuk datang ke acara seperti ini, namun demi untuk menemani sahabatnya itu, ia akhirnya menyetujui untuk ikut ke sana.

Aleena mengambil sebuah lipstick matte berwarna pink peach dari tempat lipstick. "Chel Cobain deh kayaknya ini warnanya cocok sama lo," katanya.

Selalu seperti itu. Sejak SMA dulu, memang Aleena sangat suka untuk meminta Chelsea menjadi bahan percobaan untuk produk-produk make up yang akan ia beli.

"Ah gila! Cantik banget!" Kata Aleena girang.

"Emang cantik, gak usah berlebihan kayak gitu, Al," gumam Chelsea.

"Maksud gue warnanya..." Aleena terkekeh pelan.

Chelsea menoyor kepala Aleena pelan, "Dasar. Untung aja lo temen gue, Kalo bukan mah..." katanya. "Yaudah Al, gue mau liat-liat ke sana dulu ya, kayaknya tas-tasnya juga pada bagus-bagus."

Aleena mengangguk pelan, "Oke, gue mau cari-cari barang gue dulu sama bayar barang gue dulu, baru nanti gue samperin ya," katanya.

"Oke," kata Chelsea.

Mereka berdua pun akhirnya memisah. Aleena asik dengan dirinya sendiri, begitu pun juga dengan Chelsea yang asik melihat-lihat desain tas terbaru dari suatu brand, Karena kebetulan yang mengikuti Pameran di hotel itu tidak Hanya dari kategori make up saja, namun dari sepatu, tas dan lain-lainnya pun ada.

Sesekali Chelsea mengecek ponselnya untuk melihat apakah Rexan sudah membalas pesan darinya. Namun sampai saat ini, Rexan masih belum juga membalas pesan teks darinya, bahkan laki-laki itu sama sekali belum membaca pesan dari Chelsea.

Chelsea menghela nafasnya pelan, "Rexan kemana ya?" tanyanya.

Kembali Chelsea melihat-lihat disana, matanya melihat satu tas yang berhasil memikat hatinya. Tas kecil berwarna merah marun yang sangat anggun dan manis.

Akan tetapi saat Chelsea hendak mengambil tas tersebut di depan matanya, tiba-tiba saja tas tersebut diambil oleh orang lain.

"Sorry yang duluan ngambil berarti jadi punya saya dong?" Tanya orang tersebut.

Chelsea menoleh ke arah orang tersebut. Matanya membulat seketika saat ia Melihat ke arah orang tersebut. "Kak Karin...?" tanyanya.

Tubuhnya seakan-akan membeku saat ia melihat orang yang bernama Karin tersebut. Ia terdiam melihat ke Arah orang itu, rasanya jantungnya berhenti berdetak, dunia seakan-akan berhenti juga pada saat yang sama. Chelsea sama sekali tidak tau reaksi seperti apa yang harus ia tunjukkan kala itu.

"Long time no see, Chelsea," kata orang yang bernama Karin tersebut. "Apa kabar, Do you miss me?" Tambah orang itu.

Bersambung...

***

CERITA INI TELAH DI KONTRAK OLEH PIHAK WEBNOVEL

PART SELANJUTNYA DARI CERITA INI AKAN DILANJUTKAN DI WEBNOVEL, TERIMA KASIH BANYAK ATAS DUKUNGAN CERITA INI^^

—Webnovel: ecstusea—

Because The Baby [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang