Darkness [2]

1.9K 234 36
                                    

Warning!!

Untuk chap ini akan ada pembullyan, kekerasan dan kata-kata kasar. Hal ini mungkin akan menimbulkan/memicu rasa tidak nyaman bagi sebagian pembaca. Mohon untuk bijak dalam chap kali ini, thank you!

Paragraf bergaris miring/Italic adalah flashback.

Chap kali ini sedikit panjang..


Sepanjang jalan ke arah pulang senyum manis masih betah bertengger di bibir tebal sang pemuda. Bahkan saat memasuki lift, ia tak memperdulikan tatapan heran dari para tetangga apartement nya.

Namun tak lama senyum Jisung hilang ketika sampai di depan pintu apartement. Samar-samar pemuda itu mendengar suara ribut dari dalam. Ia mendesah lelah. Lagi-lagi seperti ini.

Di ruang tamu yang cukup luas itu, tidak terdengar sunyi ketika ia masuk. Rutukan, umpatan, dan amarah memenuhi pendengaran nya. 

Tatapan datar ia tampilkan kala melihat dua sosok yang selalu ribut itu. Bisakah? Bisakah sekali saja 'mereka' tak mengganggu kedamaian hidup nya?.

Prang.

Bruk.

Brak.

Jisung tak memperdulikan lagi suara dari benda-benda yang di lempar. Seolah sudah terbiasa, ia bahkan langsung menuju dapur dan mengambil snack pringles warna pink yang tersedia di meja. Lumayan, bisa menonton opera sabun gratis. Pikirnya.

"DASAR EGOIS, KENAPA KAU SELALU SAJA SEPERTI INI HAH!?"

"APA MAKSUDMU? DAN KENAPA KAU SELALU MENYALAHKANKU?!".

"CUKUP! AKU TIDAK MAU LAGI MELANJUTKAN INI, AKU SUDAH MUAK!!".

"KAU KIRA AKU MAU? AKU JUGA SUDAH MUAK!!".

Hening. Tak ada lagi teriakan-teriakan yang menggema.

Kres..

Kress..

Jisung yang masih sibuk mengunyah snack mengeryit heran saat 'mereka' berhenti bertengkar. "Kenapa berhenti? Aku masih ingin melihat pertengkaran kalian".

Kedua sosok itu menoleh cepat ke sumber suara.

"Oh, Jisung. Sejak kapan kau di situ?". Ucap salah satu pria yang tadi bertengkar.

Tangan kanan Jisung masih tetap membawa snack pringles, ia menuju ruang tamu tempat 'mereka' tadi bertengkar. Kaki nya menendang-nendang sampah makanan dan minuman yang berserakan di lantai.

"Sejak kalian berteriak seperti kesetanan mungkin. Dan bisakah kalian berhenti bertengkar?!". Sentak nya sambil duduk di sofa. Jisung mendesah lelah, apartement nya seperti sudah menjadi basecamp untuk kedua orang itu ribut.

Renjun-salah satu sahabat Jisung mendecak sebal dan menunjuk seseorang di depan nya. "Ck. Salahkan saja orang bodoh ini. Dia selalu saja tak memberiku kesempatan menang game.

Sedangkan orang yang di maksud mendelik tak terima saat di salahkan. Pemuda berkulit tan itu kembali menyahut "Kau itu yang bodoh! Dasar payah". Ucap nya sambil bersidekap dan menatap nyalang Renjun.

Seperti di komik-komik, aliran listrik terlihat saat Renjun dan Haechan bertatapan. Kedua nya seolah tak mau kalah adu tatap.

Trak.

Just Us |Chenji | JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang