Chapter 3.

234 37 2
                                    

Selamat membaca 😉








Saat ini jam sudah menunjukan waktu pulang. Semua murid² sudah berhamburan. Memenuhi semua tempat parkir. Tidak terkecuali 4 manusia yang masih Anteng di Atas Jok motor masing-masing.

"Nunggu Apa kita?" Raya.

"Lahh iya,kita lagi nungguin apasih!" Wina ikut menyela. pasalnya mereka saat ini kebingungan karna entah siapa yang mereka tunggu.

"Lo gak Liat" Reyna Menunjuk segerombol murid² yang lumayan cukup padat keluar memenuhi area parkir.

"Ck! Selalu macet kaya gini,seharusnya ni tempat parkir di perluas Lagi" Wina Berdecak kesall.

Reyna tidak memusingkan itu semua,Dia Lebih memilih menunggu beberapa menit di atas motor dari pada harus berdesak-desakan seperti itu. Pikirnya.

Fokus Reyna teralihkan dengan gadis yang sedang duduk diam sedari tadi di belakangnya. Senyum Reyna terukir. Lucu Sekali. Anya terlihat mengantuk. Reyna perhatikan kalau sedari tadi kepala Anya seperti terantuk-antuk sangking ngantuknya.
Ck. Gadis ini selalu saja tidak ingat tempat dan waktu.

"Rey,gw sama wina balik dulu deh,Udh Lenggang dikit tuh parkiran" -Raya.

"iya Rey,gw takut kelamaan,kasian nyokap di rumah sendirian" Wina.

"Ok"

Raya dan wina melirik Anya yang sedari tadi sudah menyender nyaman dipunggung Reyna. Ya!! Anya sudah tertidur. Raya dan wina hanya tepok jidat melihatnya.

"Awas Rey jatuh tuh anak ke belakang hahaha" Raya menimpali dengan tawanya, pasalnya dia hanya takut Anya kejengkang kebelakang.

"Yuk Ray,dah sore ini" Wina.

"Siapp"


Setelah motor Raya dan wina melaju jauh. Reyna Kembali ke Atensi yang di belakangnya. Menghembuskan napasnya berat. Reyna mana tega membangunkan Gadis ini. Tidurnya pun pulas sekali. Apa mungkin. Karna dia hiperaktif. makanya tubuh Anya sangat cepat lelah. Tidurnya tidak terusik apapun,padahal banyak suara motor yang cukup nyaring di telinganya sekarang. Reyna meringis. Apa tidak sakit tidur duduk seperti itu.

"Ck! Anya"

"Bangun"

"Eunghh. Reyna" Anya mengrejapkan matanya. Matanya memerah jelas sekali menandakan dia sangat mengantuk sekali.

"udah sampe yah" Anya.

"Belum"

"ohh belum,Hoammm.. Ayok jalan lagi"- Anya

"Bangun dulu,nanti jatoh"

"eh hehe iya-iya ini Anya udah bangun kok"

"Hm"

Setelah memastikan Anya sudah bangun,Reyna segera menghidupkan motornya.

"Pegangan"

"i-iya"

Anya memgang ujung jaket hitam milik Reyna.

"Yang bener,kalau kaya gini nanti kusut jaketnya" Tangan Dingin Reyna menarik tangan hangat Anya kedepan, Agar bisa memeluk tubuhnya.

Anya? Dia sepertinya biasa saja. Anya hanya menganggap hal seperti itu wajar. Toh siapa juga yang bakal mikir cewek sama cewek naik motor pegangan sambil meluk begini.
Ingat! Anya itu polos.

Di pertengahan jalan,Reyna Tersenyum. Dari balik spion motor matic milik Anya. Dia bisa melihat wajah Anya yang terkena Angin sore. Poninya meliuk-liuk. Matanya terpejam akibat Angin sore yang cukup kuat dan dingin.

**
Sampai di perkarngan Rumah milik Anya. Reyna memakirkan motor itu seperti biasa di teras. Menatap Rumah yang selalu seperti biasa sepi. Hanya ada satpam dan bibi yang senantiasa masih menemani Anya di Rumah ini. Ya! Akibat Kecelakaan di MasaLalu. Kedua Orang tua Anya meninggal Akibat kecelakaan itu. Hati Reyna Masih saja merasa miris, dengan hidup Gadis Seceria seperti Anya ini.
Untung saja masih ada pak satpam dan bibi pembantu di rumah ini yang senantiasa menemani Anya.

"Reyna,mau masuk dulu?"

"G ush,Gw pulang dlu"

"o-oke." setelah Reyna Berbalik badan,ucapan Anya kembali terdengar.
"eh eh Reyna pulang naik apa?"

"Taksi". Tanpa membalikan badan Reyna kembali berjalan.

Tanpa tau tatapan seseorang yang sedikit sendu menatapnya.

"Huffttt..Anya Sendirian Lagi".











Sallam Kak Ray 🙋
Jangan Lupa Vote and comment yaa.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang