43. Rencana Jahat

1.6K 79 6
                                    

Beberapa hari berikutnya...

Sepasang kaki jenjang melangkahkan kakinya di sebuah perusahaan ternama di kawasan Jakarta. Dengan menggunakan mini dress berwarna hitam dipadukan blazer berwarna abu-abu serta mata hitam, wanita itu berjalan menuju ke sebuah ruangan CEO perusahaan itu.

"Kamu di sini?" sapa laki-laki yang ada di dalam ruangan tersebut saat wanita itu telah tiba di sana.

Wanita itu sama sekali tak menjawab sapaan dari laki-laki itu dan lebih memilih untuk duduk di sofa yang ada di sana dan meletakkan tas gucci miliknya di atas meja tersebut.

Matanya tampak terfokus pada sebuah foto yang berukuran besar terpajang di kantor laki-laki itu. Sebuah foto seorang gadis sedang tersenyum yang menunjukkan gigi-giginya yang rapih dan tentu saja ia sangat mengenali siapa perempuan yang ada di foto tersebut.

Ia tampak membuka kaca matanya, memperlihatkan kedua matanya yang menatap laki-laki itu dengan tajam. "Jadi kamu masih mencintai gadis itu?" tanyanya langsung tanpa basa basi.

Laki-laki itu tampak terdiam. Ia justru menoleh ke arah foto yang sama dengan yang dilihat oleh wanita itu.

Tentu saja... batin laki-laki itu.

Wanita itu yang sudah mengetahui jawabannya sebelum laki-laki itu menjawab pertanyaannya pun hanya bisa tersenyum tipis, "Jadi bagaimana?" tanyanya langsung tanpa basa basi.

"Apanya yang bagaimana, Rin?" tanya laki-laki itu yang kebingungan pada Karin. "Aku gak mengerti maksud kamu apa."

"Kamu dan Chelsea." Karin memperjelas maksud dari pertanyaannya itu.

Dahi laki-laki itu mengkerut kebingungan, "Maksudnya?"

Karin tampak menghela nafasnya panjang, seakan-akan ia sebal bahwa laki-laki yang berada di hadapannya itu tidak mengerti apa maksud dari dirinya. "Hhhhh... kamu sama Chelsea, udah ketemu Ken?" tanyanya.

"Ooh itu, udah sih tapi...," Ken menggantungkan perkataannya. "Sepertinya aku terlambat sedikit."

"Kamu mau mendapatkan wanitamu kembali kan?" tanya Karin.

Ken menganggukkan kepalanya, "Ya udah pasti lah kalo itu. Pertanyaanmu itu emang aneh banget," katanya. "Justru tujuanku balik ke Indonesia setelah lama di luar negri ya karena pengen kembali sama dia, kalo enggak ya buat apa dong," katanya.

"Dan aku juga mau kembali sama Rexan," kata Karin.

"Kamu kenal sama laki-laki itu?" tanya Ken.

Karin menganggukkan kepalanya, "Sangat. Aku sangat mengenali dia, Ken," katanya.

"Bagaimana bi— OHHH!! Aku ingat sekarang!" kata Ken. "Dia itu laki-laki yang pernah kamu tinggalin dan kamu lebih memilih untuk pergi ke Prancis dan—"

"Sudah jangan dilanjutkan," titah Karin.

"Kamu sudah menyesal sekarang karena dulu pernah meninggalkan Rexan? Atau...?" tanya Ken.

Wanita itu tampak menggedikkan bahunya, "Aku sama sekali tidak pernah menyesal atas apa yang telah aku lakukan. Dan aku ingin kembali sama Rexan bukan atas dasar aku menyesal karena pernah kehilangan dia tapi..."

"Tapi...?" Ken penasaran dengan kelanjutan perkataan yang dilontarkan oleh Karin.

"Nggak. Nggak jadi," kata Karin, yang lebih memilih untuk mengurungkan perkatannya. "Kalo begitu kita sekarang satu tim kan?" tanyanya.

"Satu tim?"

"Iya, satu tim. Kamu kan pengen mendapatkan Chelsea kembali dan aku juga pengen untuk mendapatkan Rexan kembali," kata Karin.

Because The Baby [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang