5. I'm The Father of This Baby

10K 407 13
                                    

Rexan duduk di ruang tunggu, menunggu kabar dokter mengenai Chelsea. Laki-laki itu harap-harap cemas tentang bagaimana keadaan Chelsea di dalam.

Dari kejauhan, Aleena dan juga Gerald berlari ke arah Rexan. Ketika mereka diberi kabar oleh Rexan bahwa Chelsea pingsan dan dilarikan ke rumah sakit, Aleena dan Gerald langsung segera menyusul ke rumah sakit.

"Al, lo kan lagi hamil, jangan lari-lari gitu lah. Entar urusan Chelsea belom kelar, urusan lo lagi," ujar Rexan pada Aleena.

Aleena tidak mempedulikan perkataan Rexan barusan. "Gimana gimana, Rex?" tanyanya. "Kata dokter apa? Chelsea gapapa kan?"

"Iya iya... gimana, Rex, Chelsea?" tanya Gerald yang juga penasaran terhadap keadaan Chelsea.

Rexan menggelengkan kepalanya, "Gak tau. Dokter belom keluar ruangan dari tadi."

Semoga aja Chelsea gapapa... dan semoga— Perkataan Rexan terhenti saat dokter keluar dari dalam ruangan.

Dengan sigap Rexan langsung menghampiri dokter yang merawat Chelsea, "Dok, gimana keadaan Chelsea?" tanyanya.

"Bapak keluarga dari Chelsea? Suaminya?" tanya Dokter pada Rexan.

"Saya bu—"

Dokter itu tiba-tiba tersenyum, "Selamat ya, Pak, sebentar lagi bapak menjadi seorang Ayah," katanya.

"Ay—ayah? Maksudnya Dok?" tanya Rexan memastikan.

"Hahaha..." Dokter itu tertawa. "Istri bapak hamil, sudah memasuki minggu ke empat. Keadaan istri bapak gapapa kok, hanya kecapean dan butuh istirahat aja, wajar terjadi di tri semester kehamilan. Sebentar lagi juga istri bapak sudah kembali sadar. Oh iya pak, dijaga ya istrinya, jangan membuatnya stres karena itu akan mempengaruhi kehamilannya," jelasnya. "Ada lagi yang ingin ditanyakan pak?" tanya Dokter.

Rexan yang masih tidak percaya atas perkataan dokter, hanya menjawab pertanyaan dokter itu dengan menggelengkan kepalanya.

"Baik, kalau seperti itu, saya permisi dulu ya, Pak." Dokter tersebut kemudian pergi dari hadapan Rexan, Aleena dan juga Gerald.

Sama seperti Rexan, Aleena dan juga Gerald juga tak percaya atas apa yang dikatakan dokter bahwa sahabatnya itu sedang mengandung.

"Ger, aku gak salah denger kan?" tanya Aleena.

"Enggak. Kok Chelsea bisa hamil? Kamu tau dia sekarang dekat sama siapa?" tanya Gerald.

Aleena menggelengkan kepalanya, "Aku harus cepet cari laki-laki itu. Laki-laki yang udah ngehamilin Chelsea. Dia harus tanggung jawab!" katanya dengan penuh amarah.

"Gu—gue..." Rexan menggantungkan perkataannya. "Gue papanya anak yang dikandung Chelsea."

Gerald terkekeh mendengar pernyataan Rexan barusan. "Rex, jangan ngaco deh. Gimana bisa coba? Udah ah jangan becanda gitu," katanya.

Rexan menatap Gerald, "Gue serius. Chelsea hamil... karena gue. Gue sama dia udah ngelakuin—" katanya.

"Gila lo ya!" Aleena mendorong Rexan. "Lo kenapa rusak sahabat gue?! Rex! Sumpah ya!" katanya penuh amarah.

"Maaf..." Rexan menghela nafasnya panjang. "Ini semua salah gue. Gue gak nyangka bakalan kayak begini," katanya.

Gerald menatap Rexan kesal, "Urusan kita belom selesai ya, Rex, jangan berani-beraninya lo lari dari tanggung jawab," katanya. "Udah deh, lebih baik kita liat keadaan Chelsea dulu. Itu yang lebih penting sekarang," tambahnya lagi.

Aleena, Gerald dan juga Rexan pun akhirnya masuk ke dalam ruangan dimana Chelsea dirawat.

"Chel? Udah sadar?" kata Aleena saat mengetahui bahwa sahabatnya sudah sadarkan diri. "Gimana? Apa yang sakit?" tanyanya.

Because The Baby [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang