13. Can I Be in Your Heart?

5.3K 237 5
                                    

Rexan mengamati file yang berisi surat perjanjian pernikahan kontrak dirinya dengan Chelsea. Laki-laki itu tampak mendengus kecil, "Kenapa gue bisa-bisanya waktu itu bikin surat beginian sih ya?" tanyanya yang kemudian segera meletakkan surat tersebut kembali di dalam brangkas miliknya.

Matanya tertuju pada foto-foto dirinya juga Karin—mantan kekasihnya—yang masih bertengger manis di meja, nakas serta dinding kamar miliknya. Ia mengambil salah satu figura foto tersebut yang melihatkan foto Karina dan juga Rexan sedang tertawa bahagia.

Kembali ia meletakkan foto itu. Ayo, Rex. Lupain dia. Lo udah punya keluarga dan sebentar lagi akan punya anak, katanya dalam hati.

===

Keesokan harinya...

Chelsea mengerjapkan matanya sesaat ia bangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk melihat jam yang bertengger manis di dinding kamarnya sembari mengisi nyawanya untuk kembali utuh.

Hidungnya mulai mengendus-endus sesuatu yang rasanya sangat lezat yang berasal dari luar kamarnya. Ia yang penasaran pun akhirnya keluar dari dalam kamar, berusaha mencari tahu kira-kira dari mana sumber bau tersebut.

"Rex?!" kata Chelsea saat mengetahui bahwa laki-laki tersebut sedang berakrobat di dapur rumahnya, ditemani dengan Mbok Ijah di sampingnya.

Rexan menoleh ke arah Chelsea sekilas kemudian kembali fokus pada makanan yang sedang dimasaknya saat itu, "Eh Chels? Kamu udah bangun?" tanyanya.

"Hm-mm, udah. Kamu ngapain deh?" tanya Chelsea.

"Iya ini non, si aden teh gangguin mbok masak aja di dapur. Tadi pagi pas mbok baru datang, den Rexan langsung nyuruh mbok beli bahan makanan di tukang sayur. Katanya mau belajar masak," balas Mbok Ijah.

Chelsea terkekeh pelan, "Mbok, aturan mbok bangunin Chelsea aja. Biar Chelsea yang masakin," katanya. "Kalo Rexan mah cuma berantakin aja."

"Sembarangan kamu ya, Chels. Kamu belum cobain aja masakan aku. Tadi si mbok udah cobain, katanya enak. Ya, kan mbok?" tanya Rexan.

Mbok Ijah mengangguk pelan sambil mencoba untuk menahan tawanya.

"Udah kamu mending duduk aja, sebentar lagi mateng ini," kata Rexan.

Chelsea pun menuruti perkataan Rexan.

Tak lama kemudian, Rexan datang menghampiri Chelsea sembari membawakan sebuah piring yang berisikan nasi goreng spesial beserta omelette telur buatan Rexan ke hadapan Chelsea.

"Loh kok cuma satu piring? Punya kamu mana?" tanya Chelsea.

Rexan menggeleng pelan, "Untuk kamu aja. Bumil harus banyak makan, biar bayinya sehat. Lagi pula, kamu kan tau kalo aku gak bisa sarapan," katanya. "Udah buruan makan, ini aku yakin deh 100% enak."

Gadis itu tersenyum kecil, ia pun mulai mencicipi masakan yang Rexan buatkan.

"Gimana gimana?" tanya Rexan penasaran.

Chelsea masih mengunyah makanan di dalam mulutnya. "Ini serius kamu yang masak?" tanyanya.

"Iya..." kata Rexan. "Gak enak ya?"

"Enak banget!"

Rexan tampak senang saat mendengar pujian dari Chelsea. "Beneran?!"

"Iya, bener. Nih coba kamu cicipin." Chelsea menyendokkan nasi goreng dalam sendoknya dan memberikannya pada Rexan. "Enak kan?" tanyanya pada Rexan.

"Wah ternyata aku ada bakat terpendam," kata Rexan.

Chelsea terkekeh, "Ada-ada aja kamu. Ngomong-ngomong, kenapa mendadak kamu masakin aku pagi ini?" tanyanya.

Because The Baby [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang