Bagian 4

73 24 0
                                    

Jumat,12 Maret 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat,12 Maret 2021

Pulang sekolah Axel tidak langsung pulang ia pergi ke markas hanya untuk kumpul biasa bersama teman lainnya.

Sampai markas ia disambut seperti biasa yang dijawab oleh wajah datar milik Axel, Axel berjalan kearah sahabatnya kemudian merebahkan tubuhnya di salah satu sofa kosong.

"Malam ini ada acara gak?"tanya Abby.

"Kenapa?"tanya balik Regan.

"Gak cuman nanya doang sih." cengir Abby.

"Yang jaga markas malam ini siapa?"tanya Regan.

"Kita bang."sahut dua orang disana.

"Gue mau ikut suntuk dirumah."ucap Regan.

"Tumben."celutuk Gavin.

"Pada kemana pacar lo semua."heran Abby.

"Bosen gue."jawab Regan santai.

"Ye buat apa pacar banyak tapi lo masih juga bosen?"tanya Abby.

"Kalau gue dapet si murid baru itu gue gak bakalan bosen."cengir Regan.

"Kayak mau aja."ucap Gavin.

"Yaa harus mau lah, secara kan gue ganteng."pede Regan.

Axel sedari tadi hanya menyimak obrolan sahabatnya tanpa menyahuti.

Ponsel salah satu dari mereka berbunyi membuat semua menoleh ke arah meja yang ternyata ponsel Milik Axel.

Segera ia angkat tanpa melihat siapa yang telpon.

"Hm."

"Dimana?"

"Markas."

"Cepat pulang."

"Hm."

"Cepat Axel gak pa-"

Belum juga selesai bicara Axel segera mematikan sambungan secara sepihak lalu bangkit sambil memakai jaket yang ia pakai bantalan tidur tadi.

Tanpa pamit ia langsung pergi dari markas untuk pulang.

"Kebiasaan banget si bos."celutuk Regan.

Tak sampai 30 menit Axel sudah sampai dirumah setelah memarkir montor ia masuk dan mendapati sepasang suami istri duduk diruang keluarga.

"Assalamualaikum." ucap Axel.

"Waalaikumsalam."jawab suami istri serentak.

"Sini duduk."perintah Asya bunda Axel wanita yang masih kelihatan cantik tersebut menepuk tempat disamping.

"Ada yang mau ayah omongin sama kamu."ucap Hendri. "Nanti malam nenek kakekmu akan datang."lanjut Hendri dengan satu tarikan nafas.

Axel mengerti sekarang kenapa ia disuruh pulang. "Ngapain?"tanya Axel datar.

The Perfect Leader AxetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang